14

849 99 5
                                        

"Dia pacar gue"

Selepas berkata seperti itu, Yeri memutuskan telepon lalu kembali berbaring di atas meja. Mark di sampingnya masih melongo. Tiga kata, tetapi maknanya mendalam.

"Lo kaget ya?" Yeri bertanya sambil berbaring, lalu tersenyum kecut di akhir kalimat.

"Gue... Gak ada pilihan lain. Jungkook selalu bikin gue patah hati. Gue pengen bales bikin dia ngerasa sakit. Hehehe.... Sekali ini aja"

Mark tau Yeri hanya berceloteh di alam bawah sadarnya. Dia mengatakan segala hal yang muncul di kepalanya. Tetapi biasanya, celotehan orang mabuk itu adalah kejujuran. Atau mungkin unek-unek yang sudah lama dipendam tanpa tau dapat disampaikan pada siapa.

Mark jadi penasaran, "Siapa itu Jungkook??"

"Dia... cowok pengecut yang selalu ngebaperin gue....Ha...... Cowok brengsek. Hahaha..." Yeri kembali berceloteh, kini dengan mata terpejam.

Selang beberapa detik kemudian terdengar dengkuran halus. Yeri sudah tertidur.

Mark menghela napas. Perempuan selalu saja punya masalah dengan perasaan. Mark gak tau, entah ini Yeri yang terlalu alay berhadapan dengan lelaki bernama Jungkook itu. Atau memang masalah mereka serumit yang Yeri ucapkan barusan.

Mark beralih melihat arloji, sudah jam 07.15. Dia harus segera mengantar Yeri pulang, atau Yeri akan tambah dimarahi karena pulang melewati jam malam dalam kondisi mabuk berat.

Setelah mengambil keresek berisi belanjaan dan membayar nota, Jueun dan Sohye keluar dari toko yang bernama 'Toko Pelita'. Jueun perlu membeli beberapa cetak biru dan penggaris segitiga baru untuk tugas kuliah nya. Cetak birunya habis, sementara penggarisnya patah.

Kemarin Jueun mendapat tugas kelompok untuk membuat rancangan cetak biru mengenai rancangan gedung 3 tingkat. Tetapi, dari kelompoknya yang berisi 4 orang, gak ada satu orang pun yang niat kerja. 2 orang bilang mereka sedang sibuk jadi gak sempat, sementara 1 orang lagi gak bisa dihubungi. Orang yang satu ini, selalu pulang cepat saat di kampus, nomor HP nya gak aktif, dan gak pernah membaca pesan.

"Kelompok kerja lo ngeselin amat, asli" kata Sohye.

"Hm. Bikin emosi. Liat aja, nanti gue laporin ke Pak Yixing kalo yang kerja cuma gue doang" Jueun menanggapi.

"Iya, enak banget 3 orang sisanya cuma numpang nilai"

"Biasalah, yang pinter pasti dikasi tugas paling berat"

"Gue juga sering kayak gitu padahal nilai gue standar-standar aja"

Tetapi Jueun gak benar-benar bisa bekerja seorang diri dengan batas waktu yang hanya satu minggu. Oleh karena itu dia meminta bantuan Sohye yang memiliki bakat menggambar dan kemampuan menghitungnya pun lumayan walau berbeda jurusan. Sebenarnya dia ingin meminta bantuan Yeri, karena Yeri juga jurusan desain. Jadi Yeri pasti lebih paham ketimbang Sohye. Tetapi saat Jueun menelpon satu jam yang lalu, Yeri gak menjawab. Sudah dicoba 3 kali tapi tetap gak diangkat.

Jueun heran, memang Yeri sedang berada dimana dan sedang apa sampai gak menagngkat 3 kali teleponnya.

Dalam perjalanan kembali ke kos-kosannya, Jueun dan Sohye melewati sebuah minimarket yang buka 24 jam. Saat Sohye gak sengaja memperhatikan teras minimarket, Sohye melihat seorang perempuan dengan baju biru berkerah, dan celana panjang putih tertidur di salah satu kursi. Sohye yang mengenali perempuan itu langsung menyenggol lengan Jueun.

"Eh! Itu Yeri gak sih? Yang di kursi depan mini market"

Jueun ikut memperhatikan, lalu menjawab dengan nada meninggi "Iya itu Yeri! Dia ngapain disana?!"

Stupid - JUNGRI [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang