donghae benar benar panik saat tiba tiba tubuh rae soo ambruk tidak sadarkan diri. ibu donghae yg juga menghadiri pemakaman ayah rae soo menyarankan agar rae soo di bawa ke rumahnya saja karena letaknya lebih dekat di bandingkan apartemen donghae.
sesampainya di rumah. donghae membawa rae soo ke kamarnya lalu membaringkan rae soo di ranjangnya. ibu donghae sudah memanggil dokter pribadinya dan langsung memeriksa rae soo.
"gimana keadaan istri saya dok" ucap donghae pada dokter keluarganya.
"tidak apa apa, istrimu cuma kelelahan saja, sepertinya dia syok berat karena kematian ayahnya, kuharap kau lebih memperhatikannya mulai dari sekarang agar ia tidak depresi.
"baik dok, aku mengerti". balas donghae.
dokter itupun berpamitan dan memberikan obat yg harus rae soo minum jika sudah sadar.
donghae menemani rae soo di ranjangnya. ia juga dengan sabar menunggu rae soo sadar. rae soo mulai mengerjapkan matanya dan jari jarinya yg di pegang donghae mulai bergerak gerak. "kau sudah sadar soo ya" ucap donghae cepat. rae soo membuka matanya dan langsung menatap donghae yg berada di sampingnya. rae soo tersenyum dan pandangannya mengedar ke seluruh ruangan. keningnya berkerut menyadari kamar itu bukan kamar yg biasa ia tempati. "donghae.. bukankah ini kamarmu?". donghae menganggukkan kepalanya. "kau pingsan tadi, aku panik dan membawamu kemari karena lebih dekat".
"maaf.. aku jadi merepotkanmu". rae soo merasa tidak enak hati.
"kau ini bicara apa, kau istriku jadi apapun yg terjadi padamu adalah sudah menjadi tanggung jawabku".
"kau tunggulah di sini, aku akan membawakan bubur untukmu, dokter bilang kau harus segera minum obatnya". sambung donghae.
rae soo tersenyum dan menganggukkan kepalanya. seperginya donghae ke dapur.. rae soo mengedarkan tatapannya keseluruh isi ruangan kamar donghae. tatapannya berhenti pada sebuah boneka besar yg ada di dekat ranjang donghae. boneka itu memang selalu ada di situ. tempo hari saat mereka ke sini donghae bilang itu bukan bonekanya lalu donghae menceritakan tentang boneka itu. rae soo bangun lalu mengambil boneka itu. ia memperhatikan boneka itu dengan seksama, keningnya berkerut.. samar samar ia mengingat sekelebatan tentang boneka itu. ingatan itu sedikit demi sedikit memenuhi kepalanya.
flashback on
rae soo kecil tampak begitu bersedih . ia duduk di sebuah bangku di dekat taman sendirian. kematian ibunya begitu melukai hatinya. ia merasa sangat kesepian sekarang karena kematian ibunya. ayahnya tidak pernah memperdulikan keberadaannya untuk itu meski masih ada ayahnya ia begitu sedih dan kesepian.
rae soo kecil terus menangis tersedu sedu. membuat ikatan rambut di kepalanya bergerak gerak karena terus menangis sesenggukan. rae soo kecil memang suka sekali di kuncir dua. kematian ibunya benar benar telah membuat ia merasa begitu kehilangannya. siapa yg akan merawatnya.. siapa yg akan menguncir rambutnya.. siapa yg akan menemani ia tidur.. rae soo kecil benar benar merasa kesepian, otak kecilnya penuh dengan tanda tanya yg membuatnya khawatir dan begitu sedih. ia terus menangis memikirkan hal itu sampai ada seorang anak laki laki yg datang menegurnya.
"adik kecil.. kenapa kau menangis?
rae soo kecil tidak memperdulikan anak laki laki itu, ia hanya terus menangis sesenggukan.
"hei.. jangan menangis terus.. apa kau menginginkan sesuatu? oh ya.. dimana orang tuamu? apa kau tersesat?".
anak laki laki itu terus menegurnya tapi nampaknya rae soo kecil tidak mau memperdulikannya hingga anak laki laki itu memutuskan untuk berbalik dan melangkah menjauhinya. namun baru beberapa langkah, ia terhenti mendengar suara gadis kecil itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRY WITH ASISTEN
Fanfictionlee donghae hidup seorang pemuda berubah seketika semenjak kedatangan seorang pengantin yg tak di duga kedatangannya. Ia yg semula pemuda yg arogan dan suka seenaknya sendiri bahkan keluarganyapun sudah meny...