"Cinta kita seperti kertas dan api. Memang harus terpisah agar tidak saling menyakiti."
Avril Lavigne - Slipped away🎵
➖
Beberapa kelopak mawar tampak layu di tempatnya. Mereka berganti warna menjadi hitam, bahkan mencokelat karena tak lagi mendapat nutrisi. Lalu aku mengambil setangkai, mengecek apakah aromanya masih sama. Kutaruh lagi karena wangi bunga ini sudah berubah. Menjadi satu aroma lain yang semerbak.
Melihat sang mawar, aku jadi teringat pada sosok laki-laki yang menolongku tempo hari. Lelaki tinggi yang kala itu memakai buff sampai ke hidung. Meski terkesan misterius, dari awal aku sudah menyadari kalau aku mengenali sosok itu.
Tinggi badan, gestur tubuh, semuanya mengingatkanku pada Fero. Namun kala itu aku masih belum yakin, jika yang kulihat itu benar dia. Suaranya yang sedikit lebih berat membuatku ragu. Apalagi saat aku sadar jika potongan rambutnya berubah.
Rambut Fero itu lebat dan agak panjang. Tapi tidak gondrong. Berbeda dengan yang kulihat kemarin. Sosok misterius itu memiliki rambut model side part yang panjangnya cuma di bagian tengah, sedangkan sisi pinggirannya berubah menjadi tipis.
Oleh karena itu, aku kaget tatkala mengetahui lelaki tersebut adalah Fero. Benar-benar kaget! Sungguh. Maksudku, aku bahkan tak tahu kapan dia merubah penampilannya menjadi begitu. Soal suara yang terdengar berat, kupikir itu efek buff yang dia pakai.
Ternyata dugaanku benar! Firasatku seperti sedang diikuti memang terbukti benar adanya. Malah kejadian itu telah berlangsung sejak aku menginjakkan kaki keluar dari kafe David.
Astaga! Apa yang ada di pikiran lelaki itu? Mengapa dia mau-maunya mengikutiku ke manapun aku pergi? Mengapa juga ia terkesan menyembunyikan diri? Apa dia tak ingin aku mengetahui keberadaannya?
Tak kukira, Fero serius dengan apa yang dia bilang waktu itu. Bahwa dia akan selalu berada di belakangku tidak peduli walau aku tak pernah berbalik untuknya.
Tapi aku heran. Untuk apa dia melakukan ini? Apakah dia sedang menunjukan kesungguhannya padaku? Apa sekarang aku kembali menjadi gadis yang ia perjuangkan lagi?
Gara-gara pikiranku terbelah ke mana-mana, aku jadi suntuk berada di kamarku sendiri. Aku pun keluar setelah sebelumnya mengganti air di dalam vas mawar itu.
Ketika menutup knop pintu, aku melihat Ayah baru saja keluar dari teras. Dia menggeleng-geleng pelan. Karena penasaran, kuhampiri lelaki itu.
"Ayah dari mana?" tanyaku.
"Itu. Abis dari luar, nyamperin si itu tuh, temen kamu," jawab Ayah.
Temanku?
Ayah habis bertemu siapa?
"Siapa, Yah?" Aku kepo.
"Laki-laki yang kemaren ke sini. Ayah lupa siapa namanya," ujar Ayah yang kemudian duduk dan mengambil remot televisi. Segera saja aku ikut duduk di sebelahnya.
"Yang mana?"
"Yang kemaren ke sini sama Bella," ucap Ayah cuek karena perhatiannya tertuju pada kotak ajaib di depan kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prefer
Romance[completed] "No matter how much we argue, I prefer stay at you." Sequel FRE & FER Copyrights®️ September 2017 by Rishaatp. SEDANG DIREVISI (Cerita ini hanya untuk kepentingan seru-seruan di wattpad. Dan tidak akan pernah diterbitkan)