Vreletta turun dari mobilnya ketika para murid di sekolah Violory belajar mulai keluar dari gerbang sekolah. Pandangan wanita itu berpindah dari satu wajah ke wajah satunya. Memastikan apa seseorang yang dinantinya telah keluar.
Wajah seseorang itu pucat. Kantung mata yang mulai menghitam. Langkah lunglai seperti telah bosan hidup. Serta seragam kusut yang setengahnya keluar.
"Dreihan!"
"Snowy ... baru beberapa hari nggak ketemu, kenapa bisa berubah jadi dewasa?" Dreihan menggosok matanya. Lory, kan?
Dreihan memelankan langkahnya. Kepalanya tertunduk lemah. Siapa wanita ini? Dia pikir salah panggil.
"Saya mommy-nya Lory." Vreletta sama sekali tidak tertawa. Hatinya menghangat ketika wajahnya terlihat seperti gambaran raut Violory versi dewasa. "Ada yang ingin saya bicarakan dengan kamu."
Keduanya memasuki mobil dengan Vreletta di balik kemudi. Lalu Dreihan di jok belakang.
Vreletta melirik melalui kaca spionnya. "Kamu bisa duduk di sebelah saya."
"Makasih, Tante. Aku di sini aja."
Dreihan tidak terbiasa dengan orang baru. Apalagi harus duduk berdekatan. Meski dia tau sosok di depannya adalah ibu kandung Snowy-nya.
Mobil mulai meninggalkan area sekolah. Sesekali pandangan Vreletta tertuju pada Dreihan. Awalnya wanita itu pikir Dreihan malu duduk di sebelahnya, tetapi setelah mata yang mengingatkannya pada seseorang itu menutup rapat, ternyata dugaannya salah. Dreihan sudah benar-benar mengantuk.
Setengah jam berlalu. Dreihan membuka kelopak matanya. Badannya terasa sakit. Seperti tertidur dengan posisi kaki dan tangan ditekuk. Terkejut, dia mengusap matanya pelan. Kepalanya terasa pusing. Di mana ini?
"Sudah bangun, Dreihan?"
"Ta-tante? Aku ketiduran?"
Vreletta tersenyum tipis menahan tawanya. Laki-laki berseragam itu adalah kekasih anaknya. Hanya itu saja yang perlu diingatnya, bukan status lain.
Ya, bukan status lain.
⚡⚡⚡
"Kamu tau, di mana anak saya?" CCTV itu merekam apapun kegiatan anaknya dalam apartemen. Namun, ada yang menarik. Seseorang bermalam di sana. Memakai peralatan pribadi anaknya. Wajahnya yang frustrasi dan penuh rasa rindu membuat Vreletta sadar. Sosok ini adalah kekasih Violory. Karena dari rekaman sebelumnya, hanya Radega yang boleh melihat. "Atau kalian lagi tukeran apartemen?"
Waduh, ketauan nih gue kuasai kamar Snowy. Tapi, nggak ada CCTV di toilet kan, ya? Bisa-bisa camer jijik lihat kelakuan gue pake sikat gigi bareng.
"Terakhir kali saya komunikasi, dia lagi di mall. Saya nggak tau mall mana."
Vreletta membiarkan pelayannya menaruh minuman terlebih dulu. Suasana Galetta cafe yang semakin ramai, dipenuhi oleh para mahasiswa dan mahasiswi dari kampus yang berjarak 500 meter dari kafe itu.
"Sudah beberapa hari ini saya tidak bertemu Lory. Dalam rekaman itu kamu di sana. Di apartemen anak saya." Vreletta menemukan raut cemas berlebih dari sosok di hadapannya. "Kamu punya akses masuk ke sana. Tapi, bukan berarti kamu boleh menginap di sana."
Mampus!
"Maafin saya Tante. Saya hanya ingin memastikan Snowy benar-benar pulang."
"Snowy?" Dahi Vreletta berkerut kuat. Panggilan kesayangan?
"Maksud saya ... Lory."
Jika diperbolehkan pergi lebih dulu, Dreihan ingin melarikan diri. Setidaknya jauh dari wanita ini. Bisa-bisanya bertemu calon mertua dengan penampilan berantakan. Sial!
KAMU SEDANG MEMBACA
LORY✅[COMPLETED]
Teen Fiction⚠ Cerita masih lengkap. Dalam proses revisi⚠ #1 in Teenfiksi➡ 13 Juni 2020 #2 in Teenfiksi➡ 14 Juni 2020 #1 in Teenfiksi➡ 15 Agustus 2020 [Disarankan membaca Querencia terlebih dahulu, sebelum membaca story ini] Beberapa Part di Private. Follow Auth...