Cry Again

123 25 0
                                    

SinB menghela nafas, saat melihat seorang pria berjalan memasuki rumahnya sambil memainkan kunci mobilnya. Pria itu tersenyum, saat melihat SinB berada di halaman rumah itu tengah menatap tanaman yang ada di taman rumah itu.

"Hai, Cantik. Sedang apa?" tanya pria itu, membuat SinB memutar matanya.

"Jangan panggil dengan sebutan itu, jijik." ujar SinB, kesal.

"Ishhh, kamu kan emang cantik, hanya saja galak." ujar pria tampan itu sambil mengerucutkan bibirnya, sebal.

"Galak kalo sama pria kayak kamu, buat apa baik-baik sama playboy kayak kamu?" ujar SinB, membuat pria yang kemarin mengunjunginya bersama Saeron itu menatapnya kesal.

"Aku bukan playboy, tapi mereka yang mau sama aku." ujar pria bernama Taeyong itu, membuat SinB tersenyum geli. Menggoda pria itu adalah satu-satunya hal yang bisa menghiburnya, setelah memutuskan untuk pergi dari kehidupan Youngmin. "SinB, kamu gak papa kan?" tanyanya, menyadari perubahan sikap SinB

"Ah, aku gak papa." ujar SinB, pelan. "BTW, mau ngapain kesini?" tanyanya, membuat pria tampan itu tersenyum.

"Mau ajak kamu jalan, kamu pasti bosen di rumah terus." ujar Taeyong, membuat SinB menatapnya.

"Yakin mau ajak jalan? Cewek-cewek kamu gak bakalan marah, kan?" ujar SinB, membuat Taeyong menatapnya kesal.

"Jangan godain terus, kamu tau sendiri aku gak punya cewek sekarang." ujar Taeyong, membuat SinB tertawa pelan.

"Ok, ok, jadi kamu mau ajak aku jalan kemana?" tanya SinB, membuat Taeyong tersenyum.

"Kamu maunya kemana?" tanya Taeyong, tatapannya membuat SinB kembali tertawa geli. "Ishhh, jangan ketawa terus." ujarnya sambil menghentakkan kakinya, kesal. Tadinya ia berniat jadi pria seksi dihadapan SinB, tapi gadis itu malah menertawakannya.

"Kamu lucu, ishhh." ujar SinB, gemas. "Yaudah, aku ganti baju dulu deh. Ok?" Ujarnya sambil berjalan masuk, membuat Taeyong mengikutinya dari belakang tanpa menyembunyikan senyuman gembiranya.

***

Saeron menopang dagunya sambil menatap jendela, hujan tak turun hari ini. Tapi Saeron malas untuk pulang hari ini, karna ia merasa akan mengganggu Taeyong dan SinB. Saeron tersenyum saat mengingat Taeyong, pria itu adalah cinta pertamanya. Tapi pria itu malah mencintai kakak sepupunya, bahkan perasaan itu tak berubah meskipun pria itu tau bahwa gadis itu mencintai pria lain, sama sepertinya.

Tapi...

Deg!!!

Saeron terdiam, saat mengingat pria menyebalkan yang akhir-akhir mengganggunya. Saeron menghela nafas, sepertinya ia akan berhasil move on kalo saja Mark tak bersikap sedingin itu lagi. Saeron mendesah, apa memang ia tak pantas untuk dicintai?

"Ya! Kau, kau menyukaiku karna apa?" gumamnya, tapi tak ada jawaban sekalipun. Saeron bisa merasakan kehadiran sosok itu, tapi sepertinya ada yang aneh akhir-akhir ini. Sosok itu seolah menjaga jarak dengannya, karna tak ada senderan hangat darinya lagi. "Apa kau semarah itu padaku? Kau juga akan meninggalkanku? Hmmm, padahal aku senang memilikimu karna aku merasa memiliki seseorang, meskipun pada nyatanya kita berbeda."

Saeron tersenyum, saat merasakan rasa hangat yang dia rindukan di bahunya. Tanpa sadar, Saeron menghela nafas. "Kau marah padaku karna apa? Apa aku punya salah?"

Saeron merasakan sebuah kehangatan singkat didahinya, ia tersenyum lagi. "Terimakasih, hanya kau yang mau berada di sampingku selama ini. Seandainya kau juga ingin pergi, kumohon, pamitlah padaku."

Sosok itu menghela nafas, tangannya menggenggam tangan Saeron. Ia bisa merasakan perasaan Saeron, karna mereka itu sama-sama mencintai seseorang yang mencintai orang lain. Sosok itu menatap Saeron yang menangis dalam diam, tiba-tiba perasaan bersalah merasuki jiwanya. Kau menangis karna apa? Karna pria itu atau karna Mark? Sepertinya perasaanmu mulai berubah, air mata itu bukanlah untuk pria itu, melainkan Mark. Aku benar, kan?

***

"Gimana? Puas kamu udah meras aku hari ini, eoh?" tanya Taeyong, membuat SinB tertawa. "Ketawa aja, aku udah biasa disiksa sama kamu dan sepupu kamu itu."

"Iya, iya, aku minta maaf. Aku kan suka khilaf kalo liat barang-barang lucu." ujar SinB, tersenyum. "Eh, beli ice cream yuk!" ajaknya sambil menarik tangan Taeyong ke sebuah kedai ice cream, membuat Taeyong sedikit memekik kesal.

"Udah, mau beli apa lagi nih?" tanya Taeyong, kesal.

"Udah cukup kok, jangan cemberut begitu dong." ujar SinB sambil mencubit pipi Taeyong, gemas.

"Sakit, bodoh." ujar pria itu, kesal.

"Uhhh, ngambek beneran rupanya. Duduk yuk!" ajak SinB sambil menggandeng Taeyong, membawanya ke sebuah kursi besi didepan taman.

Taeyong menaruh belanjaannya di samping kursi itu, lalu mulai makan ice cream miliknya. SinB tertawa, saat Taeyong tampak buru-buru makan ice cream miliknya.

"Santai aja, kenapa buru-buru banget sih?" ujar SinB sambil mengambil tisu, lalu mengusap sudut bibir Taeyong yang sedikit belepotan.

"Ah, maaf." ujar Taeyong, tersenyum.

SinB terdiam, lalu menyerahkan tisunya pada Taeyong. "Mulutnya tuh, kayak anak kecil aja." ujarnya, pelan.

Taeyong tersenyum, lalu mengusap bibirnya dengan pelan. "SinB, makasih."

SinB terdiam, lalu menatap Taeyong. "Kenapa manggil aku dengan nama itu?" tanyanya, pelan.

"Kenapa? Aku lebih suka manggil kamu dengan nama itu, apa...?"

"Aku gak suka nama itu, aku gak mau dipanggil dengan nama itu lagi."

Taeyong terdiam, lalu menunduk. "Aku tau, nama itu ngingetin kamu sama dia. Tapi..."

"Kenapa kamu gak bilang, kalo Kwang Oppa..."

Taeyong menghela nafas, pelan. "Aku dilarang ngomongin itu sama papa kamu, kamu tau sendiri kan, dia gak suka sama mereka."

"Kenapa? Kenapa dia gak pernah suka sama mereka, sih?" tanya SinB, membuat Taeyong menghela nafas.

"Aku gak tau." jawab Taeyong, tangannya memegang tangan SinB. "Kamu masih suka sama Youngmin?"

SinB menatap Taeyong, ia tersenyum. "Dia dari awal gak pernah suka sama aku, apalagi sekarang." ujarnya, pelan.

Taeyong tersenyum, lalu mengusap pipi SinB. "Kamu cantik, kamu pantes dapetin yang lebih dari Youngmin." ujarnya, pelan.

SinB memiringkan wajahnya menatap Taeyong, gadis itu tersenyum. "Yaaa..."

"Aku tau, aku udah gila. Tapi perasaanku gak berubah sedikitpun buat kamu, sama kayak perasaan kamu ke dia."

"Kamu nembak aku? Lagi? Gak kapok aku to--"

Taeyong menempelkan bibirnya ke bibir SinB, membuat SinB membulatkan matanya. SinB hanya diam, saat Taeyong menutup matanya. Perlahan pria itu melepaskan kecupannya, lalu beranjak berdiri. "Kita harus kembali, sebelum semakin larut." ujarnya, tersenyum. Taeyong beranjak dari duduknya, lalu berjalan terlebih dahulu.

SinB masih diam, tentu saja ia kaget karna kenekadan sahabatnya itu. SinB menatap Taeyong yang telah menjauh meninggalkannya, membuatnya segera berdiri. Tapi ia terdiam, saat melihat seseorang yang ia kenal berdiri di halte tak jauh dari tempatnya. Seseorang itu terdiam, lalu segera menunduk saat menyadari Eunbi melihatnya.

SinB memalingkan wajahnya, lalu segera berjalan pergi. Airmata kembali membasahi wajahnya, sesekali ia mengusap pipinya. Benar, dia tak peduli lagi padaku. Untuk apa aku peduli padanya? Dia sudah mengusirku menjauh, mana mungkin dia peduli aku mencium atau dicium siapapun? Dia sudah membenciku, aku harus melupakannya.

Haiii, jngn lupa vommentnya, bye, see you soon.

Minji

PROMISE (ft. Sherly Diah) (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang