☃9

31.7K 2.9K 436
                                    

Jungkook baru saja memasuki kamar sehabis dari ruangan kerjanya dan mendapati sang istri yang tengah duduk termenung ditepi ranjang mereka.

Lelaki itu menghela napas pelan. Ia tahu apa yang tengah dipikirkan oleh istrinya sampai-sampai tak menyadari keberadaannya seperti ini.

Dilangkahkannya sepasang kaki itu, menghampiri sang istri dan duduk secara perlahan disisinya.

"Kau masih memikirkannya?" tanya Jungkook. Ia membelai kepala Lisa, membuat wanita itu menoleh padanya.

Lisa mengangguk lemah. Air wajahnya terlihat lelah karena terlalu keras berpikir.

Jungkook kembali menghela napas pelan, disertai sebuah senyum tipis dibibirnya.

Ada kesedihan yang menyerang keduanya dibalik semua senyum yang terukir.

Tapi Jungkook sadar, ia adalah kepala keluarga disini, dan ia harus menjadi seseorang yang lebih kuat.

Dibawanya tubuh Lisa ke dalam pelukannya. Ia mengecupi kepala Lisa dengan tangan yang mulai mengusap halus punggung wanita itu.

"Aku yakin, kau akan sembuh, sayang." ujar Jungkook, berusaha menenangkan Lisa, maupun dirinya sendiri.

Lisa membalas pelukan Jungkook lebih erat, dan menyembunyikan wajahnya diperpotongan leher Jungkook. Wanita itu mulai terisak kecil.

Faktanya, enam bulan yang lalu Lisa didiagnosa terkena penyakit kista. Segala pengobatan tengah dijalaninya hingga kini, dan dokter belum bisa memastikan apakah Lisa masih dapat mengandung atau tidak.

Kenyataan itu membuat hatinya tersayat hingga ke inti. Ditambah lagi keinginan Kuki yang ingin memiliki seorang adik.

Lisa tak tahu bagaimana ia akan menjelaskan hal ini pada Kuki. Putranya itu masih kecil, dan ia tak ingin melenyapkan mimpi Kuki untuk memiliki seorang adik.

Lisa meremas kaus Jungkook. Air matanya terjun bebas dan membasahi pundak Jungkook.

Lelaki itu berusaha menahan lelehan air matanya walaupun ia sangat ingin menangis saat ini. "Kau akan sembuh, sayang. Kau akan sembuh." ucapnya berulang kali. Ia tak dapat menahan nada suaranya yang bergetar patah.

Lisa sudah sangat rapuh, dan ia tak ingin sampai Lisa kehilangan serpihannya sedikitpun. Ia harus menjadi perekat, yang setidaknya mampu membuat wanita itu tetap berdiri kokoh.







°°







Pagi ini Lisa beraktifitas seperti biasanya.

Hal yang pertama kali ia lakukan setelah turun dari ranjangnya adalah berjalan ke arah jendela besar kamarnya, dan menyibak tirai berwarna silver tersebut.

Lisa kemudian melangkah ke arah cermin, memastikan kondisi kelopak matanya yang sedikit membengkak akibat menangis semalam. Ia mendesah lega. Beruntung tidak terlalu kentara karena ia tak siap jika harus dihujani pertanyaan oleh Kuki terkait matanya.

Seperti, "Mom, mengapa matamu bengkak? Apakah habis dikencingi kecoa?"

Sekiranya seperti itu.

Setelah mencepol asal rambut panjangnya, ia berjalan kembali menuju ranjang. Tentu saja untuk membangunkan belahan jiwanya.

"Jungkook-ah.. Bangun.." ujarnya sembari menepuk pelan pipi Jungkook.

Seperti biasa, Jungkook hanya menggeliat pelan kemudian membenarkan posisi tidurnya tanpa membuka matanya sedikitpun.

Hh~ bayi besar ini.

Lisa tak melakukan apapun lagi selain menundukkan wajahnya dan mencium bibir Jungkook disertai dengan lumatan ringan, lalu dilanjutkan dengan kalimat manis, "Bangunlah, sayangku. Nanti kau terlambat bekerja."

weird couple | lizkook✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang