⛄️15

46.9K 3.7K 289
                                    

Lisa mengerjapkan matanya ketika sinar matahari menelusup masuk untuk menyapa pagi harinya. Gadis itu sedikit meregangkan tubuhnya. Ia meringis pelan. Ugh~ tubuhnya serasa remuk sekali, dengan rasa pegal hampir disetiap bagiannya.

Memangnya sekeras apa Jungkook menghantam tubuhnya semalam? Apakah sangat keras sampai ia tak kuasa menahan desahannya? Ups! Hehe.

Mengingatnya, membuat wajah Lisa bersemu merah. Ia memegangi kedua pipinya dan menepuknya pelan, seolah ingin mengambil alih kembali kesadarannya yang masih terbang ke kejadian semalam. Tapi anehnya ia malah tersipu. Tersenyum aneh seperti seseorang yang baru saja kehilangan kewarasannya.

Wajar saja, sih. Jungkook baru memberikannya pengalaman berharga dan menyenangkan tadi malam.

Gadis itu kembali meringis saat hendak memiringkan tubuhnya untuk bangkit. Rasa perih bercampur ngilu hadir kembali dipangkal pahanya.

Apakah karena Lisa baru saja kehilangan keperawanannya? Atau karena benda pusaka Jungkook yang--Ah, sudahlah! Pipi gadis itu bahkan kembali merona. Ia malu sekali.

Saking sibuknya berspekulasi, membuatnya tak sadar bahwa Jungkook sudah terbangun dari tidurnya. Lelaki itu menarik tubuh Lisa untuk menghadap padanya, kemudian memeluknya erat. "Good morning, baby." ucapnya. Ia mengecup dahi Lisa dan tersenyum setelahnya. Kedua matanya pun tertutup kembali, menikmati posisi ternyaman pagi ini.

Lisa tersenyum. Baru kali ini ia merasa sangat dicintai oleh seorang pria selain ayahnya. Walaupun Jaewon berkata kalau ia juga sangat mencintai Lisa, nyatanya lelaki itu belum sempat menunjukkan perlakuan penuh cintanya pada Lisa.

Gadis itu menyamankan kepalanya pada dada bidang Jungkook dan membalas pelukan itu.

Seakan terbius, tubuh Lisa tak memberikam respon penolakan sama sekali. Ia ikut memejamkan matanya ketika Jungkook mengelus pinggangnya dengan lembut.

Sepertinya lelaki itu mengerti kalau Lisa pasti merasakan pegal disekujur tubuhnya. Maka setidaknya ia berusaha untuk membuatnya rileks meskipun hanya sejenak.

Kedua mata Lisa terbuka kembali setelah mengingat pesan singkat yang dikirimkan Chaerin tadi malam. Ia menengadahkan kepalanya, menatap Jungkook yang masih memejamkan mata. "Jungkook-ah.. Kita harus segera bersiap-siap. Ibuku menyuruh kita untuk sarapan bersama dirumah."

Jungkook hanya melenguh pelan. Kenyamanan ditambah rasa kantuknya, membuatnya betah berlama-lama dalam posisi seperti ini.

"Jungkook-ah.." panggil Lisa kembali sembari menggoyangkan tubuh kekar itu.

Jungkook membuka matanya perlahan. "Beri aku morning kiss dahulu."

Mau tak mau Lisa tersenyum malu. Ia masih belum terbiasa menjalani aktifitas yang seperti ini. Tetapi pada akhirnya gadis itu memajukan wajahnya. Bibirnya menyentuh bibir Jungkook dan melumatnya pelan.

Namun saat Lisa akan menarik wajahnya, Jungkook malah menahan tengkuknya dan menciumnya lebih dalam.

Kemudian lelaki itu berbisik,

"Morning sex, hm?"







°°








"Ayah, ibu.. Apa ada yang ingin kalian bicarakan?" tanya Lisa setelah memasukkan kuah sup ikan ke dalam mulutnya. Gadis itu mengecap pelan, meresapi rasa gurih dan segar dari kuah kaldu tersebut.

Chaerin tersenyum senang. Setidaknya ia tak perlu banyak berbasa-basi untuk berbicara kepersoalan inti. Wanita itu menoleh pada Jiyong yang juga tersenyum padanya, kemudian beralih pada pasangan pengantin baru dihadapannya. "Apa kalian sudah melakukan itu?"

"SUDAH!" Jungkook menjawab pertanyaan Chaerin dengan cepat dan bersemangat.

Uhukk~

Lisa tersedak potongan ikan fillet beserta kuahnya yang baru saja ia masukkan ke dalam mulut. Wanita itu segera menyambar segelas air mineral yang diberikan Jungkook dan meminumnya hingga tandas.

Wajah Lisa merah padam. Ia menatap Jungkook dengan sangar sembari menendang kaki prianya. Antara malu dan kesal, semuanya bercampur menjadi satu.

Bisa-bisanya Jungkook mengatakan hal itu dengan suara lantang dan bersemangat seperti tadi. Membuat Lisa ingin melepas wajahnya sendiri dan menyimpannya disaku karena merasa sangat malu.

Tetapi Jungkook hanya menunjukkan cengiran kudanya sembari menggaruk kepalanya yang tak gatal seperti orang bodoh, sementara Jiyong dan Chaerin hanya terkikik geli.

"Eiiy~ tak apa, baby." Chaerin tersenyum menggoda sambil mengibaskan tangannya. "Itu bagus kalau kalian sudah melakukannya."

"Kami mempunyai sesuatu untuk kalian." ucap Jiyong. Ia mengeluarkan dua lembar kertas dari saku jasnya.

Lisa dan Jungkook mengernyit melihat dua lembar tiket pesawat yang disodorkan Jiyong diatas meja.

"Pergilah berbulan madu selama satu atau dua minggu." ucap Jiyong. Ia mengulas senyum hangat.

"Tapi bagaimana dengan urusan kantorku dan Jungkook, ayah? Kami tidak bisa meninggalkannya selama itu." ujar Lisa, sedikit protes dengan keputusan itu. Agaknya ia kurang setuju dengan acara berbulan madu ini. Toh' ia sudah melakukan hal itu dengan Jungkook. Mengapa juga harus pergi berbulan madu?

"Kalian 'kan masih mempunyai manager. Ayah, ibu, juga mertuamu akan membantu mengurus kantor kalian." jawab Chaerin.

Jungkook hanya diam, mendengarkan perdebatan antara orang tua dan anak itu.

"Tapi, bu. Untuk apa berbulan madu? Kami---"

"Sstt~" Chaerin mengangkat telunjuknya, menyergah ucapan Lisa. "Tak ada bantahan, baby. Kami hanya ingin kalian mempunyai lebih banyak waktu untuk pergi berlibur berdua."

Lisa mendengus pelan. Percuma menolak. Ia tahu kalau perintah sang ibu memang tak dapat diganggu gugat.

Sementara Jungkook diam-diam mengulas senyumnya.

°°

°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
weird couple | lizkook✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang