Aku tersenyum saat Mingyu Si Bodoh tersenyum padaku. Aku tak tahu mengapa ia tersenyum (seperti orang mesum), tapi yang jelas ia tetap tampan.
"Kenapa kau menatapku dengan senyum mesu—manismu itu, hmm?"
Mingyu tak berkutik. "Aku hanya senang."
"Eh? Kenapa senang?" tanyaku lagi.
"Yah, kapan lagi aku bisa menatapmu dengan bebas di tempat publik?" jawabnya.
Tempat publik pantatmu. Ini, 'kan, padang gurun! Pantas saja jika kau bebas menatapku disini!
"Hentikan, aku malu."
"Kau malu, tapi senang," balasnya.
Ah. Si Bodoh ini sudah tambah pintar.
"Aekang Aekang, Mingu lapar!" katanya dengan sedikit aegyo, seperti biasa.
"Hmm? Mingu lapar?" Aku mengikuti kebiasaan aegyo-nya sekali-kali supaya ia tahu betapa berbahayanya sebuah aegyo itu. "Apa yang ingin Mingu makan? Biar Aekang sediakan!"
"Apapun?"
"Hmm?"
"Apapun yang Mingu mau?"
"Dangyeonhaji!" Aku berseru. "Jadi, apa yang ingin Mingu makan?" (Tentu saja!)
Ia menatapku lama. Dan mesum, pastinya. "Benar? Apapun yang Mingu mau?"
"Iya!" Aigoo. Ini membuat kesabaranku habis saja! "Apa yang Mingu mau?"
Ia mendekat. Masih dengan wajah mesumnya yang khas itu. "Kamu."
"Nani?!" (Apa?!)
"Eh? Bahasa Jepangmu keluar?" Mingyu tertawa. "Kiyowo~!" (Imutnya~!)
BASKEBDLBDENDWNBDSJSHSJGDSJGSJGSJDGDJEHSJSHDJDHSJDGSJDHJDHDJSHDJ.
Apakah aku sudah mati?
"A-A-A-A-Apa—APA MAKSUDMU KAU INGIN AKU?"
Mingyu tertawa, dengan nada yang sensual. Atau mungkin hanya pikiranku saja. Astaga.
"Maksudku?" Mingyu beranjak dari kursi lipatnya itu dan meletakkan hand-fan miliknya di kursinya. "Aku ingin.. ka—"
"A-A-A-A-Ap-Apa-APA?? TIDAK TERDENGAR!"
"Ya! Jika kau malu, tak usah menjerit seperti itu! Nanti orang lain melihat, aku gagal jadinya!" katanya tepat di depan wajahku.
Rambut hitamnya sedikit lepek karena di tengah gurun seperti ini udaranya sangat panas sehingga tubuh terus menerus berkeringat dan kulit eksotisnya—KENAPA IA SEMAKIN LAMA SEMAKIN MENGGODA? MINGYU DARI ERA PRETTY U TAK BEGINI, TUH?!
"Jadi? Bagaimana?" tanyanya. Ia kembali ke kursinya dan mengambil hand-fan itu lagi.
"Apanya yang bagaimana?"
"Hal yang harus kau sediakan padaku," lalu ia mendekat dan berbisik, "karena aku s u d a h s a n g a t lapar."
?????
"Seolma.." (Tak mungkin..)
"Kau sudah dewasa, 'kan?"
?????
Ia mengedipkan matanya padaku sebelum beranjak pergi karena director sudah memanggil para member untuk melanjutkan syuting. Ya ampun. Maksudnya, ia ingin.. ia ingin melakukan itu??
Itu yang itu? Atau itu yang begitu? Atau malah yang begini? Maksudnya apa, sih? Aku tak mengerti.
Huh. Mungkin aku harus bertanya pada yang lain? Seunghee? Ah, aniya. Dia lebih mudah dariku! Haewon..? MASA AKU MENANYAKAN HAL SEPERTI ITU PADANYA?! TAK MUNGKIN!