Damn.
Mataku tak dapat menahan flash dari kamera-kamera yang sedang mengambil fotoku saat ini. Kedua tanganku sedang memegang buku karanganku jadi tak bisa kugunakan untuk menghadang cahaya-cahaya itu.
Lagipula, aku tak boleh menghadang cahaya itu atau wajahku akan tertutup.
"Sesi QnA akan dimulai!" kata manajerku yang baru. Namanya Do Hyun.
Banyak sekali orang yang mengangkat tangannya. Mereka mempunyai banyak pertanyaan untukku, ya?
"Nona yang memakai baju warna merah!" kataku dengan mic.
Nona itu berdiri dan bertanya, "Kenapa judul cerita pertama Anda namanya First Love saja? Bukankah judul tersebut terlalu klise?"
Oh. Haha.
Masih dengan mic di tanganku, aku menjawab, "Simpel saja. Karena cerita ini merupakan cerita tentang Minkim yang bertemu dengan cinta pertamanya, yaitu Haemin. Meski judulnya terdengar klise, tapi judul itu yang paling cocok untuk cerita ini."
"Cerita Anda terkesan sangat hidup. Apakah ini pengalaman Anda? Apakah Anda pernah menjalani hubungan dengan seorang artis?"
Aku tersenyum. Aku sudah mempersiapkan jawaban atas pertanyaan ini. "Iya, ini pengalaman saya. Tapi tidak semuanya. Saya tidak akan mengatakan yang mana merupakan pengalaman saya dan yang mana bukan merupakan pengalaman saya. Saya harap kalian dapat menghormati pilihan saya untuk tidak menceritakan hidup saya."
"Mengapa pada akhirnya Haemin meninggalkan Minkim, padahal mereka benar-benar mencintai satu sama lainnya? Apakah sejak awal janji untuk menjalani hubungan selama satu bulan itu benar-benar serius?"
Aku tersenyum lagi. Memang sudah seharusnya seperti itu, 'kan? Perjanjian tetaplah perjanjian.
"Haemin yang kita lihat dari cerita itu bukanlah orang yang berkomitmen meskipun ia merupakan seorang wanita yang mandiri. Sedangkan Minkim, seperti yang kalian tahu, telah menyukai Haemin sejak mereka berumur sembilan tahun."
Aku jeda sebentar. Baiklah. Aku akan katakan ini saja.
"Haemin tidak memiliki kepercayaan diri untuk bersama dengan Minkim yang merupakan seorang artis dan diidolakan banyak orang, jadi ia lebih memilih untuk meninggalkan Minkim daripada ketidakpercayaan dirinya itu lama-lama membunuhnya."
"Apakah Anda mempunyai rencana untuk melanjutkan cerita Haemin dan Minkim ini? Atau Anda sudah mempunyai ide untuk cerita lainnya?"
Oh! Permintaan untuk sebuah spoiler. Aku melirik ke arah Do Hyun yang menggeleng padaku.
"Baiklah. Sesi QnA-nya sampai di sini saja. Terima kasih," kataku, membuat Si Penanya tadi berwajah murung karena tidak dijawab.
Aku berjalan turun dari tempat aku duduk tadinya dan keluar dari ruangan. Fansign diadakan di salah satu ruangan di hotel yang lumayan dekat dengan rumahku, begitu juga konferensi persnya.
Saat ini, Do Hyun akan mengantarkan aku pulang ke rumah. Hoho. Senang sekali diantar pulang.
Mumpung Seventeen akan menggelar konser Diamond Edge mereka minggu depan, Mingyu pasti sedang berlatih sekarang. Mungkin daging BBQ akan membuat mereka bersemangat kembali meski merasa lelah seperti ingin mati saja (seperti aku dulu saat masih bersekolah karena pelajaran IPA yang susah). Akan kutraktir mereka nanti!
Hari ini Jiyeon akan singgah di rumahku terlebih dahulu. Ia baru saja kembali dari Busan kemarin. Ckck. Anak itu tak pernah lelah sepertinya.
Jiyeon berkata ia ingin mengunjungi Seventeen juga dan ia akan membawa Lisa bersamanya.