Mingyu datang dengan alasan yang cupu : ia ingin memberikan sebuah boneka untukku.
Ya ampun, apa harus selarut ini saat ia harusnya berlatih, mempersiapkan comeback mereka lusa?
"Harusnya kau memberitahuku tadi, kalau kau ada di luar," kataku sambil duduk di sebelahnya.
Mingyu tersenyum dan mengistirahatkan kepalanya di bahuku. Tangannya, seperti biasa, menautkan jarinya dengan jariku. Napasnya pelan dan tenang, baunya juga wangi.
Aku suka ini.
"Mirae noona berkata kalau kami boleh istirahat selama setengah jam."
Suaranya sangat pelan! Oh my god. Kenapa jantungku berdegup kencang hanya mendengar suaranya?
"Kenapa kau malah kemari?" tanyaku. Aku bahkan tidak bisa fokus ke TV lagi!
Mingyu memainkan tanganku. "Emm.. Karena kau dapat melepaskan lelahku?"
"Apaan itu?" Kujauhkan tubuhku supaya aku bisa melihat wajahnya, tapi karena tadi kepalanya sedang bertumpu di bahuku, jadi kepalanya jatuh dan hampir bertumbuk ke sofa. "Cheesy sekali."
"Aih, jangan begitu." Mingyu memeluk tubuhku. Sesaat kemudian, ia meletakkan kepalanya di atas pahaku.
Jantungku, diamlah. Jangan mengganggu pemilikmu ini.
"Kenapa kau manja sekali?"
"Karena kau ini pacarku."
Mendadak aku jadi ingin segera meninggalkan tubuhku daripada terus-menerus malu di hadapan Mingyu.
"Kenapa? Kau malu? Jantungmu berdegup kencang melihat wajah tampanku ini?"
Salah tidak, memukul bibir pacar (bohongan) sendiri? Karena aku sudah melakukannya.
"Pergilah, sebelum para member tahu kau menghabiskan waktu dengan wanita."
"Oho~" Mingyu mendekatkan wajahnya dengan wajahku. "Kau membuatku terdengar seperti pria hidung belang, padahal aku hanya ingin melihatmu lagi hari ini."
Aku mendorong tubuhnya sehingga Mingyu terduduk di sofa dan segera berdiri. Meski susah, aku menariknya ke arah pintu dan mengusirnya. Ia harus berlatih untuk comeback.
"Ah, pacarku ini galak sekali!" Mingyu tertawa. "Jangan lupa merawat bonekanya. Lain kali, kalau rindu padaku, bicaralah dengan boneka itu."
"Iya! Iya!"
Mingyu tersenyum hangat dan membawaku ke pelukannya. Ia memelukku lumayan erat, seperti biasa, dan mengakhirinya dengan sebuah ciuman. Di pipi.
"Aku pergi dulu, ya?"
Aku hanya mengangguk. Aku ingin menawarinya untuk berjalan ke gedung Pledis bersama, tapi aku yakin ia pasti menolak. Lagipula, di rumah ada Haewon yang sedang memakan ayam goreng.
"Lain kali, kalau ingin memukul bibirku," Mingyu berbalik dan memasang senyuman jahil, "lakukan dengan bibirmu, jangan tanganmu."
Butuh waktu yang lumayan lama untuk mencerna kata-katanya itu.
Dasar mesum!
-------
Siang ini, Sorae akan datang ke rumahku. Tentang Mingyu, aku sudah menolak untuk pergi ke Pledis, karena tak enak dengan member lain dan juga staff disana.
Aku membersihkan rumahku sejak tadi pagi, memastikan tidak ada barang-barang yang hilang—misalnya terjatuh di kolong ranjang, terselip di belakang TV, atau berbagai kemungkinan lainnya. Tentu saja, kalau aku tak salah ingat, Sorae tipe orang yang menyukai kebersihan, jadi aku tak ingin teman lamaku menilai rumahku dengan buruk.