"Oppa, kemarilah."
"Ada apa? Kenapa kau memanggilku kemari?"
"Tidak ada, hanya ingin ini saja."
"Ya! Kau mengotori bajuku."
"Biar saja, weee..."
"Awas kau ya..."
.
"Oppa, tanganku sakit."
"Kenapa sakit?"
"Tadi aku menulis surat permintaan maaf banyak sekali, tanganku jadi sakit."
"Kenapa menulis itu? Kamu bikin masalah?"
"Tidak, temanku yang membuat masalah."
"Lho, kenapa kamu yang nulis surat permintaan maaf?"
"Karna aku memukulnya, habisnya dia kurang ajar padaku. Aku menghajarnya, seperti yang diajarkan sepupuku."
"Aishhh, jangan bertingkah seperti itu. Kau ini cantik, bersikaplah seperti gadis pada umumnya."
"Hah? Benarkah aku cantik?"
"Iya, jadi bersikaplah sewajarnya."
"Baiklah, kalau itu maumu."
.
"Oppa, kenapa memanggilku keluar malam-malam begini?"
"Tidak, hanya saja..."
"Kenapa? Kau merindukan aku, ya?"
"Iya, aku merindukanmu. Selain itu, karna aku merasa, aku akan pergi jauh darimu."
"Ishhh, Oppa ini bicara apa?"
"Mari berjanji satu hal, kau mau?"
"Janji apa?"
"Kita berjanji bahwa kita akan selalu bersama, apapun yang terjadi."
"..."
"Hei, kenapa diam?"
"Eo, eoh, iya."
"Oke, janji ya..."
Sosok itu menyandarkan kepalanya dibahu Saeron, saat Saeron tengah asyik menatap kaleng kopi yang tadi diberikan Mark. Sosok itu menutup matanya, lalu membuka matanya kembali. Ingatan yang mendadak ia dapatkan tadi membuatnya sedikit shock, ia pikir, ia takkan bisa mengingat apapun yang selama ini terjadi padanya. Nyatanya ingatan itu adalah salah satu yang hilang dari dirinya, tapi apa? Siapa gadis yang ada diingatannya itu? Kenapa ingatan itu baru datang sekarang? Apa memang sudah waktunya ia pergi dari sisi Saeron?
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE (ft. Sherly Diah) (END)
FanfictionSaat seseorang yang tak kau kenali mengenalimu sebagai salah seorang dari masa lalunya, apa yang akan kau lakukan? Saat kau merasakan bahwa dia bukanlah manusia sepertimu, akankah kau takut padanya? Apakah kau akan membantunya untuk kembali ke alamn...