Donghae nampaknya tidak berniat untuk segera tidur. Ia justru membuka laptopnya dan mengambil beberapa berkas dari tas kerjanya. Ia memang berniat akan menyelesaikan pekerjaannya di rumah . Kehadiran rae soo di dalam kamarnya membuat donghae mendongakkan kepalanya sebentar lalu ia kembali berkutat pada pekerjaannya. Rae soo menjadi bingung karena tidak biasanya donghae membawa pekerjaannya kerumah.
"Apa begitu banyak pekerjaan di kantormu hingga membawa kerjaanmu kerumah".
Mendengar ucapan rae soo , donghae masih tetap pada kerjaannya tanpa berniat menatap wajah rae soo. Ia hanya menjawab dgn menganggukkan kepalanya saja.
Bukannya berjalan ke ranjang untuk tidur, rae soo justru mendekat dan mengambil bangku di meja rias lalu menaruhnya di depan meja donghae dan duduk tepat di depan donghae.
"Apa yg kau lakukan? Kenapa kau tidak tidur".
Rae soo menghela nafasnya dan seenaknya menaruh kepalanya di tangan yg terlipat di meja. Bibirnya mengerucut lucu.
"Aku tidak bisa tidur kalau lampunya terang benderang begini".
"Baiklah, aku akan mengerjakannya di ruang tamu saja".
Secepat kilat rae soo menahan donghae agar tidak perlu beranjak dari tempat duduknya.
"Tidak perlu, lagi pula aku belum mengantuk".
Donghae menganggukkan kepalanya dan kembali berkutat dgn pekerjaannya rae soo pun kembali pada posisinya menyenderkan kepalanya di meja.
Hening
Keduanya hanya diam sampai suara detik jam terdengar begitu jelas. Rae soo mulai mengantuk karena ia terus saja menguap dan donghae memperhatikan hal itu. Ketika donghae selesai dgn pekerjaannya dan hendak mematikan laptopnya suara rae soo menginterupsinya.
"Kau terlihat senang dengan pekerjaanmu, sebenarnya Aku juga ingin bekerja tapi..
Donghae mendengarkan keluh kesah rae soo dengan seksama. Sejujurnya ia tidak ingin rae soo bekerja tapi melihatnya kebosanan hanya di rumah saja membuat ia tidak tega.
"Memangnya apa yg bisa kau lakukan? Kurasa aku bisa memberimu pekerjaan".
Reflek rae soo mengangkat kepalanya dan menatap donghae takjub tidak percaya dgn barusan yg donghae katakan".
"Kamu serius! Jadi aku di ijinkan bekerja! Aku tidak salah dengar kan!".
Melihat mata rae soo yg berbinar senang donghae semakin tidak tega jika mencegahnya untuk bekerja. Ia mengulas senyumnya dan mengangguk dalam.
HORAAYYYYYY.. YEEEEIIIII....
rae soo benar benar kegirangan dan tanpa sadar memeluk donghae erat.
"Aku akan bekerja di tempat toko kue langganan ibumu kau tidak keberatan kan.. aku sangat suka membuat kue dan kebetulan pemiliknya tidak keberatan jika aku bekerja di sana, boleh ya".
Donghae tersenyum dan menganggukkan kepalanya lagi sebagai tanda persetujuannya. Nampaknya rae soo belum tahu jika donghae dan pemilik toko kue itu adalah teman dekat. Donghae tidak berniat untuk memberitahunya takut rae soo tidak bekerja dengan maksimal. Bagaimanapun donghae lebih suka jika rae soo bersikap profesional dalam bekerja.
Rae soo sedikit bingung dgn sikap donghae kali ini, bahkan donghae tidak banyak mengeluarkan kata katanya dan hanya mengangguk anggukkan kepalanya saja dari tadi.
"Apa ada yg salah denganmu, kau tidak sedang terkena sariawan kan".
Rae soo menyentuh bibir donghae, membelai dan mengusapnya dengan jari jarinya untuk memeriksa dan dengan seenaknya menyentuh dagu donghae agar bibirnya terbuka. Gadis itu tidak sadar jika saat ini donghae mati matian menahan hasratnya tapi rae soo justru semakin mendekatkan wajahnya untuk memeriksa bibir donghae. Karena tidak tahan donghae akhirnya bergerak menarik tengkuk rae soo dan melumat bibir rae soo dengan kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRY WITH ASISTEN
Fanfictionlee donghae hidup seorang pemuda berubah seketika semenjak kedatangan seorang pengantin yg tak di duga kedatangannya. Ia yg semula pemuda yg arogan dan suka seenaknya sendiri bahkan keluarganyapun sudah meny...