Sisa - sisa rindu pada Gaga masih membekas nih! 😭
Di lapak ini, seperti sunyi dan kosong. Penggemar Gaga dan Letta nggak ke lapak ini juga ya?
Ya udah, gue kuat kok menjalani hari baru dengan Drei dan Lory di sini 💙
Gak usah malu-malu kalo mau komen. Gue lebih suka yg nggak tau malu kalo komen. Dalam arti, blak-blakkan tapi gak kasar juga kata-katanya.
Lanjuttt baca!
⚡⚡⚡
Detik yang amat dinanti oleh para murid di sekolah ini. Terutama bagi mereka yang telah memasuki kelas 12. Di mana ujian akhir sekolah akan menanti dalam beberapa bulan ke depan. Kelas yang kian ramai, bersamaan dengan tidak adanya guru di kelas. Dalam arti lain, kelas kosong merupakan surganya mereka dalam hari ini.
Gadis dengan senyum lesung pipi sempurnanya tengah membuka aplikasi youtube. Tampilan music video kesukaannya tengah ditonton penuh senyum. Tanpa sadar, seseorang memanggilnya begitu keras. Mengalihkan fokus siapa pun di kelas itu.
"Heh! Lory! Mana Drei?"
Violory membelalakkan matanya. Hanya sekian detik, hingga matanya yang memicing lebih jelas. Pertanda kebingungan menderanya kini.
Sejenak, Violory menatap aneh. "Kok, nanya ke gue sih?"
"Ya, kalo Drei ada di kelas, nggak akan gue ke sini!" Qhey melipat tangannya di dada. Pandangannya mengedar pada sekeliling. Tepat, dirinya menjadi titik pusat di kelas itu.
"Tadi pagi, Drei berangkat ke sekolah sama gue kok! Jangan bilang--"
Kalimat gadis itu disela dengan cibiran kuat dari Qhey.
"Berangkat sama lo, tapi lo nggak tahu dia ke kelas atau nggaknya, 'kan?"
Bila dengan lawan bicaranya kini, gadis berlesung pipi sempurna malas demi membalas serupa sadisnya. Karena suatu hal. Itu penyebab rasa malasnya.
Bukannya membalas pertanyaan itu, kini Violory memilih membuka aplikasinya. Kemudian jari-jari lentiknya menari lincah mengetikkan sesuatu di ponsel.
"Heh! Gue nanya!" merasa diabaikan dan disamakan dengan makhluk tak kasat mata, kini Qhey memilih keluar dari kelas itu.
Sepeninggal Qhey, Violory mengertakkan gigi-giginya dengan mata memicing penuh kesal. Belum lagi, mendengar nyata kekasihnya yang tidak hadir di kelas. Padahal, jelas tadi pagi keduanya berangkat sekolah bersama.
⚡⚡⚡
Ruangan bernuansa putih tulang menjadi pandangan utama laki-laki triliunan pesona. Dia yang menyejukkan hatinya dengan raga yang juga siap santai menuju kasur. Kemudian dia mulai melempar asal ranselnya, tanpa niat mengganti seragamnya terlebih dahulu.
"Semoga snowy nggak tahu, kalo gue bolos lagi!" Dreihan terkekeh pelan.
Kini laki-laki itu menggapai ponselnya yang menampilkan wallpaper dengan foto gadis kesayangannya. Gadis berlesung pipi sempurna yang di foto itu tengah di kuncir satu.
"Cantik!" laki-laki itu mengusap berulangkali layar ponselnya disertai senyum tampan. Lalu, gerakkan berikutnya pada layar ponsel itu dengan mencium wallpaper sekian detik. Seakan mencium seseorang yang kini menetap di hatinya.
Dreihan memutar musik favoritnya dengan lagu pertama dari Westlife - Amazing. Lagu kesukaannya yang mengingatkan selalu pada gadis dalam rasa sayang yang sesayang-sayangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LORY✅[COMPLETED]
Teen Fiction⚠ Cerita masih lengkap. Dalam proses revisi⚠ #1 in Teenfiksi➡ 13 Juni 2020 #2 in Teenfiksi➡ 14 Juni 2020 #1 in Teenfiksi➡ 15 Agustus 2020 [Disarankan membaca Querencia terlebih dahulu, sebelum membaca story ini] Beberapa Part di Private. Follow Auth...