"Kau ingin aku melaporkanmu atas tuduhan pencemaran nama baik?" Teriak seorang pria pada pria lainnya yang berdiri didekat jendela, membuat pria itu tersenyum.
"Kau mengancam orang yang salah, Hwang. Kau lihat kan, apa yang kulakukan pada Kim yang berani mengkhianatiku? Aku bahkan bisa memperparah keadaannya dipenjara dengan bukti yang ada, mungkin pembunuhan istriku bisa dituduhkan padanya."
"Kau licik, Lee, aku salah menilaimu." Ujar Hwang, kesal. "Kau bahkan mengancamku, orang yang selama ini membantumu."
"Ayolah, Hwang, hanya melalukan hal yang mudah kok." Ujar Lee, tersenyum. "Aku untung, kau juga akan untung."
"Aku bisa lakukan apa saja, tapi tidak dengan menghancurkan kehidupan seorang anak kecil. Apa kau tak tersentuh dengan sikapnya yang begitu mengagumimu?"
"Hwang, dia anakku, aku tak mau dia jadi ancaman untukku dikemudian hari." Ujar Lee, tegas. "Kau bisa gunakan siapa saja, seperti kau menyingkirkan anak itu dan Kim."
"Itu hanya kebetulan, Lee, takkan ada kebetulan yang kedua kalinya."
"Kau selalu beruntung, Hwang, makanya itu aku memerlukan bantuanmu untuk menangkap tikus yang berkedok anakku itu." Ujar Lee, kesal.
"Waktu itu kau juga mengancamku untuk membunuh anak itu juga menjebak Kim dengan ancaman anakku, sekarang apalagi yang kau punya?" Ujar Hwang, kesal.
"Mungkin ini bisa membuatmu berubah pikiran, Hwang." Ujar Lee sambil mengarahkan pistol pada Hwang, tapi Hwang tampak tak takut sekalipun. "Kau bunuh Jeongmin atau kau..."
"Aku tak takut mati, Lee. Lebih baik aku mati dibanding harus mendengar anakku menyebutku pembunuh." Ujar Hwang, tegas.
"Baiklah, itu pilihanmu."
Door!!
"Ah, semuanya tak menarik lagi tanpamu, Hwang." Ujar Lee sambil menghampiri Hwang yang duduk dikursi kebesarannya, lalu ia menyelipkan pistol yang digunakannya ke tangan Hwang, tapi pistol itu jatuh tepat setelah Lee meninggalkan tempat itu.
"Kwangmin meninggal ditembak, bukan ditabrak, jadi gak ada alasan lagi mereka menahanku, aku hanya diharuskan laporan. Aku sendiri heran kenapa aku bisa semudah itu bebas, tapi mungkin ayahku yang mengusahakan itu semua." Ujar Mark, pelan.
"Kau yang menabrak Kwangmin, lalu kenapa kau tak bilang?" Tanya Saeron, membuat Mark terdiam.
"Aku selalu bilang padamu, aku pernah melakukan kesalahan besar." Ujar Mark, tangan pria itu menyentuh pipi Saeron. "Maaf, aku tak bisa jujur padamu tentang itu. Aku bahkan tak mengenalnya, aku benar-benar tak sengaja." Ujar pria itu, pelan. Dengan perlahan, pria itu memeluk gadis yang ia cintai. "Maaf, maafkan aku. Aku benar-benar takut untuk mengatakan semuanya, aku takut kehilanganmu, apalagi setelah tau Kim Ahjussi adalah ayahmu."
Sohyun terdiam, ia tak bisa berhenti berpikir sedari tadi. Mark dan Kim menabrak Kwangmin yang selama ini mengikuti Saeron yang merupakan anak Kim Ahjussi, apa takdir serumit dan dunia sesempit itu?
Sohyun tiba-tiba menegang, Kwangmin berdiri disana, disamping Saeron. Saeron ikut merasakannya, ia menoleh kearah sampingnya. Ia menatap Sohyun, gadis itu mengangguk.
"Ada yang ingin kau katakan, Kwang?"
Taeyong menatap Sohyun, kaget. Pria itu tiba-tiba memeluk Sohyun, ia takut Kwangmin masuk kedalam tubuh Sohyun seperti waktu itu. "Apa yang dia inginkan darimu?" Bisiknya, waspada.
Kwangmin menatap Mark yang masih merangkul Saeron, pria itu menatap sekelilingnya, mendadak merasa merinding. Kwangmin menatap Sohyun, membuat Sohyun menghela nafas.
"Kau pasti tau apa yang terjadi, Kwang. Dia tak benar-benar membunuhmu, ada orang lain yang membunuhmu."
Kwangmin menunduk, pria itu mengerjapkan matanya. Secara tiba-tiba pria itu menghilang, membuat Saeron kaget.
"Kwangmin, Kwangmin, kau kemana?" Tanya Saeron, tanpa sadar.
Sohyun terdiam, lalu menghela nafas. "Pasti ada sesuatu yang mengganggunya, kita harus pergi ke rumah sakit."
"Rumah sakit?"
"Youngmin Ssaem sedang dirawat, kita harus kerumah sakit itu. Cepat!!!"
***
Youngmin berjalan cepat menuju ruang lab, ia benar-benar tak percaya adiknya itu ditembak, mati ditembak itu konyol. Adiknya ditabrak, lalu ditembak. Sebenarnya apa yang dilakukan Kwangmin hingga ada orang yang setega itu melakukannya pada adiknya itu? Dosa apa yang pernah dilakukannya?
SinB yang mendampingi Youngmin hampir jatuh berkali-kali untuk menyamai langkah pria itu, ia sungguh mengkhawatirkan kondisi Youngmin.
"Young, kau mau kemana?" Tanya Taeyong sambil menahan Youngmin, karna SinB sudah tak bisa lagi menahannya.
"Ssaem, apa yang Ssaem lakukan disini? Bukankah Ssaem masih sakit?" Tanya Sohyun, kaget.
Saeron dan Mark segera menghampiri SinB yang hampir terjatuh, membuat SinB tersenyum.
"Apa yang terjadi, Eonnie? Apa ada masalah?" Tanya Saeron, penasaran.
"Kau, kau bisa panggil Kwangmin kemari?" Tanya Youngmin pada Sohyun, membuat Sohyun kaget. "Aku ingin bicara padanya, kumohon."
"Apa maksudmu, Young? Kau ingin Kwangmin masuk kedalam tubuh Sohyun, tidak kuizinkan." Ujar Taeyong sambil memeluk Sohyun, ia sadar, para mahkluk tak terlihat itu takut pada auranya, jadi dia berniat melindungi Sohyun yang gampang menarik mereka.
"Lalu, bagaimana? Aku harus bagaimana? Aku membalas perbuatan mereka pada Kwangmin, tapi ternyata yang benar-benar membunuh Kwangmin masih berkeliaran."
"Tenanglah, Young, kumohon." Ujar SinB sambil memeluk Youngmin yang mulai menangis, membuat Saeron menatapnya iba. "Kau sudah mengikhlaskan Kwangmin, kan? Sudahlah, semuanya sudah selesai, kau tak perlu bersusah payah mencari tau lagi, Kwangmin juga bilang begitu kan?"
"Aku tak bisa berhenti sampai ia benar-benar ditangkap, aku harus memulai penyelidikanku dari awal, aku harus..."
"Cukup, Hyung..."
Tbc
Maaf kalo ceritanya jadi melalang buana entah kemana, lama updatenya, karna aku sedang tak fokus. Mungkin akhir cerita ini juga bakal mengecewakan, karna aku baru pertama kali bikin cerita seperti ini. Makasih yang mau baca sampai pert ini, mungkin 3part selanjutnya adalah part terakhir dari cerita ini. Semoga kalian puas sama hasil akhirnya, hhe. Kalo gak puas, maaf, aku masih belum bisa profesional untuk mengatur mood ketika menulis cerita ini. Btw, thanks to kak Arqha_ atas cover barunya😚😚
Segitu dulu ya, see you soon!!
Sam Lee
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE (ft. Sherly Diah) (END)
Hayran KurguSaat seseorang yang tak kau kenali mengenalimu sebagai salah seorang dari masa lalunya, apa yang akan kau lakukan? Saat kau merasakan bahwa dia bukanlah manusia sepertimu, akankah kau takut padanya? Apakah kau akan membantunya untuk kembali ke alamn...