Butterfly

118 21 6
                                    

Youngmin menatap langit di atasnya, ia masih memikirkan perkataan Kwangmin kemarin. Semalaman ia tak bisa tidur, karna pembicaraannya dengan Kwangmin kemarin. Percaya atau tidak, perasaannya selalu mengatakan itu adalah Kwangmin.

Youngmin menutup wajahnya, frustasi. Kenapa aku harus melindungi Saeron? Ada apa dengan Mark? Apa Mark ada hubungannya dengan kematian Kwangmin? Apa ada seseorang lagi dibalik semua ini? Siapa? Siapa yang menjadi dalang dari ini semua? Setiap aku memikirkannya, rasanya semakin rumit saja. Kenapa kau harus mati dengan cara seperti ini, Kwang? Kenapa juga masalah ini tak kunjung selesai? Padahal aku sudah mengirim pria itu ke neraka? Tapi, kenapa masalah ini malah makin runyam?

Pintu atap tiba-tiba terbuka, menampakkan SinB yang terengah menghampirinya. "Kita perlu bicara, sekarang."

"Apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Youngmin, datar. "Aku tak punya banyak waktu, jadi cepatlah."

"Kau tak berubah sedikitpun, tetap ketus seperti biasanya." ujar SinB, pelan.

"Kau juga tak berubah, apa kau tak punya pekerjaan lain selain menggangguku?" ujar Youngmin, ketus.

"Aku juga takkan mau bicara denganmu lagi, kalau saja Saeron tak terlibat." ujar SinB, membuat Youngmin terdiam.

Youngmin menghela nafas, Taeyong pasti sudah membicarakan semuanya pada SinB. "Kau tau apa? Apa yang melibatkan Saeron?"

"Kau pasti tau tentang sesuatu, kan? Aku tak bisa mengganggu kebahagian Saeron, hanya saja aku juga tak bisa menyalahkan Mark. Aku tak mau kisah lama kita terulang, jadi apa hubungannya kau harus menjaga Saeron dari Mark?" ujar SinB, tajam.

"Tanyakan saja pada Mark, kenapa bertanya padaku?" tanya Youngmin, acuh. "Aku harus mengajar, jadi..."

"Aku tau, aku tau Kwangmin ada disekitar Saeron. Kemarin dia masuk kedalam tubuh Sohyun untuk bicara denganmu, iya kan? Jawab aku, apa Mark ada hubungannya dengan kematian Kwangmin?"

Youngmin menatap SinB, membuat gadis itu ikut menatapnya. "Taeyong pasti sudah memberitahumu semuanya, iya kan?" ujarnya, sebal.

"Iya, dia sudah menceritakan semua yang ia dengar tadi pagi. Katakan padaku, apa yang terjadi? Kenapa aku sama sekali tak tau tentang kematian Kwang Oppa? Kenapa semua orang menyembunyikannya dariku?" ujar SinB, mulai menangis.

"Karna pelakunya adalah..."

Youngmin mengepalkan tangannya, ia sungguh tak tega melihat SinB menangis. "Aku sedang menyelidiki semuanya, jadi jangan khawatir. Semuanya akan baik-baik saja, aku harus pergi." ujarnya, tapi SinB menahan lengannya.

"Tak bisakah kau memaafkanku atas semuanya? Tak bisakah kita seperti dulu?" ujar SinB, membuat Youngmin membuang muka. Youngmin menghela nafas, saat SinB memeluknya dari belakang. "Aku merindukanmu, aku merindukan kalian." ujarnya, pelan.

"Lepaskan aku..."

"Tidak, tidak mau, kumohon, jangan hadapi sendirian. Bukankah aku juga terlibat? Bukankah kau menuduhku sebagai pembunuh Kwangmin? Setidaknya biarkan aku bertanggungjawab, biarkan aku menebus kesalahanku pada Kwangmin." ujar SinB sambil mempererat pelukannya, membuat Youngmin akhirnya pasrah.

"Kau sudah punya Taeyong, untuk apa masih mengharapkanku?" ujar Youngmin, pelan.

"Aku tak pernah mencintai Taeyong, aku tak bisa mencintainya." ujar SinB, membuat Youngmin menghela nafas.

"Tapi waktu itu..."

"Dia menciumku duluan, Young." ujar SinB sambil melepaskan pelukannya pada Youngmin, Youngmin menghadapnya. "Kumohon, percayalah padaku. Aku ingin bertanggungjawab atas semuanya, kau tak perlu menanggungnya sendirian. Meski aku tak tahu apapun, aku ingin-"

PROMISE (ft. Sherly Diah) (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang