NI - PSYCHIATRIC HOSPITAL

4.9K 275 96
                                    

Happy reading💙

⚡⚡⚡

"Lory ... Letta?"

Violory tersentak kuat. Dia mengulur dekapan erat itu. Mendengar tangisan dari wanita itu, seakan membawanya akan sedih yang sesedih-sedihnya.

"Ini Lory, tanteku sayang," gadis itu mengusap helaian rambut Khinanz, dengan senyum yang juga mengantarkan ketenangan. "Bukan mommy! Aku sayang tante, bahkan lebih dari sayangku ke mommy!"

"Gaga?" Khinanz mengulang nama itu. Satu nama yang membekas selama belasan tahun lamanya. Meski, telah lama berdiam di tempat ini.

Violory mengusap lagi dan lagi helaian rambut Khinanz penuh sayang. Ada nada sedih ketika nama dari daddy-nya disebutkan. Terlebih tatapan yang diberikan Khinanz sungguh menyesakkannya.

"Aku yakin, kalo daddy juga masih sayang sama tante," sejenak, gadis itu menahan air mata serupa. "Kalo nggak, nggak mungkin daddy ngenalin aku sama tante."

Keduanya kini saling mendekap erat. Berusaha menguatkan satu sama lain. Sedangkan dari jarak beberapa langkah, Dreihan memperhatikan segalanya penuh haru.

Wanita itu mengurai jarak. Jari-jarinya perlahan mengusap air mata yang jatuh membasahi pipi Violory. Hatinya berdesir kuat, tiap kali mendapati gadis itu datang dengan rasa sayang serupa. Seolah pelukkan dari Violory adalah pelukkan serupa, yang juga pernah diberikan oleh mantan kekasihnya--Galaxius Radega.

"Tante tidur ya," gadis itu menepuk pelan sisi brangkar. "Aku di sini, temenin tante. Tante jangan takut sendiri! Yang harus tante tahu, aku selalu sayang tante lebih dari siapa pun."

Menuruti keinginan gadis itu, kini Khinanz berbaring dengan jarak pandang tak lepas dari wajah gadis kesayangannya. Di mana hanya seorang yang seolah peduli. Sedang yang lain, menampakkan diri pun tidak dalam sedetik.

Berada dalam situasi di ruang ini, membuat Dreihan menyelidik segalanya secara tidak langsung. Kekasihnya seakan lupa. Tentang hadirnya di ruang ini. Yang gadis itu lakukan adalah tidur bersama Khinanz. Saling mendekap erat. Seolah terlepas dalam satu detik adalah penguraian jarak nyata demi perpisahan tanpa titik temu kembali.

⚡⚡⚡

Gadis dengan biola dipegangnya erat tengah menoleh kanan dan kiri secara bergantian. Dia nampak bingung dengan situasi ini. Di mana sang kekasih tengah diberi hukuman. Sementara tepat, sore ini adalah jadwalnya untuk les biola. Tidak terlalu jauh dari apartemennya memang, namun terbiasa pergi dan pulang dari tempat les biola bersama Dreihan membuat dirinya mendera kebingungan kini.

Getaran dan notifikasi adanya pesan masuk diterima oleh Violory. Dia yang tengah duduk di bangku taman, menantikan seseorang sembari meraih benda pipih itu. Sejenak, dia mengerutkan bibirnya lucu. Hal yang dibencinya bila menanti seseorang tanpa kepastian.

Kemudian jemari gadis itu mulai membuka pesan singkat. Nama yang tertera lebih menghangatkan hatinya kini. Terlebih pesan singkat dari seseorang itu mengantarkannya akan rasa tenang.

My dearest boyfriend : Snowy ... aku jemput kamu, ya? Iya, aku jalani hukuman seminggu ini. Tapi, kali ini beri aku kesempatan buat ketemu kamu. Kamu pasti bingung kan sekarang? tunggu aku ya? Sebentar lagi aku datang ke taman dekat tempat les biola kamu.

Setelah membaca pesan itu, gadis dengan kaus berwarna jingga tersenyum sempurna. Lagi dan lagi kebingungannya diketahui lebih dulu oleh laki-laki yang amat disayanginya. Dalam beberapa detik, suasana hati yang penuh nada bingung berubah tenang.

Klakson dari mobil berwarna hitam membuyarkan lamunan disertai senyum lesung pipi sempurnanya. Dari beberapa langkah dirinya duduk, senyum pria miliaran pesona menebar penuh tulus. Pria yang juga kini mulai menghentakkan kaki-kakinya menuju raga gadis itu.

LORY✅[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang