[28] Kenyataan sebenarnya

49K 5.6K 1.4K
                                    

"Singkatnya begini, jika kau tetap menjadi seorang pengacau, dengan senang hati akan kutunjukkan padamu bagaimana hidupmu hancur berkat ulahmu sendiri."

Kodaline - High Hopes

"Feroo!!!!!"

Pandanganku benar-benar mengabur. Banyaknya air yang menggenang di sana membuat apa saja terlihat semakin samar. Belum lagi kondisi sekitar yang gelap gulita. Menambah kekalutan yang sekarang sedang kulanda.

Semua perasaan takut berkecamuk di dalam hatiku. Aku takut Fero tidak selamat. Aku takut tubuhnya hanyut dan menghilang. Aku takut tak bisa bertemu dengannya lagi. Aku takut pulang dalam keadaan membawa kabar duka untuk yang lain.

Tuhan, siapa orang-orang yang tadi mengeroyok Fero? Kenapa mereka begitu tega? Memangnya Fero salah apa?

Pikiranku melayang pada orang-orang yang kupikir menjadi dalang di balik ini semua. Siapa saja yang pernah bermasalah dengan Fero, kugambar jelas-jelas dalam kepala.

Rasanya, siapapun itu, mereka semua ada hubungannya denganku. Sebab selama ini, yang dilakukan Fero tidak jauh-jauh dari ambisinya melindungiku.

Lalu, jika benar aku terlibat, kenapa cuma Fero yang mereka habisi? Kenapa aku tidak? Apa sebenarnya yang mereka incar cuma Fero saja?

Siapa mereka? Apa orang-orang itu membuntuti kami sejak dari Jakarta? Mereka mengikutiku apa mengikuti Fero sebenarnya?

Mungkin, karena Fero selalu menguntitku ke manapun aku pergi, lantas mereka jadi mengikuti Fero. Tunggu dulu, bagaimana jika yang mereka incar sebenarnya adalah aku?

Di luar rencana, seorang laki-laki malah dengan sukarela menjagaku dari mereka. Yang mana kehadirannya justru sama sekali tak kuharapkan sebelumnya.

Apakah tragedi ini tetap terjadi kalau Fero tak ada di belakangku?

Apa jadinya jika aku sendiri tadi?

Apa jadinya kalau Fero benar pergi saat aku mengusirnya? Apa mereka akan mengeroyok dan menjatuhkan aku ke dalam sungai ini?

Yang membuat tangisku semakin kencang adalah ... bagaimana jika seandainya Fero sengaja berada di belakangku agar aku aman? Agar dia bisa menjagaku dari orang-orang itu?

Ya, Tuhan... Dia berlaku sebagai penjaga lagi kali ini. Dia hanya ingin memastikan aku baik seolah perkataannya. Lalu kenapa tadi aku menganggap kehadirannya sebagai bencana?

Langit semakin menghitam ketika angin malam kian berembus kencang. Malah kini titik-titik air mulai jatuh dari langit. Membasahi isi kepalaku yang kacau dan rumit.

Jantungku terus berdegup. Disesaki rasa penyesalan yang amat besar. Seandainya tadi aku tak merutuk begitu keras pada Fero, aku pasti masih ada di dekatnya. Kami tak akan terpaut oleh jarak. Sehingga aku tetap ada di dekat lelaki itu ketika orang-orang tadi datang mengeroyok.

Sayangnya, Fresha yang nyaris gila ini malah melakukan hal bodoh demi memuaskan egonya sendiri. Fresha yang kebingungan ini tak mendengarkan kata hatinya untuk percaya pada Fero.

Silakan kalau kalian ingin mengumpat. Aku memang pantas dihujat atas semua kehancuran yang telah kuperbuat. Tapi tolong, kali ini saja, aku ingin kalian berada di pihakku untuk menemukan di mana lelaki itu.

PreferTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang