Bad Feelings

111 16 12
                                    

Youngmin melempar topi serta masker hitamnya kearah sofa, ia menghela nafas kasar. Sesaat setelah ia melajukan mobilnya untuk pergi dari rumah itu, ia kembali karna ia mengira akan terjadi sesuatu yang besar. Ternyata benar, mereka terlihat mendapat berita yang mengejutkan dan bergegas ke rumah sakit.

Dari apa yang dia dengar, Saeron ditusuk seseorang yang sepertinya tak asing untuk Mark. Pria itu tak bisa menyembunyikan ekspresi gelisahnya, ia mengetahui sesuatu tentang sang pelaku. Jadi saat Mark tiba-tiba pergi, Youngmin memutuskan untuk mengikuti pria itu.

Youngmin sangat kaget, saat Mark turun dan masuk kedalam rumah yang ia kenali sebagai rumah pengusaha tersukses tahun ini, rumah keluarga Lee. Youngmin menatap rumah itu, bukan karna ia terpukau, tapi karna penasaran. Youngmin teringat Hwang, ayah SinB, adalah salah satu rekan Lee. Mereka saling mengenal, bahkan dulu Youngmin pernah menyelidiki Lee, tapi hasilnya nihil. Padahal ia merasa ada sesuatu yang besar telah disembunyikan disini, tapi ia tak berhasil menemukan itu.

"Ada hubungan apa Mark dan Lee? Apa mereka... Ayah dan anak? Bukankah anak Lee sedang ada di Amerika?" Gumam Youngmin, tapi ia terdiam. "Amerika? Mark dari Amerika, bukan? Berarti dia memang anak dari pria itu, ahhh, sepertinya aku telah menemukan sesuatu itu, aku harus menyelidikinya dengan hati-hati."

Tiba-tiba terdengar suara bel, membuat Youngmin mendesah. "Siapa yang bertamu tengah malam begini? Mengganggu saja, apa dia tak tau aku sedang pusing?" Gumamnya sambil melihat interkom, tapi tak ada siapapun disana. Youngmin terdiam, ia memutar matanya. "Aishhh..."

Saat ia berbalik, bel berbunyi kembali. Youngmin menghela nafas, lalu melihat interkom lagi. "Siapa?" Tanyanya, tapi tak ada jawaban.

Youngmin jadi curiga, ia segera mengambil pemukul baseball. Dengan langkah pelan dan hati-hati, pria itu membuka pintu.

Bugh!!!

Youngmin hampir saja kena pukulan di wajahnya, pria itu sangat kaget tentu saja. Tanpa pikir panjang, Youngmin segera mengayunkan pemukul baseball pada pria yang tadi hampir memukul.

Bugh!!!

Tak!

Pemukul baseball terjatuh disusul oleh Youngmin yang jatuh pingsan, karna pukulan seseorang dibelakangnya. Kedua orang itu tersenyum, sinis.

***

"Kwangmin?"

Sohyun dan Kwangmin menoleh kearah sumber suara, SinB tengah berdiri disana bersama Taeyong. Gadis itu menatap Sohyun, lalu segera menghampiri Sohyun. "Apa maksudmu dengan menyebut nama Kwangmin?" Tanyanya, penasaran.

Sohyun menatap Kwangmin yang tengah menatap SinB, tatapan pria berwajah pucat itu terlihat sedih, pria itu menunduk.

"Apa Kwangmin ada disini? Kau bisa melihatnya? Dimana dia?" Tanya SinB sambil memegang kedua tangan Sohyun, matanya berkaca-kaca. SinB mengikuti arah tatapan Sohyun, airmatanya tak bisa dibendung lagi. "Kwang Oppa..."

Kwangmin menatap SinB, gadis itu seolah menatapnya sekarang. Tatapan pria itu beradu pandang dengan gadis itu, tanpa gadis itu sadari.

"Oppa, maafkan aku." Ujar SinB, terisak. "Maaf, aku telah melanggar janjiku untuk terus bersamamu, bersama kalian."

Kwangmin mengusap matanya, air matanya juga tak terbendung. Pria itu mencoba menyembunyikan air matanya dengan mengangkat wajahnya menghadap langit yang malam itu dipenuhi bintang.

"Oppa, apa kau benar-benar disini? Aku merindukanmu, sangat." Ujar SinB sambil terduduk dilantai, isakannya semakin terdengar.

Sohyun menatap SinB yang masih menangis, Kwangmin juga semakin menunduk. Sohyun meneteskan air matanya, membuat Taeyong segera menghampirinya.

"Maaf..."

Kwangmin menghilang dalam pandangan Sohyun, membuat gadis itu melihat kesana-kemari. "Tidak, jangan sekarang, Kwangmin..." Gumamnya, panik.

"Ada apa? Kenapa kau panik?" Tanya Taeyong, kaget.

"Kwangmin... Kwangmin ingin membawa Saeron bersamanya, aku harus mencegahnya." Ujar Sohyun sambil kembali berlari keluar dari atap, tujuannya adalah ruangan Saeron.

"Apa?" Ujar SinB, kaget. Gadis itu segera bangkit dan ikut berlari, Taeyong hanya mengikuti mereka.

***

"Dokter, bagaimana keadaan anak saya?" Tanya Ny. Kim, sesaat setelah dokter keluar dari ruangan UGD.

"Keadaannya sungguh kritis, kita harus mendapatkan cangkok jantung secepatnya. Jantungnya hampir tak bisa berfungsi, karna tusukan itu tepat mengenai jantung pasien. Tapi berita bagusnya, ada seseorang yang siap menyerahkan jantungnya, hanya tinggal menandatangani surat persetujuannya."

"Baiklah, saya akan segera menuju kantor administrasi."

"Tidak, ibu tak perlu khawatir soal biaya, ibu hanya perlu menandatangani ini." Ujar dokter itu, membuat Ny. Kim mematung. "Bu, Ny. Kim..."

"Ehhh, maaf." Ujar Ny.Kim segera menandatangani dokumen itu, dengan segera dokter pun pergi bersama para suster.

"Ahjumma, bagaimana keadaan Saeron?" Tanya Yeri dengan nafas terengah, ia datang bersama Haechan.

"Kalian datang semalam ini?" Tanya Ny. Kim, tak percaya.

"Tentu saja, Ahjumma, Saeron kan teman kami." Ujar Haechan, membuat Ny. Kim menangis perlahan.

"Lho, Ahjumma, kenapa menangis?" Tanya Yeri sambil memeluk Ny. Kim, kaget.

"Saeron, keadaannya benar-benar kritis, jantungnya rusak karna terkena tusukan itu, dia harus menjalani operasi."

Yeri menutup mulutnya, kaget. "Benarkah? Ya Tuhan, Sae..."

Haechan menatap sekelilingnya, ia mencari Mark. "Dimana Mark?" Tanyanya sambil mengambil ponselnya, lalu menghubungi pria itu. Haechan mendesah, saat operator yang menjawab panggilannya.

"Mark tadi disini, ia yang menemani Saeron, saat anakku ditusuk orang."

"Apa? Sekarang dia ada dimana?"

"Entahlah, dia baru saja pergi bersama yang lain." Ujar Ny. Kim, pelan.

Yeri segera menuntun Ny. Kim untuk duduk, sedangkan Haechan masih berusaha menghubungi Mark.

Sohyun, SinB, dan Taeyong menghampiri mereka. "Keadaan Saeron bagaimana, Tante?"

"Dia harus dioperasi? Jantungnya nyaris tak bisa berfungsi, begitu kata Ahjumma. Tapi kata dokternya, ada orang yang mau memberikan jantungnya pada Saeron?"

"Apa? Secepat itu?" Tanya Taeyong, kaget.

"Apa Imo tau siapa orangnya?"

Ny. Kim menggelengkan kepalanya, bingung. "Imo tak sempat bertanya, karna dokternya terburu-buru, biayanya juga ditanggung."

Semua orang menatap Ny. Kim, tak percaya.

"Bukankah ini aneh? Apa seseorang tengah merencanakan sesuatu?"

TBC

Hai, udah lama nih gk nerusin cerita ini, aku hampir lupa jalan ceritanya, wkwkwk😂😂 kalo lupa beneran, auto kena gorok sama SerlyDiah, wkwkwk, tapi hampir kok, hampir. Udah jarang jgha sih nyeritain tentang si mamas sama seseorang nya, belum lghi gk ada mood buat nulis, meskipun ide sudah menumpuk dikepala😂😂

Btw, makasih yang udah mau setia nungguin cerita gaje ini, sebentar lghi selesai kok, sabar, kalo mau ngehujat author, ngasih saran, dll, silahkan dikomen, tapi jngn kasar2 ya, wkwkwk😚😚

Sam Lee

PROMISE (ft. Sherly Diah) (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang