[30] Akhir tak terduga

53.7K 5.7K 1.9K
                                    

"You stole my heart. So, I'll steal your last name."

WAJIB PLAY MULMED SIH INI😫❤️
Pake earphone kalo bisa.


Pada suatu tempat, aku berjalan sambil melihat-lihat. Tepat di ujung jalan, seberkas cahaya warna putih membentang begitu terang. Langkah kakiku perlahan menyusuri. Setiap tanah yang kupijaki, mengeluarkan pancaran sinar kelap-kelip.

Sejauh mata memandang, tak ada satupun orang yang kutemui. Hanya ada beberapa ekor burung merak jingga yang terbang sesuka hati. Mereka seolah menyapa, dengan cara yang aku sendiri bingung bagaimana membalasnya.

Ketika aku hampir sampai di muara cahaya, aku mendengar suara orang-orang menyerukan namaku. Kencang sekali. Aku bahkan bisa mendengar jelas intonasinya.

Kutoleh ke belakang, tak ada siapa-siapa. Tapi, suara tersebut semakin riuh tak menemui jeda. Akhirnya, aku mundur kembali. Ke tempatku berdiri tadi.

Seekor burung merak jingga mendarat persis di depanku. Dia berceloteh dengan bahasanya yang aku tak tahu. Entah bagaimana caranya, dia tiba-tiba bersuara. Dia bilang;

"Kau harus kembali."

Aku terkejut. Mendengarnya mengucapkan bahasa manusia membuatku terhenyak untuk waktu yang lama. Ingin kutanya burung itu, tapi dia terbang menuju arah datang cahaya yang sebelumnya ingin kutempuh.

Lalu aku mematung. Aku tak mengerti kenapa makhluk hidup satu itu menyuruhku kembali. Lalu, aku berbalik. Menjauh dari muara cahaya yang seolah berbisik memintaku ke sana.

Kupikir, sedari tadi burung itu sudah ingin memberitahuku. Tapi, akunya saja yang tidak tahu.

"Freshaa?"

Berat. Itulah kata yang menggambarkan kondisi mataku saat aku membukanya. Perlahan tapi pasti, aku mulai bisa melihat jelas objek-objek di depanku saat ini.

Seorang laki-laki jangkung berdiri di sebelahku. Dia memegangi tangan kananku erat. Persis seperti orang yang ingin menyebrang jalan. Tapi rasanya aku sedang tidak ada di tepi jalan. Aku sedang terbaring di atas ranjang besar beralaskan sprei putih.

"Fre??? Freshaa?? Kamu udah sadar?" tanyanya tak beraturan. Setelah itu, dia menekan tombol di atas ranjangku. Kemudian lari ke luar sambil berteriak memanggil dokter.

Aku masih memandang langit-langit ruangan ini dengan perasaan gamang. Entah kenapa, aku tidak tahu kenapa ada di sini. Aku lupa apa yang terjadi padaku semalam. Aku bahkan mengira jika aku hanya bangun tidur saja.

Seorang lelaki memakai jas putih masuk bersama beberapa perempuan berseragam di belakangnya. Lelaki itu mengecek detak jantungku, juga memeriksa mataku dengan sebuah senter kecil.

"Syukurlah, pasien sudah sadar. Saat ini, dia masih mengumpulkan memorinya dulu. Kejadian ini wajar dialami pasien yang baru terbangun dari koma," kata lelaki itu pada lelaki jangkung yang tadi.

"Jangan terlalu dipaksa. Biarkan ingatannya pulih kembali. Tidak akan lama kok. Anda harus sabar," lanjutnya lagi sebelum keluar bersama perempuan-perempuan yang tadi.

Lelaki jangkung itu mengangguk, lalu memandangiku. Perlahan dia menghampiri, dan duduk di dekat ranjangku sebelah kiri.

"Hei, kamu inget aku kan?" tanyanya sambil mengusap punggung tanganku.

PreferTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang