Pt. 26

2.3K 248 12
                                    

Kakiku sakit bukan main. Ini akibat perbuatan Mingyu! Sudah kukatakan kemarin kalau itu kali pertamaku, tapi ia tak mendengarkanku dan dengan senang hati melakukannya!

Argh. Bagaimana aku bisa kembali ke Osaka hari ini?

"Jangan menyalahkanku," kata Mingyu sambil merapikan rambutnya sebelum keluar dari kamarku, "walaupun begitu, kau menyukainya."

"Ya, Kim Mingyu! Kau yang keenakan!" sanggahku. Enak saja.

Ia tertawa. "Kau yang dipijat, mengapa aku yang keenakan?"

"Kau sebenarnya senang, 'kan, bisa memegang kakiku dengan bebas!"

Ia masih saja tertawa. "Yoon Haekang memang bodoh!"

Kali ini Haewon ikut mengejekku, "Tak seperti Yoon Haewon yang pintar!"

Dua laki-laki itu melakukan high-five dengan suara tawa seperti Patrick, khas suara pria. Aku tak mengerti apa yang seru dari mengejek orang yang lemah. Huh. Karma itu ada.

Mingyu menghampiriku di kasur dan bertanya, "Haruskah kau kembali ke Osaka? Tak bisakah kau tinggal di Seoul saja seperti dulu?"

Aku menggeleng dan menatapnya gemas. "Kenapa? Supaya kau bebas memegang tubuhku?"

"Noona! Hyung benar-benar sudah melakukan—"

"Iya! Aku sudah!" potong Mingyu dengan semangat. "Pertama-tama langsung dengan dua jari," katanya sambil mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya.

"Ya! Apa maksudmu dua jari?!" Aku memukul bahunya kuat beberapa kali. Dasar Kim Mingyu mesum!

"Jadi kemarin saat aku di mal kalian berdua—"

"Benar!" potong Mingyu lagi, dengan semangat yang lebih menggebu-gebu.

Ya ampun. Inikah akibat dari mempunyai pacar yang mesum?

Haewon tertawa lepas. "Wah, Mingyu hyung hebat sekali! Keren! Langsung dua jari!"

????

Aku tak mengerti apa yang sedang mereka katakan. Apa maksudnya dua jari? Bukankah kemarin ia hanya menciumku lalu memijat kakiku? Dan itu ia lakukan dengan sepuluh jari! Apa maksudnya dua jari?

Apapun yang sedang mereka bahas sekarang, pasti menuju ke arah yang mesum. Tak mungkin bila tidak mesum.

"Ya! Yoon Haewon, rapikan barang-barangmu dan kunci kopermu! Kim Mingyu, jangan berkata yang mesum kepada adikku!" Aku memukul Mingyu lagi. "Dia itu adikku!"

"Lalu kenapa, Noona?" Haewon tersenyum licik. "Aku, 'kan, sudah dewasa."

"Sebentar lagi Haewon juga akan memasukkan dua jarinya—AWW—MEMASUKKAN DUA JARINYA KE—YAA! JANGAN MEMUKUL AKU TERUS!"

Aku terus memukul Mingyu. "APA MAKSUDMU MEMASUKKAN DUA JARINYA, HAH?!" Sudah kubilang, meski aku tak mengerti, apapun yang mereka katakan pasti terkait dengan hal-hal itu.

"Maksud Mingyu Hyung," Haewon mencoba menyelamatkan Mingyu tapi gagal dan berakhir dipukul olehku juga, "aku akan memasukkan dua jariku ke lubang—"

"LUBANG APA, HAH? JANGAN BERKATA MESUM!"

"NOONA! YANG AKAN KUKATAKAN ITU LUBANG HIDUNG! LUBANG HIDUNG, SAAT MENGUPIL!"

Oh. Begitu ya? Jadi sedari tadi mereka membicarakan tentang mengupil, bukan tentang itu?

"Mian," kataku, "aku tak mengerti apa yang kalian katakan tadi." (Maaf.)

SVT: MingyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang