Pt. 8

3K 321 27
                                    

Sudah jam sebelas malam dan aku sama sekali tidak bisa tidur. Aku mengantuk, tapi aku tak bisa tidur.

Mengerti maksudku, 'kan?

Kata-kata Haewon tadi membuatku bingung. Benar juga, ya. Apa aku menganggap itu jatuh cinta karena selama ini, di semua cerita romansa yang kubaca memang ditulis begitu?

Kalau ia menatap pria itu, jantungnya akan langsung berdegup kencang.

Tadi pagi, jantungku berdegup kencang. Sangat kencang.

Kalau pria itu tersenyum padanya, jantungnya akan langsung berdegup kencang.

Saat ia tersenyum padaku, jantungku berdegup kencang. Sangat kencang.

Menurutmu, apa ia jatuh cinta?

Apa aku jatuh cinta?

Tentu saja, itu jatuh cinta!

Apa aku benar-benar jatuh cinta padanya?

Apa kau pernah merasakannya? Degupan jantung yang kencang karena seseorang? Atau, kau hanya mengatakan itu jatuh cinta berdasarkan teori-teori cinta dari buku yang pernah kau baca?

Apa aku.. jatuh cinta dengan Kim Mingyu?

Ya! Jika benar begitu, maka dunia ini sangat tidak adil padaku, pada wanita lain! Hanya karena pesona Kim Mingyu, kami semua langsung jatuh padanya? Sedangkan, Kim Mingyu tidak jatuh dalam pesona kami?

Kim Mingyu benar-benar sesuatu.

Setuju atau tidak, sepertinya menjalani hubungan palsu dengannya tidak terlalu buruk. Setidaknya, aku tahu kalau aku masih normal. Aku masih bisa malu karena perbuatan atau perkataan seorang pria!

Tapi, pertanyaan Haewon tadi seolah-olah menamparku. Kalau memang benar kataku, itu jatuh cinta, maka bukankah seharusnya aku jatuh cinta pada Kim Mingyu?

Maksudku, jantungku, 'kan, berdegup kencang! Bukankah itu harusnya dinamakan jatuh cinta?

Unknown is calling...

Yang benar saja! Jam sebelas malam? Nomor tak dikenal?

"Halo?"

"Oh, sungai! Apa aku menganggu?"

"Ah, si Seungkwan, ya?"

"Iya. Maaf, aku lupa memperkenalkan diri dulu. Aku sangat senang saat berhasil menyalin nomormu dari hape Mingyu hyung."

Aku duduk di tepi kasur dan melipat kakiku. Suara Seungkwan sangat ceria, sepertinya ada kabar baik.

"Tidak apa-apa. Ada apa, Boo?"

Seungkwan tertawa, mendengarku memanggilnya Boo. Yah, aku tidak yakin apakah dia tahu ini atau tidak, tapi pasangan di Amerika dan sekitarnya memanggil satu sama lain dengan sebutan Boo.

"Apa-apaan itu? Boo? Kenapa harus margaku?"

Baiklah. Dia tidak tahu.

"Habisnya," aku berusaha mencari alasan karena ia tak mengerti candaanku, "kalau memanggil Seung saja, 'kan, aneh. Begitu juga kalau hanya Kwan. Kalau Seungkwan, terlalu panjang. Jadi, Boo saja."

"Benar juga! Ya sudah, panggil aku Boo saja!"

Kami berdua tertawa. Tapi tawa itu tak berlangsung lama. Seungkwan tiba-tiba berhenti dan berkata, "Noona, kudengar kau sedang berpacaran dengan Mingyu hyung?"

SVT: MingyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang