#37 - Explanation

2.9K 486 123
                                    

Play the music ya gengs! : Die for you - The Weeknd

✨✨✨

Sore hari ini dihabisi Sunmi dengan memandang layar telfonnya. Ya, bisa dibilang dia sedang menunggu telefon atau semacam pesan Line lagi mungkin dari Kai. Walau, semalam mungkin bisa dibilang malam yang terburuk dan paling dibenci oleh Sunmi.

Untunglah, di sekolah ia tidak melihat batang hidung Kai sedikit pun. Bahkan, melihat Sehun dan Chanyeol pun tidak.

"Sebenernya gue ngapain sih nungguin telfon dari dia?" gumamnya bingung pada dirinya sendiri. Alunan musik lagu menyedihkan menamaninya sore ini.

Hari semakin sore. Ia pun mematikan lagunya kemudian memilih tertidur dengan patah hati.

Tring Tring

Tiba-tiba suara telfon berdering membuat perempuan ini terbangun dari tidurnya. Hari sudah malam.

Lah Sehun? Tumben?

Baru saja Sunmi berniat untuk mengangkat telfon itu tapi, pikirannya seketika berubah. Ia menolak panggilan itu.

Ia menghela nafas. Panggilan itu tidak ia inginkan sama sekali. Ia ingin telfonnya berbunyi jika yang menelfon itu Kai. Ia ingin mengangkat telfon itu dan mendengar Kai meminta maaf atau apa... walau sebenarnya ㅡah sudahlah.

Membicarakan perasaan memang susah dan juga hanya menyakiti hati kan?

Sunmi pun mulai berdiri kemudian merapikan dirinya didepan cermin. Memandangi matanya yang bengkak. Bisa dibilang selama ia tidur, ia menangis.

Sekarang, ia hendak membasuh wajahnya di kamar mandi, kemudian mengambil snack di lantai bawah, dan menonton drama.

Tring Tring

Ia menghentikan langkah kakinya dan segera mengambil telfonnya. Kali ini dari Chanyeol. Dia pun kembali menolak telfon itu. Jika kalian bertanya Sunmi tahu nomor itu darimana, tentu saja Kai yang menambahkan kontak Chanyeol dan Sehun di kontaknya. Kai memang cemburu tapi hanya Sehun dan Chanyeol-lah yang bisa membantu Sunmi jika Kai tidak bisa ada di saat Sunmi butuh, dan juga mereka terpercaya.

Tring Tring

Telfon itu kembali berbunyi membuat Sunmi jengah. Terus saja nama yang tertera bukan Kai. Membuat Sunmi pergi meninggalkan telfonnya lalu pergi ke dapur untuk mengambil snack.

"Dek... masih nangis?" suara Chen pun terdengar. Sunmi segera menoleh, dia berusaha tersenyum manis.

"Heheheh, abang," jawabnya sambil menutup kulkas dan menyanggahkan badannya di kulkas. Tatapannya begitu manis membuat Chen tersenyum menatap adiknya.

Ia mendekati adiknya, kemudian mengacak rambut adiknya. "Sun. Kalo dia masih gangguin lo, ngomong ya sama gue?"

"Apaansih bang? Nggak lagi kok,"

Nggak lagi tapi gue jadinya kangen.

Sunmi segera berlari ke kamarnya yang terletak diatas. Ia benar-benar takut akan suatu hari dimana bisa saja Chen meledak didepan Kai dan mengekspresikan semua amarahnya.

Setelah menenangkan diri, dia segera menghidupkan laptopnya. Memang hatinya masih sakit akan mengingat Kai tapi masalahnya... untuk benar-benar melupakan harus mengisi waktu dengan kegiatan yang lain kan?

"Hm..." ia menghela nafas.

"Selamat menonton," hatinya masih merasa perih dan sakit tapi harus mengisi waktunya. Setidaknya menangisi drama lebih baik daripada menangisi laki-laki brengsek seperti Kai.

is that you ? // kai✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang