YON - HER MOM

4.8K 229 95
                                    

Jangan lupa tinggalin jejak ya, guys

Ramein pake komentar kalian juga

⚡⚡⚡

Alarm yang telah diatur sedari malam, berdering mengganggu aktivitas tidur gadis berlesung pipi sempurna. Gadis yang kini mulai menyingkap selimut tebalnya. Serta usapan ringan menuju kelopak matanya. Matanya masih terasa berat, namun janjinya dengan seseorang menuntut penepatan pasti.

Dia mengambil handuk kecilnya disertai persiapan kecil untuk menemui seseorang di taman komplek. Waktu yang masih menunjukkan pukul 05.30 menjadi keluhannya di hari libur. Terbiasa bangun siang, pada waktu di mana dirinya menikmati hari libur di apartemen.

"Drei udah bangun belum ya?" gumam Violory sembari mengikat rambutnya dengan teliti.

Kemudian dia meraih ponsel yang diletakkannya di atas nakas. Mulai mengirim pesan singkat pada sang kekasih hati. Bibirnya melengkung sempurna. Wallpaper yang dipakainya memberi kesan hangat tersendiri.

Setelah merasa siap, kini gadis itu mulai menghentakkan kaki-kakinya menuju lantai dasar. Di mana dia harus melewati kamar orangtuanya perlahan. Lagi, dirinya pergi sesuka hati dan tanpa izin. Terutama dari pria yang begitu overprotektif.

Langkah-langkah pasti gadis itu berhasil melewati pintu utama tanpa gangguan. Tidak ada kata larangan yang diterimanya. Berjalan lancar selayaknya rencana tersembunyi setelah hari ini.

⚡⚡⚡

Dari kejauhan, tampak begitu jelas bagaimana rona bahagia Violory. Sosok yang menjadi titik pusat pandangannya adalah sang kekasih. Entah, demi hubungan seperti apa yang mereka jalani sejauh ini. Yang mereka tahu dan yakini adalah keduanya saling menyukai, menyayangi atau bahkan saling mencintai menuju detik tanpa duga.

"Drei...." Violory menyambut kehadiran kekasihnya dengan dekapan singkat.

Tentu, menerima perlakuan seperti itu, balasan serupalah sebagai jawaban.

"Maaf ya, snowy...." Dreihan mengusap pipi gadis itu penuh sayang. "Aku bangun kesiangan. Pasti kamu udah datang dari tadi, kan?"

Tidak menitikpusatkan alasan sebagai tujuan Violory. Gadis itu menggapai lengan kekasihnya dan mengapitnya begitu erat.

"Aku yang harusnya minta maaf, Drei."

Keduanya saling mengunci tatapan. Di mana hanya berdua. Tanpa peduli sorot mata lainnya. Pasangan muda yang tengah larut dalam alur kasih.

"Tapi--"

Dengan cepat, Violory memutus kalimat dari laki-laki itu.

"Aku pulang dari les biola tanpa beri tahu kamu," sejenak, gadis itu menghelas napas. "Kalo aku udah dijemput daddy."

Laki-laki itu hanya mendengarkan dengan sorot mata tak beralih sedetikpun. Dalam hatinya, terus berharap akan alur penuh hangat. Bukan uji alur kasih di kemudian hari. Rasa yang mengutuk kedekatan menjadi uraian jarak abadi.

"Kamu tahu kan? gimana overprotektif-nya daddy," bibir gadis itu mengerut lucu. "Dan alasan aku pulang, ya karna keinginan daddy. Bukan karna ingin menemui wanita nggak normal itu."

Gelengan kecil dari Dreihan menolak pernyataan akhir. Terikat dengan suatu hal nyata. Namun, menepis kepastian serupa halnya kutukan dari memori lalu.

"Nggak baik, snowy...," jari-jari laki-laki itu mengusap puncak kepala Violory. "Dia--"

Senyum miris gadis itu mengungkap kalimat penyesuaian dari kalimat yang sengaja diputusnya cepat.

"Kamu mau bela wanita itu Drei?"

LORY✅[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang