⛄9

37.4K 3.7K 128
                                    

"Lisa-ya.. Apa kau serius akan menikah dengannya?" Jaewon menyentuh punggung tangan Lisa yang tengah menggenggam pagar pembatas balkon.

Setengah jam yang lalu Jaewon memang datang berkunjung ke salon pusat milik Lisa. Karena masih terlalu awal untuk jam makan siang, maka yang terjadi sekarang adalah keduanya hanya mengobrol dibalkon, ruang kerja Lisa.

Awalnya hanya pembicaraan biasa. Seperti Jaewon yang menceritakan karirnya selama di New York, ataupun sebab mengapa ia tak menghubungi Lisa selama beberapa tahun belakangan.

Jaewon bilang ponselnya hilang dan menejernya sama sekali tak memberinya akses untuk mencari tahu tentang Lisa dengan alasan agar pria itu tetap fokus pada pekerjaannya.

Ah! Sudahlah. Lisa tak mau memusingkannya. Toh, sekarang Jaewon sudah berada disisinya 'kan?

Tetapi pertanyaan terakhir yang terlontar dari bibir Jaewon, membuat Lisa terdiam sejenak.

Disatu sisi, rasanya Lisa masih menyimpan sebuah rasa untuk Jaewon. Tapi disisi lainnya, ia sungguh tak bisa menolak permintaan orang tuanya. Ditambah lagi dengan kehadiran sesosok pria yang akan menjadi suaminya, yang belakangan ini berhasil mengusik pikirannya.

Jaewon meremat lembut punggung tangan itu, membuat Lisa menarik diri dari untaian pemikirannya sendiri.

"Aku.. Aku tak bisa menolaknya, oppa."

"Tapi kau tidak mencintainya 'kan?" tanya Jaewon.

Lisa menoleh dan tersenyum simpul pada Jaewon. "Cinta akan tumbuh karena terbiasa. Mungkin suatu saat nanti aku akan mencintainya."

Jaewon menggigit pipi bagian dalamnya. Ia menatap Lisa dengan netra hitamnya yang cukup mengintimidasi. "Apa kau mencintaiku?"

Mendengar pertanyaan Jaewon, membuat Lisa terkesiap. Namun ia tetap terlihat tenang. "Apa kau menyadarinya?"

Jaewon terdiam sejenak. Entah sibuk merangkai kata, ataukah lidahnya yang mendadak kelu karena Lisa membalikkan pertanyaannya. Namun setelah menarik napas panjang, Jaewon lantas menjawab, "Ne. Aku menyadarinya."

"Lalu, bagaimana perasaanmu padaku?" tanya Lisa. Sesuatu mulai membakarnya dari dalam. "Apa kau mencintaiku?"

Jaewon kembali terdiam. Sesaat setelahnya ia menjawab dengan pasti. "Ne, Aku mencintaimu."

Bibir Lisa hampir bergetar, bahkan kedua bola matanya mulai memanas sepersekian detik kemudian. Mendengar sederet kalimat yang baru pertama kali ia dengar untuknya itu cukup membuatnya merasa bahagia dan sedih disaat yang bersamaan.

Bahagia karena akhirnya Jaewon mengungkapkan perasaan itu padanya, dan sedih karena Jaewon baru mengatakannya sekarang. Apalagi ia akan menikah dalam hitungan hari. Perih bercampur bimbang sungguh menyelimuti hatinya saat ini.

"Lantas, mengapa kau baru mengatakannya sekarang setelah bertahun-tahun kita telah melewatinya bersama-sama?" Lisa bertanya dengan suara parau, menahan agar lelehan air matanya tidak mengalir setetespun.

Jaewon membeku.

"Apa karena aku akan segera menikah, dan kau baru menyadari perasaanmu padaku?" Lisa terkekeh kering. "Sangat klasik."

weird couple | lizkook✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang