'Hari ini pergilah untuk memilih gaun dan cincin untuk pernikahan. Ah, iya, Ibu juga sudah menyewa fotografer handal untuk proses photo pre-wedding. Ingat, tak ada penolakan, baby. Ibu menyayangimu❤'
Lisa mendengus pelan setelah membaca sederet pesan singkat yang dikirimkan oleh Chaerin. Ia hampir lupa kalau tanggal pernikahannya dan Jungkook tinggal sebentar lagi, tepatnya satu minggu dari sekarang.
Gadis itu bangkit dari kursi kerjanya dan berjalan pelan menuju kulkas berukuran sedang yang terdapat dipojok, dekat pintu masuk ruang kerjanya. Ia membuka pintu kulkas berwarna silver itu dan meraih sekaleng soda dari dalam sana. Dilanjutkan dengan membuka penutup kalengnya, dan meneguk isinya beberapa kali.
Perempuan berusia dua puluh tujuh tahunan itu memejamkan matanya sejenak, meresapi gelenyar dari minuman bersoda itu yang masih tertinggal dipangkal lidahnya.
Beberapa saat setelahnya, ia membuka matanya kembali kemudian menyambar ponselnya yang tergeletak diatas meja.
Ia membuka apikasi pesannya, men-scroll-nya sedikit, dan membuka kembali pesan yang dikirimkan seseorang tadi malam.
'Lisa-ya. Bisakah kita bertemu? Aku sudah sampai di Seoul.'
Lisa memandang layar ponselnya dengan perasaan berkecamuk.
Selama dua puluh tujuh tahun masa hidupnya, Lisa pernah satu kali merasakan jatuh cinta pada seseorang.
Seseorang itu lebih tua dari Lisa dan merupakan teman kecilnya selama di Paris, yang cukup dekat dengannya hingga jenjang perkuliahan.
Karena saat sekolah dahulu Lisa mendapatkan akselerasi sebanyak dua kali, jadilah ia berada satu tingkat dibawah orang itu, dan membuat mereka menjadi lebih dekat dari hari ke hari.
Kendati mereka tidak pernah memiliki hubungan spesial, dan Lisa pun tak tahu apakah lelaki itu menyukainya atau tidak, tapi setidaknya lelaki berdarah Korea itu memperlakukannya dengan sangat baik.
Hal itulah yang memicu perasaan Lisa tumbuh dan berkembang seiring berjalannya waktu.
Saat itu, Lisa tak berpikir untuk menuntut apapun, ataupun menanyakan tentang perasaan lelaki itu padanya. Ia hanya menikmati setiap waktu yang mereka jalani berdua, sebab lelaki itu pun tak pernah menunjukkan kedekatannya dengan wanita lain, selain pada Lisa.
Seperti.. Hubungan persahabatan yang diselimuti rasa cinta, mungkin? Yah, semacam itu.
Sampai sebuah perpisahan yang tak terencana pun terjadi. Lisa memilih untuk kembali ke Seoul untuk meniti karirnya, sementara lelaki tersebut memilih untuk pergi ke New York guna meraih cita-citanya sebagai aktor dan model.
Entah sudah berapa lama mereka berpisah, dan sudah selama itu pula Lisa memendam rasa rindunya pada lelaki itu.
Lisa menekankan permukaan bibirnya. Kedua ibu jarinya tampak ragu untuk menyentuh layar ponselnya.
Apakah ia harus membalas pesan itu?
Rasa sesak mulai menghinggapi rongga dadanya. Ia memang sangat merindukan pria itu, tetapi pernikahannya dengan Jungkook akan dilaksanakan sebentar lagi. Ia tak mungkin menolak perjodohan ini. Tetapi bagaimana mungkin ia melakukannya disaat hatinya masih tertuju pada orang lain?
Berbekal dengan kenekatan dan rasa rindunya, ibu jarinya yang sedikit bergetar itu mulai menari diatas layar ponselnya.
'Ne, Jaewon oppa. Kita bertemu
dicafe Monsant de Aewol
pukul tujuh malam.'
KAMU SEDANG MEMBACA
weird couple | lizkook✔
Fanfiction[M] Di usianya yang masih terbilang muda yaitu 27 tahun, Lalisa Kwon harus rela menerima perjodohan kuno yang dilakukan oleh kedua orang tuanya; Kwon Jiyong dan Lee Chaerin. Mungkin saja sang Dewi Fortuna sedang tak berpihak pada penata rias handal...