Malam ini masih sama seperti malam-malam sebelumnya, dimana Kuki tengah berbaring diatas ranjangnya yang berbalutkan sprei bergambar alphabet berwarna merah sambil menyedot susu rasa madu dari dalam botolnya. Sementara Lisa berbaring disampingnya, memeluk tubuh Kuki sembari membelainya lembut agar putranya itu cepat tertidur pulas.
Namun setelah dua jam dalam posisi seperti itu dan juga sudah hampir menghabiskan dua botol susu, Kuki masih belum tertidur juga.
Terkadang Kuki membalas pelukan Lisa, dan balas mengelus-elus tubuhnya. Kadang juga Kuki memainkan helaian rambut Lisa dan menghirupnya. Harum sekali katanya.
"Kuki sayang.." panggil Lisa. Matanya menyayu, ia sudah mulai mengantuk sementara Kuki masih terlihat segar bugar dengan botol susunya. "Apa Kuki tidak mengantuk? Besok 'kan Kuki sekolah, nanti terlambat."
"Kuki sedang memikirkan sesuatu, mom." jawab Kuki. Raut wajahnya serius sekali, membuat Lisa mengernyit karenanya.
"Ada apa, baby? Apakah ada seseorang yang mengganggu Kuki disekolah?"
Kuki menggeleng. Ia menyedot susunya hingga tandas, menaruh botolnya secara asal, dan berbaring memiring, berhadapan dengan Lisa.
"Lalu ada apa, hm?"
"Kuki habis bertemu bidadari." jawab Kuki. Air wajahnya benar-benar serius.
"Bidadari?"
"Eum!" Kuki mengangguk pasti. "Cantik sekali, seperti mommy."
Lisa berusaha menahan tawanya. Ia langsung tanggap dan mengerti bahwa sesuatu yang membuat Kuki tidak bisa tidur adalah karena memikirkan seorang gadis.
Lisa gemas sekali. Anak sekecil Kuki tetapi sudah bisa menentukan yang mana gadis yang cantik. Lisa agak heran, mengapa Kuki bisa berpikir seperti orang dewasa? Siapa yang mengajarinya?
"Memangnya Kuki bertemu dimana?" tanya Lisa.
"Bertemu ketika makan ice cream bersama bibi Chaeyoung dan paman Jim." jawab Kuki. "Cantik sekali, deh. Kuki sampai naksir."
Lisa tertawa, sementara Kuki mengernyit bingung, mengapa mommy-nya bisa tertawa? Padahal menurut Kuki, ini masalah yang serius, tentang perasaan.
"Astaga.." Lisa mengusap air disudut matanya setelah tawanya mereda. "Kuki dapat dari mana kata-kata seperti itu? Apa tadi? Naksir?"
Rasanya lucu sekali mendengar Kuki berbicara seserius ini, walaupun pada dasarnya ia tak ingin Kuki bersikap sedewasa itu sebelum waktunya.
"June bilang, naksir itu artinya suka. Kalau suka, artinya cinta. Berarti Kuki sedang cinta." jawab Kuki.
Lisa kira, awalnya Jungkook yang mengajari. Ternyata bukan. Sehabis ini Lisa harus membuatkan segelas cokelat panas untuk suaminya itu sebagai permintaan maaf karena sudah tidak sengaja menuduhnya dalam hati.
"Kkk~ memang siapa nama gadis itu?"
"Namanya--"
"Mommy-nya Kuki.." tiba-tiba Jungkook datang dan memotong pembicaraan serius itu. "Ada telfon dari Jisoo noona." ucapnya sembari mengangkat dan menggoyangkan ponsel milik Lisa ditangannya.
"Jisoo eonni?" ujar Lisa setengah kaget. Ia refleks mendudukkan dirinya.
Jungkook tersenyum dan mengangguk.
Lisa beralih pada Kuki yang juga sudah mendudukkan dirinya, kemudian tersenyum. "Kuki sayang.." ucapnya, membelai kepala Kuki. "Ceritanya dilanjut besok, ya."
Kuki sempat terdiam, namun kemudian mengangguk. Mommy-nya terlihat senang sekali. Jadi Kuki tidak tega kalau harus merajuk demi melanjutkan sesi curhat mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
weird couple | lizkook✔
Fanfic[M] Di usianya yang masih terbilang muda yaitu 27 tahun, Lalisa Kwon harus rela menerima perjodohan kuno yang dilakukan oleh kedua orang tuanya; Kwon Jiyong dan Lee Chaerin. Mungkin saja sang Dewi Fortuna sedang tak berpihak pada penata rias handal...