#45 - Excuse

3.1K 486 143
                                    

Siang itu, gue dan Kai udah berada di dalam mobil. Barang-barang kita udah Kai masukin semua di bagasi mobil.

"Gak ada yang ketinggalan kan?" tanya Kai memastikan sebelum dia masang sabuk pengaman.

Gue ngelihat ke belakang, ngecek satu persatu tas. Semuanya lengkap.

Setelah itu, gue ngecek juga tas yang gue bawa. "Lengkap kok." kata gue.

Kai ngangguk dan dia mulai ngehidupin mobil.

Di dalam mobil. Kai tidak banyak ngomong, begitupun gue. Gue tidak enak ngomong karena mukanya yang menurut gue sedikit khawatir.

Gue rasa, dia pasti ngerasain feeling tidak enak tentang Papa nya. Papa nya kan orang yang sibuk dan bahkan jarang banget meluangkan waktu buat Kai.

Tumben sekali 'kan Papa nya tiba-tiba ngajak ketemu dan mau ngomongin sesuatu yang penting?

Jalanan mulai macet, Kai ngebuang nafas kesal lalu dia menempelkan kepalanya di atas setir. Dia menutup matanya.

Kelihatan seperti berpikir.

"Kai... udahlah. Tenang aja, gak usah dipikirin banget Papa lo mau ngomong apa." kata gue sambil tersenyum, tangan gue mengelus-mengelus dadanya agar dia tenang.

"Ya gimana ya Sun? Perasaan gue beneran gak enak ini, dia jarang ngajak gue buat ngobrol hal penting." balas Kai masih dengan kepala yang menempel di setir.

Gue berusaha mencari-cari kata yang bisa bikin Kai tenang. "Jangan suka overthinking, Kai. Bisa aja Papa lo mau family time bareng lo."

Kai membenarkan posisinya. Kepalanya sudah tegak lagi, dan sekarang menoleh ke gue.

"Kalo emang bener gitu. Gue gak mau tau lo harus ikut pas Papa ngomong sama gue."

Gue mengernyitkan dahi, "Lah? Kan family time. Masa gue yang bukan keluarga diajak?"

Mobil didepan mulai jalan, Kai tidak menjawab pertanyaan gue yang kebingungan. Dia malah lanjut menyetir mobil. "Sekalian ngenalin lo ke Papa." ujarnya serius yang spontan bikin gue nervous.

"Ayolah, Sun. Dia ntar balik lagi ke Kanada nanti gak sempet lagi." tambah Kai ngeyakinin gue.

Bener juga.

Mau tidak mau, gue harus ikut. Karena Papanya Kai itu orang sibuk dan jarang banget meluangkan waktu untuk Kai apalagi untuk kenal sama pacar anaknya.

Selagi ada waktu yang pas, Kai mau mengenalkan gue ke Papa sembari Papanya membicarakan sesuatu yang katanya penting itu ke dia.

"Yaudah iya..." gue mengalah dan menerima walau sebenernya benar-benar malu buat ketemu Papanya.

Apa kata Papanya nanti? Setuju tidak ya kalau anaknya pacaran sama gue?

Melihat wajah gue yang tiba-tiba suram dan kepikiran sesuatu, Kai nenangin gue dengan ngusap kepala gue. "Udah, santai aja. Kan ada gue."

Gue tersenyum saat itu juga. Nada suara dia memang selalu bisa bikin gue tenang, nyaman dan aman.

Setelah beberapa jam perjalanan, kita berhenti dulu di rest area. Kai katanya mau istirahat bentar sekalian ngehubungin Papa-nya mau ketemuan dimana.

Gue disuruh menunggu di mobil aja, dia menelfon Papanya diluar. Di dalam mobil, gue hanya bisa melihay Kai yang ngangguk-ngangguk doang seakan dia mengerti apa yang Papanya bicarakan lewat sambungan telfon.

Beberapa menit, Kai udah masuk lagi ke dalam mobil. Wajahnya tidak murung, terkesan biasa aja.

"Papa ngajak ketemunya pas makan malem." kata Kai dengan santai sambil sesekali merhatiin telfonnya.

is that you ? // kai✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang