⛄3

42.6K 4.4K 232
                                    

"Ommo!"

"Hei! Mengapa ia terlihat sangat tampan dari jarak sedekat ini?"

"Kau benar. Ia terlihat tampan jika dilihat secara langsung seperti ini..."

"Aigo~ Ia menawan sekali.."

"Kyaaa~ beruntung sekali wanita yang menjadi kekasihnya."

Sekiranya begitu pekikan-pekikan nyaring yang diteriakkan oleh para wanita yang berada disebuah salon kecantikan mewah bernama Lalisa's House itu.

Lisa melepas kacamata baca yang tengah dikenakannya seraya berdecak kesal. "Mengapa terdengar ribut-ribut, sih?" tanyanya pada sang manager, Lee Suhyun.

"Aku akan memeriksanya sebentar, eonn." ujar Suhyun dan segera bergegas untuk keluar dari ruangan bosnya tersebut dengan sedikit tergesa-gesa.

Lisa memang sudah menganggap Suhyun sebagai adiknya sendiri. Jadi mereka jarang menggunakan bahasa formal dalam berbicara sehari-hari. Namun meskipun begitu, Suhyun tetap bersikap sopan dan patuh pada Lisa karena memang gadis bermata bulat itu adalah bosnya.

Lisa memijit pelipisnya. Ia membutuhkan konsentrasi penuh untuk membaca setiap berkas-berkas yang dikirimkan salon-salon cabangnya pagi tadi, dan teriakan-teriakan itu sangatlah mengganggu dirinya.

Padahal ruang kerja Lisa berada dilantai dua, tetapi tetap saja ia dapat mendengar suara-suara berisik itu.

Heol! Sebenarnya apa yang membuat para karyawan dan pengunjung wanita disini berteriak histeris seperti itu? Apakah ada seorang idol pria yang mampir kesalonnya? Tapi salonnya itu merupakan salon kecantikan khusus wanita. Jadi hal itu tak mungkin terjadi.

Tak lama kemudian, Suhyun masuk kembali ke dalam ruangan Lisa dengan senyum cerahnya. Oh, jangan lupakan kedua bola matanya yang berbinar. "Seorang lelaki tampan datang untuk mencarimu, eonn." ujarnya dengan pekikan tertahan.

Terakhir kali ada ribut-ribut seperti itu adalah saat Eunwoo mampir kesana untuk sekedar mengantarkan hadiah untuk Lisa. Jadi mungkin yang datang kali ini adalah pria itu atau Jaehyun, pikirnya.

Gadis itu menghembuskan napasnya kasar. "Baiklah. Suruh dia masuk."

Suhyun mengangguk cepat dan kembali keluar dari ruangan itu.

Beberapa saat kemudian, pintu kembali terbuka dan menampilkan sesosok pria tampan dengan senyum menawan yang terpatri dibibirnya, sedang berdiri di ambang pintu dengan kedua tangan yang ia masukkan ke dalam saku celananya.

"Jungkook?" Lisa mengernyit melihat kehadiran seorang pria yang hendak dijodohkan dengannya itu.

Astaga! Bagaimana para wanita diluar sana tidak ribut-ribut? Lihat saja setelan pakaian kerja yang dipakai Jungkook. Dengan celana bahan berwarna hitam, dipadukan dengan kemeja putih polos yang terpasang dengan pas pada tubuh atletisnya, serta bagian lengan panjangnya yang ia lipat hingga ke bagian siku.

Sekalipun tanpa dasi yang melilit lehernya, aura kharisma dari pria itu tetap terpancar dengan sempurna.

"Aku tahu, aku tampan. Berhentilah memandangiku seperti itu, nona Kwon." ucap Jungkook dengan percaya diri. Untung saja kepalanya tidak membesar seukuran buah semangka.

Lisa memutar bola matanya malas. Iya, Jungkook memang tampan, kok. Tapi bukannya sebuah pujian yang keluar dari belah bibir Lisa, melainkan sebuah desisan kecut yang disertai sebuah pertanyaan singkat, "Ada apa?"--kemudian kembali fokus pada lembaran kertas dihadapannya.

Jungkook melangkah untuk menghampiri meja kerja Lisa dan menyandarkan bokongnya ditepi meja itu. "Mari berkencan."

"Aku sedang sibuk. Kau tak melihatnya, ya?!" jawab Lisa sebal. Nada bicaranya terdengar ketus, tetapi hal itu malah membuat Jungkook terkekeh.

weird couple | lizkook✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang