⛄️19

37.3K 3.5K 605
                                    

'Sohyun is calling.'

Jungkook bangkit dari tepi ranjang--tempat duduknya semula--dan beranjak menuju balkon kamar hotelnya. Ia terdiam sejenak, menatap ponsel yang masih bergetar itu, berpikir dan mempertimbangkan banyak hal.

Apakah ia harus mengangkat panggilannya?

Tapi 'kan Sohyun itu memang temannya. Lisa tak mungkin cemburu. Ia tahu betul kalau istrinya tersebut belum memiliki perasaan apapun terhadapnya. Lagipula gadis itu sedang tertidur saat ini.

Jadi dengan helaan napas pelan dan dada yang bergemuruh samar, ibu jarinya menggeser ikon berwarna hijau.

"Yeoboseyo.."

"Jung.. Apa aku mengganggu?"

"Tidak. Aku sedang tidak melakukan apapun." Jungkook menumpu lengannya pada besi pembatas. Pandangannya terlempar pada bintang-bintang yang bertaburan di luasnya galaksi. "Ada apa?"

"Aku hanya sedang bosan. Dan terpikir untuk menghubungimu."

Jungkook tersenyum tipis. Sohyun masih sama seperti dahulu. Seorang gadis yang akan berlari ke arahnya jika ia bosan atau merasa ketakutan. Jungkook senang. Itu artinya ia adalah seorang pria yang dapat diandalkan, bukan?

Tetapi kali ini rasanya berbeda. Ada rasa jenuh yang mampir ke dalam benaknya. Lisa sudah mendapatkan hatinya, jadi ia tak tahu sebesar apa sisa perasaannya untuk Sohyun. "Ini sudah malam. Apa kau tak ingin beristirahat? Tidur, mungkin?"

Diseberang sana, Sohyun tersenyum simpul. Jungkook seperti tengah mengusirnya secara halus. Ada yang berbeda dari pria itu. Sohyun menyadarinya.

Apa karena Lisa?

Tapi wanita itu adalah istrinya. Juga.. mengapa hatinya merasa ngilu begini? Ia tak berhak untuk cemburu. Jungkook teman baiknya sekaligus seseorang yang pernah menyatakan cinta padanya. Rasanya aneh bila berpikir kalau ia mulai merasa kehilangan Jungkook.

"Jung.." Sohyun memanggil nama itu, melupakan pertanyaan yang Jungkook lontarkan sebelumnya.

"Ya..."

"Apa kau.." Sohyun terdiam sejenak. Sedikit mempertimbangkan kepantasan pertanyaannya. "..bahagia?"

Sohyun tahu kalau Lisa dan Jungkook menikah karena perjodohan. Ia merasa khawatir jika Jungkook tak bahagia dengan pernikahannya. Apalagi setahunya, Jungkook masih menyimpan perasaan padanya.

Jungkook pun terdiam sejenak. Tentu saja jawabannya adalah bahagia. Ia sudah menikah dengan Lisa, seseorang yang dicintainya. Namun ia bertanya dalam hati. Apakah Lisa bahagia bersamanya? Apakah ia terlalu memaksa Lisa untuk mencintai dirinya? Kalau memaksa, itu artinya Lisa tak bahagia, dan hal itu akan membuatnya tak merasa bahagia juga. "Aku.."

"Kalau kau tak bahagia, datanglah padaku." potong Sohyun. Aneh. Tapi ia tak ingin mendengar Jungkook berbahagia dengan Lisa. Tak rela.

Jungkook tidak tahu kalau sedari tadi, Lisa mengintipnya dari balik pintu kaca yang memang terbuka lebar itu. Ia menarik napas panjang, berusaha mengisi pasokan oksigennya. Entah mengapa, paru-parunya terasa mengempis. Sulit sekali untuk bernapas. Padahal diluar sana bertebaran udara bebas.

Lisa mendengar semuanya, percakapan antara Jungkook dan Sohyun. Entah karena suasananya yang sepi, atau volume ponsel Jungkook yang cukup besar hingga ia dapat mendengar suara Sohyun.

Lisa menggigit bibir bawahnya, menanti-nanti jawaban Jungkook atas pertanyaan Sohyun.

"Tapi.." Jungkook mulai bersuara, dan Lisa menahan napasnya. "Aku bahagia bersama Lisa. Aku sangat mencintainya."--Walaupun aku tak tahu, apakah Lisa mencintaiku atau tidak.

weird couple | lizkook✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang