Suspicious

141 21 58
                                    

Taeyong memarkirkan mobilnya, tepat saat Saeron berjalan keluar dari rumahnya. Gadis itu menatap Taeyong yang keluar dari mobilnya, lalu menghampirinya. "Ayo kuantar kau ke sekolah, sekalian dengan SinB."

Saeron menatap Taeyong, lalu menyentuh luka disudut bibirnya, membuat pria itu meringis. "Itu kenapa? Kok bisa luka begitu?"

"Hah? Ini bukan apa-apa, hanya kesalahpahaman." ujar Taeyong, tanpa mau melihat Saeron.

Saeron menatap Taeyong curiga, tapi tatapannya teralihkan saat mendengar suara motor. Rupanya Mark menjemput Saeron, membuat Taeyong yang juga menjemput gadis itu terdiam. Ia menatap tajam Mark, membuat pria itu terheran-heran. Mark menghela nafas, lalu turun dari motornya.

"Lho, Mark, kamu datang juga." ujar Saeron, kaget. Dia memeriksa ponselnya, tapi tak ada satupun pesan dari pria itu.

"Naiklah, aku antar kau sekolah." ujar Mark, tersenyum.

"Gak, Saeron berangkat bersamaku." ujar Taeyong sambil menggenggam tangan Saeron, membuat Mark sungguh heran.

Bukannya kemarin dia yang memberinya ruang untuk bicara, sekarang dia yang melarang kami dekat. Ada apa ini?

Saeron tampak bingung, dia menatap keduanya yang tengah melempar tatapan tajam. Dia juga bingung dengan orang perubahan sikap Taeyong yang tiba-tiba posesif padanya, biasanya dia akan bersikap seperti itu kalau dengan SinB.

Sedangkan Kwangmin hanya tersenyum, satu orang berhasil ia andalkan untuk menjauhkan Mark dari Saeron. Taeyong adalah cinta pertama Saeron, pasti pengaruhnya sangat kuat.

"Apa yang kau inginkan dari Saeron?" tanya Taeyong, tak sedikitpun ia ingin melepaskan tangan Saeron yang ia genggam erat.

"Aku menyukainya, apa alasan itu tak cukup?" ujar Mark, cemburu dengan genggaman erat Taeyong pada tangan gadis yang menurutnya telah resmi menjadi miliknya itu.

"Ok, apa kau merencanakan sesuatu padanya?" tanya Taeyong, penuh selidik.

"Oppa bicara apa sih? Dia..."

"Diamlah, aku sedang bertanya." ujar Taeyong, membuat Saeron bungkam.

"Lho, kalian belum berangkat?" tanya Eunbi, gadis itu sudah siap akan pergi. "Tae, lepasin Sae. Dia mau berangkat sekolah, nanti telat."

"Gak, dia berangkat sama kita aja." ujar Taeyong sambil menarik tangan Saeron, membuat Eunbi terdiam heran.

Eunbi memegang tangan Taeyong, membuat pria itu menatapnya. "Biarin mereka berangkat, jangan halangi mereka." ujarnya, lembut.

Taeyong terdiam, kalau Eunbi sudah seperti itu, mana bisa ia membantah. Taeyong menghela nafas, lalu melepaskan Saeron.

"Pergilah, Sae, Eonnie yang akan bicara pada Taeyong." ujar Eunbi, pelan.

Saeron menatap Taeyong yang mendengus sebal, lalu menatap Mark yang masih diam disana. "Aku berangkat, Oppa, Eonnie." ujarnya pelan, lalu ia menghampiri Mark.

Mark memakaikan helm pada Saeron, membuat Saeron menghela nafas. "Kita bicara di sekolah saja." ujar Mark, pelan.

Saeron menatap Taeyong sekali lagi, lalu menaiki motor Mark. Mark menghela nafas, ia mengerti, bagaimana pun sosok Taeyong selama ini selalu ada di hati Saeron, karna pria itu adalah cinta pertamanya. Yang membuatnya bingung, kenapa Taeyong berubah? Apa yang menyebabkan dia berubah? Apa sesuatu terjadi?

Eunbi menatap Taeyong yang menunduk, penasaran. "Kamu gak nyembunyiin apa-apa dariku kan, Tae?" tanyanya, membuat pria tampan itu menatapnya.

Taeyong melengos, lalu membuka pintu mobil. "Masuklah, ntar kita..." ujarnya, tapi Eunbi menutup kembali pintu mobil Taeyong.

"Ada apa, Tae? Hmmm?" tanya Eunbi, membuat Taeyong menatap gadis itu.

"Kita bisa telat ke kampus, kalau disini terus." ujar Taeyong, pelan.

"Lee Taeyong..."

"Ah, baiklah, jangan menatapku seperti itu, aku menyerah." ujar Taeyong, tak tahan dengan tatapan lembut tapi tajam milik Eunbi.

"Jadi, ada apa?"

"Ada yang aneh dengan pria itu, kurasa." ujar Taeyong, membuat Eunbi terdiam. "Dia sedang merencanakan sesuatu, itu yang kudengar."

"Sesuatu seperti apa?" tanya Eunbi, pelan.

"Seperti... Pokoknya aku mendengar itu dari mereka, Mark merencanakan sesuatu dan Youngmin disuruh melindunginya dari pria itu."

"Youngmin? Apa maksudmu Youngmin Sunbae?"

***

Sohyun memasuki halaman sekolah, dia mendesah saat merasa perih di bibirnya. Ini karna pria sok tau itu, menyebalkan. Aishhh, apa ini begitu keliatan?

Sohyun mengambil ponselnya, lalu menatap pantulan dirinya disana. Ia memegang bibirnya yang digigit Taeyong kemarin, karna entahlah, mungkin karna mereka saling menatap cukup lama.

"Kim Sohyun..." ujar Saeron, sesaat setelah turun dari motor Mark.

Sohyun mendesah kesal, kenapa juga ia harus bertemu dengan sahabatnya itu? Pasti dia liat luka ini, dia pasti akan bertanya macam-macam. Dengan terpaksa, ia menoleh dan mencoba menyembunyikan lukanya dengan menggigit bibirnya. Tapi ia berdecak, saat melihat Kwangmin malah tersenyum jahil padanya.

"Aishhh, Sae, helmnya dong." ujar Mark sambil menarik tas gadis itu, membuat Saeron terpaksa membuka helm dulu dibantu Mark.

"Beda ya, yang sudah pacaran." goda Sohyun, membuat Saeron tersenyum malu.

"Masuk yuk, ehhh, bentar." ujar Saeron sambil menatap Sohyun, membuat Sohyun menggigit bibirnya makin dalam.

"Kamu luka, ya? Di bibir?" tanya Saeron, membuat Sohyun mendesah kasar. Percuma saja, gadis itu begitu memperhatikannya. "Kenapa? Apa yang kau lakukan dengan bibirmu?" tanya Saeron, semakin curiga.

"Ya! Aku tak melakukan apapun, aishhh..." ujar Sohyun, sebal.

"Kalo kau tak lakukan apapun, kau takkan semarah ini." ujar Saeron, sebal.

"Palingan dia habis ciuman." celetuk Mark, membuat Sohyun menatap pria itu antara kesal dan tak percaya.

"Apa yang kau katakan?" teriak Sohyun sambil memukul Mark, membuat Mark meringis.

"Aku hanya mengira-ngira, galak amat sih." ujar Mark, sebal.

"Ah, maafkan aku." ujar Sohyun, pelan. "Tapi aku tak melakukan apapun, ini hanya kecelakaan kecil." ujarnya, menunduk.

"Kecelakaan?"

"Kenapa? Tak percaya?" tanya Sohyun, sewot. "Bodo amat, aku pergi duluan." ujarnya sambil berjalan dengan terburu-buru, membuat Saeron dan Mark saling menatap tak mengerti.

Hai, masih nungguin ini, hha, maaf deh, kalo ceritanya gaje dan sedikit memaksa, aku tau kok, apa lghi pas scene TaeHyun, hha, aku kurang sabar kalo untuk keduanya itu, abisnya sifat Taeyong jadi mirip seseorang deh, kalo dipikir2, hha, yaudahlah ya, aku kebanyakan curhat disini geh.

Makasih yang mau baca sampai part ini, makasih banyak, menurut kalian, cerita ini makin gaje gk sih? Hha, aku sendiri masih bingung lho, harus mikirin dua case yang berbeda, di real life maupun disini, sama2 mereka sih, taulah, kalo yng deket sama aku maksudnya apa. Maaf ya, kalo ceritanya semakin gaje dan gk menarik, aku sadar, aku cmnd amatiran, dan ini ff pertama bertema fantasy-thriller yng aku coba up disini.

Oh ya, cuman mau bilang makasih buat semuanya reader yang nyempetin baca, aku merasa terharu, hha, alay geh, ehhh, jadi dejavu sama si Mark, oke, makasih, maaf jgha, love you reader😍😘😘😍

Pasti nanti ada yng protes karna genit, hhi😅😂

Minji.

PROMISE (ft. Sherly Diah) (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang