2 Tahun kemudian....
"Huaaa~ mommy~"
Lisa hampir saja melempar gelas kaca yang ada ditangannya ketika mendengar jeritan tangis Kuki yang menggema sampai kesetiap sudut ruangan.
Tak mau berlama-lama, wanita yang kini menyandang status ibu dua anak itu langsung meletakkan gelasnya diatas meja makan, dan menghampiri sumber suara. "Ada apa, sayang?" tanyanya.
Sementara yang ditanya masih saja menangis, meraung-raung pilu diatas karpet bulu berwarna biru.
"Ada apa, hm?" tanya Lisa sekali lagi. Ia berjongkok dihadapan Kuki.
"Hiks.. T-tadi Kuki sedang menyuapi Hana dengan biskuit. Tetapi malah jari Kuki yang digigit.. Hiks.." bocah berusia delapan tahunan itu mengangkat jari telunjuknya yang terdapat bekas gigitan dua gigi kecil diujungnya.
Jeon Hana, si pelaku berusia sembilan bulanan itu hanya menatap sang kakak dari atas kereta bayinya sembari menghisap ibu jari kanannya sendiri.
Hana merasa tak bersalah sama sekali. Siapa suruh menyuapi tetapi ikut memasukkan jarinya juga? Hana 'kan tidak tahu. Ia menyangka bahwa jari milik kakaknya itu adalah biskuit juga.
Lisa menarik napas pelan. Ia memegang jari telunjuk Kuki kemudian mengelusnya dengan lembut. "Maafkan Hana, ya. Hana tidak sengaja. Dia 'kan belum mengerti."
Kuki mulai menghentikan tangisnya meski masih sedikit terisak. Bibirnya bergetar sembari menyedot ingusnya beberapa kali. "T-tapi.. tapi sakit sekali.. Hiks.."
Kuki juga sebenarnya pasrah-pasrah saja jika rambutnya hampir rontok karena dijengguti Hana. Kuki juga hanya diam saja ketika Hana melempar kepalanya dengan mangkuk.
Tapi kali ini rasanya sakit sekali. Dia merasa jari telunjuknya hampir putus karena digigit.
Hh~ Jari yang malang.
"Lain kali kalau ingin menyuapi Hana harus lebih berhati-hati lagi, ya. Atau berikan saja biskuitnya pada Hana. Dia sudah bisa memasukkan ke mulutnya sendiri kok." ujar Lisa. Ia mengecup jari telunjuk Kuki sebagai obat penenang sekaligus pereda rasa sakit.
Kuki menyeka air matanya dengan punggung tangan. Ia merasa menjadi lelaki yang lemah. Hanya digigit saja sudah menangis histeris, bagaimana jika harus melindungi ibu dan adiknya? Payah!
"Jadi, maafkan Hana, ya?" kali ini Lisa mengelus kepala Kuki dengan lembut disertai dengan senyuman hangat.
Terdiam sejenak, kemudian pria kecil itu mengangguk pasti.
"Kuki memaafkan Hana." katanya, lalu bangkit untuk memberi satu kecupan manis dikening adiknya, yang hanya dibalas dengan tatapan super polos.
Lisa menjadi lega melihatnya. Ia menyeka sisa-sisa air mata dipipi Kuki.
Bersyukur, Kuki adalah tipe kakak yang sangat menyayangi adiknya. Jadi ia tidak balas menggigit.
°°
Sesudah makan malam, biasanya keluarga kecil Jeon berkumpul diruang tengah untuk melakukan aktifitas bersama.
Namun kali ini yang membuat suasana berbeda adalah ketika Kuki menuruni anak tangga sembari membawa sesuatu ditangannya.
Ia menghampiri Lisa yang tengah duduk santai diatas sofa sembari memperhatikan Jungkook yang tengah bermain bersama Hana diatas karpet.
"Mom, tolong bukakan bungkus permennya." pinta Kuki dengan wajah polosnya, menyerahkan bungkusan kotak kecil berwarna merah muda.
KAMU SEDANG MEMBACA
weird couple | lizkook✔
Fanfiction[M] Di usianya yang masih terbilang muda yaitu 27 tahun, Lalisa Kwon harus rela menerima perjodohan kuno yang dilakukan oleh kedua orang tuanya; Kwon Jiyong dan Lee Chaerin. Mungkin saja sang Dewi Fortuna sedang tak berpihak pada penata rias handal...