#46 - I'll Be By Your Side

3.9K 462 113
                                    

Last Part~

✨✨✨

"Iya, Ong. Kamu langsung kirim barang-barangnya ke sana ya?"

Gue hanya bisa melongo melihat Om Kim atau Papa-nya Kai itu. Kita tengah tengah duduk di ruang makan lagi. Setelah pengakuan Papa Kai tentang pekerjaannya kepada anaknya sendiri setelah sekian lama tidak diketahui olehnya.

"Baik, Pak. Tapi masalahnya pengawasan di sana katanya ketat. Gimana bisa masuk?" tanya laki-laki yang menurut gue cukup ganteng bernama Ong dan itu berhasil membuat Kai sampai sekarang menatap gue sinis.

"Mudahlah, sogok pake uang dan jangan lupa hubungin Mr. Rex." ujar Papanya Kai pada Ong yang sudah pergi berlalu dari ruang makan.

Kai langsung mengalihkan matanya dari gue ke arah Papanya. "Apa yang Papa kirim? Barang illegal?" tanya Kai yang langsung dianggukkan Papanya dengan senyum.

Gue hanya meneguk air liur gue. Tidak mengerti apa-apa. Tapi gue ada feeling kalau itu sejenis narkoba dan senjata api.

"Papa cuman ngirim barang atau ada yang lain?" tanya Kai lagi dengan penasaran. Gue juga sebenarnya.

Papa-nya Kai terkekeh. "Banyak nak."

Kai menghela nafas kesal, gue yang melihatnya langsung cemas. Dia kalo marah kan serem,

"Pekerjaan Papa ga bakal membahayakan Kai kan? Kai disini sudah punya banyak musuh dan itu udah ga cukup aman," jelasnya sambil ngeliat mata Papa-nya serius.

Papa Kai segera berdiri dari kursinya dan duduk mendekati anaknya. Dia ngehela nafas, sedangkan Kai melihati Papanya dengan tatapan seakan ngeintimidasi. Pengen tahu.

Gue akhirnya juga ikut melihat Papanya.

Kebetulan gue sama Kai duduk sebelahan, Papanya jalan ke belakang kita dan berhenti diantara kursi kita berdua. Dia menumpukan kedua tangannya di belakang kursi. Di atas penumpu punggung kami.

"Papa gak tau kalau urusan itu, tapi kalau ada pun Papa pastiin kamu jadi prioritas nomor satu kelompok Papa," jawabnya yang langsung bikin Kai masang raut wajah tidak seneng.

"Ah, gila! Males banget gue kalau gini," umpatnya kesel, lalu dia memandang Papanya lagi, "Pa, masih oke kalau cuma ngebahayain Kai tapi Pa, jangan pernah sampai-sampai musuh Papa itu nyerang orang-orang yang ada di kehidupan Kai juga. Apalagi Sunmi. Itu masalah Papa dan ga ada hubungannya sama Kai." tambahnya lagi dan Papanya lagi-lagi ngehela nafas.

Gue disitu hanya terdiam, lalu ngelus-ngelus punggung Kai dengan maksud menenangkan. Suasananya jadi tegang.

Tapi, gue tau maksud Kai disini. Dia tidak mau orang-orang dihidupnya terganggu apalagi diserang tiba-tiba sebagai ancaman dari musuh Papanya sendiri. Menambah bebannya aja.

"Nak... Papa juga inginnya begitu tapi Papa ga bisa janji..." katanya lagi, setelah itu Papanya balik lagi duduk ke kursinya.

Akhirnya, Kai ikut-ikutan ngehela nafas dan sedikit menjambak rambutnya frustasi.

✨✨✨

Sesampainya di rumah gue, Kai menghadang gue untuk keluar dari mobilnya.

"Sun..." panggilnya sambil mengarahkan badannya ke arah gue dengan wajah serius.

"Iya?" tanya gue bingung.

Dia mengambil kedua tangan gue, menatap kedua manik mata gue dan itu membuat gue menyemburkan semburat merah di pipi. Bikin badan gue lemes.

is that you ? // kai✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang