☃6

30.2K 2.8K 385
                                    

"Tadi sore, Jaewon oppa menghubungiku lagi."

Bibir kissable yang tadinya tengah mengecupi leher jenjang Lisa, kini perlahan menjauh.

Lisa menggigit pipi bagian dalamnya. Jujur saja, ia merasa takut saat akan berbicara tentang ini mengingat Jungkook adalah tipe pria possessive. Namun disisi lainnya, sebagai seorang istri ia pun harus berkata yang sejujurnya tanpa ada yang ditutup-tutupi sama sekali.

"Apa yang kalian bicarakan?"

Suara tenang berisikan sederet kalimat itu membuat Lisa mendesah lega. Biasanya Jungkook akan berbicara dengan nada sedingin gunung es jika menyangkut tentang pria lain.

Lisa membalikkan tubuhnya, menatap pria tinggi dengan tubuh atletis dihadapannya itu. "Dia bilang, dia sudah sampai di Seoul dan mengajak keluarga kita untuk makan bersama."

"Kapan?" tanya Jungkook.

"Besok, saat jam makan siang."

Jungkook terdiam sejenak, tampak berpikir dengan kedua tangan yang kini melingkari pinggang ramping Lisa. "Besok siang, aku ada rapat dengan CEO JoonHit Entertainment."

"Ya, sudah, nanti akan aku batalkan acara makan siangnya." tukas Lisa. "Mungkin lain waktu saja."

Namun Jungkook tersenyum dan membuat Lisa semakin tak mengerti. "Pergilah berdua dengan Kuki."

Lisa membeo dengan mulut yang berbentuk huruf O. Hell, kemana Jungkook-nya yang pencemburu berat?

Wanita itu memicingkan matanya, menelisik lebih dalam. Jari telunjuk dengan kuteks berwarna ungu muda yang membalut kuku lentik itu terangkat tepat didepan wajah Jungkook. "Hei.. Aku jadi curiga padamu." ucapnya.

Jungkook terkikik geli. Ia menangkup wajah Lisa dan mengecup pelipis kanannya, kemudian memeluk pinggangnya kembali.

"Aniya~" ujar Jungkook. "Aku tak melakukan sesuatu yang buruk dibelakangmu."

Lisa masih menatapnya penuh selidik. "Lalu mengapa kau tak cemburu? Biasanya kau akan mengikutiku kemanapun aku pergi saat tahu bahwa ada seorang pria yang berusaha menghubungiku, bahkan sekalipun itu adalah partner kerja baruku."

Jungkook terkekeh gemas. Kedua tangannya naik untuk memeluk punggung Lisa, mengikis jarak diantara mereka.

"Sayang, dengarkan aku." Jungkook menatap Lisa tepat pada matanya. "Aku memang cemburu. Aku bisa saja membatalkan rapat ini dan pergi makan siang bersama kalian. Tetapi rasanya egois sekali jika aku harus membatalkam rapat penting ini dan pergi untuk membatasi jarak diantara kalian berdua. Aku sadar, Jaewon hyung sudah banyak berkorban untuk kita. Dahulu, ia mengorbankan perasaannya, juga kebahagiaannya hanya untuk keutuhan rumah tangga kita. Dan sekarang, aku pun harus berterimakasih padanya."

Lisa tak menyangka jika Jungkook memiliki pola pikir sebaik itu, membuang keegoisannya untuk sebuah pertemanannya dengan Jaewon yang mungkin akan terjalin kembali setelah bertahun-tahun lamanya.

"Lagi, aku percaya padamu, Lisa. Aku yakin kau hanya akan mencintai diriku." lanjut Jungkook dengan senyuman yang teramat manis.

Perlahan, seulas senyum pun mulai terukir dibibir Lisa. Ia lantas memeluk tubuh Jungkook, menyandarkan kepalanya pada dada bidang sang suami. "Aku memang hanya mencintaimu, Jung."







°°







Kuki menggamit tangan Lisa ketika mereka baru saja turun dari mobil sport yang dibelikan Jungkook dua bulan yang lalu.

Pria kecil itu mendongak. Mata bulatnya menatap sebuah bangunan dihadapannya, dimana dijendela kacanya bertuliskan Mulberry's Cafe dengan line berwarna hijau tosca.

weird couple | lizkook✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang