#42 - Approval

2.8K 477 115
                                    

Langit-langit biru tertutup awan mendung abu-abu. Bentar lagi hujan tapi gue sama Kai masih berada didepan makam mamanya. Keluarga Kai yang lain semuanya sudah pulang.

Gue memandangnya dengan air mata yang susah untuk berhenti.

Gue begitu iba melihatnya, dari tadi Kai menatapi makam mamanya dengan tatapan kosong.

"Ma... walau mama suka kasar dan nyakitin Kai dulu... bahkan bikin Kai susah bergaul sama cewe tapi gimana pun mama tetep mamanya Kai dan Kai sayang sama mama." ujarnya masih dengan tatapan kosong. Matanya merah.

Gue tersenyum miris mendengarnya. Gue yakin sekali itu menyakitkan bagi-nya.

"Makasih, Ma udah sedikit mewarnai hidup Kai... Mama adalah cinta pertama Kai."

Kai berdiri lalu tersenyum ke arah makam itu. Kai kemudian mengedarkan mata-nya ke arah gue. Menyuruh gue mendekat, berdiri di sebelahnya.

"Nah, Ma. Ini adalah cewek yang Kai sayang untuk sekarang dan selamanya. Namanya Sunmi. Cantik ya Ma?" Kai seakan mengenalkan gue ke mamanya.

Hati gue begitu hangat mendengarnya tapi juga sakit. Kai bener-bener kehilangan.

Kai menoleh ke gue, "Kata mama, lo cantik."

"Makasih, ma." ujar gue.

Gue tersenyum lalu menoleh ke arahnya juga. Kita saling tatap lalu tersenyum cukup lama sampai gue merasakan rintik hujan mulai berjatuhan dan sedikit membasahi pakaian yang gue pakai.

Kai tersentak sebentar, lalu dia buru-buru ngelepas jas hitam yang dia pakai lalu dengan cepat menutupi kepala gue. "Ma, Kai pulang ya..."

Gue dan Kai berlari cepat-cepat ke parkiran mobil, tapi hujan semakin deras. Kemeja putih yang Kai pakai semakin basah dan rambutnya juga. Beda dengan gue yang terlindung dengan jas yang dia kasih.

"Kai, sini lo aja yang pakek. Lo udah basah beneran itu." ujar gue lalu segera menutupi kepalanya dengan jas tapi langsung di lepasnya cepat-cepat.

"Kaii... jangan gitulah. Lo ntar masuk angin kan susah." lagi-lagi gue menaruh jas itu dikepalanya. "Pake aja biar kita satu sama. Sama-sama basah kuyup."

Kai yang keras kepala menggeleng keras. "Dimanapun cewe itu lebih lemah dari cowo, nanti lo yang sakit."

Gentle. Pikir gue.

Gue pun dengan berat hati ngambil jas itu lalu menutupi kepala gue. Membiarkan dia yang basah kuyup. Walau begitu pakaian yang gue pakai tetap basah karena berdebat tadi.

Sampailah gue dan Kai di depan mobil hitamnya. "Biar gue yang bukain pintu nya," ucap Kai.

Gue mengangguk, namun ketika gue baru saja ingin mundur untuk mempermudah dia ngebuka pintu, dia menahan tangan gue lalu menariknya membuat gue tersender di pintu mobil.

Gue menatapnya bingung. Netra matanya menggelap. Jantung gue berdebar cepat karena posisi gue dengannya yang begitu dekat.

Jas itu sudah dia pegang lalu dia tempelkan di mobil hitam, mengunci gue dengan kedua tangannya.

Kai terengah-engah. "Gue sayang sama lo, Sun. Lo ga bakal ninggalin gue kan?"

Gue menggeleng ragu.

Gue gakpernah liat Kai seseram ini. Membuat gue ketakutan.

Gue sedikit kesusahan menatap matanya yang tajam karena air hujan yang terus-menerus membasahi wajah gue dan dia. Berbeda dengan matanya yang tampaknya gak merasa terganggu karena hujan.

"Would you be mine?" tanyanya mendadak.

Sial.

Gue tahu harus jawab apa tapi begitu susah untuk mengucapkannya. Garis wajah tajamnya membuat gue bungkam.

is that you ? // kai✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang