APAAAAAA!!!!!!!!!!!........
kompak yoon hee dan hana mendengar curhatan rae soo.
"Astaga.. eonnie tega sekali melukai suami eonnie". Ucap yoon hee di tambah dengan hana yg mengangguk nganggukkan kepalanya setuju dengan ucapan yoon hee.
"Ke kenapa kalian menyalahkanku bukankah aku bilang tadi seandainya. Jadi itu belum tentu aku".
"Ck ck ck soo ya kau tidak usah mengelak . Buktinya dari tadi kau terus saja gelisah karena memikirkan suamimu itu kan". Hana mendesak rae soo agar ia mengakuinya.
"Lagi pula eonnie.. kenapa kau sampai memukulnya hanya karena suamimu memukul pantatmu. Pasti ia punya alasan kenapa ia sampai melakukan hal itu dan meskipun ia melakukan hal itu tanpa alasan toh hal itu wajar saja karena seluruh diri eonnie adalah miliknya yg sudah sah jadi terserah dia mau ia apakan selama hal itu tidak melukai eonnie".
"Bukankah memukul pantat sama saja dengan gemas seperti seorang ibu yg memukul pantat anaknya karena gemas, itu artinya suamimu begitu menyukaimu soo ya".
Ucapan hana membuat rae soo semakin merasa bersalah pada donghae. Tanpa terasa air matanya mengalir begitu saja membuat hana dan yoon hee menjadi panik di tambah saat ini rae soo juga menangis sesenggukan.
"Huwaaa... gimana ini, pasti saat ini ia begitu marah padaku, apa yg harus aku lakukan sekarang".
"Tenang saja eonnie, aku yakin suamimu tidak akan marah". Yoon hee berusaha menenangkan rae soo yg sedang kalut.
"Terimakasih karena kalian sudah mau menjadi tempat curhatku, aku menjadi sedikit lebih tenang sekarang".
Meski begitu tetap saja rae soo masih merasa tidak tenang. Ia kembali pada pekerjaannya dan berharap dengan menyibukkan diri ia bisa sedikit melupakan kejadian semalam.
***
Donghae terbangun dan terkejut melihat jam tangannya yg sudah menunjukkan pukul tiga lebih tiga puluh menit. Cepat cepat ia menyelesaikan pekerjaannya agar bisa cepat pulang namun baru saja ia akan bekerja tiba tiba ia teringat rae soo. Ia ingat ketika ia menjemput rae soo di halte bis. Saat itu rae soo tampak begitu lelah. Apa lebih baik aku jemput dia saja ya batin donghae. Donghae juga berharap bisa segera meminta maaf padanya. Tekadnya kini sudah bulat. Ia segera membereskan mejanya kembali dan segera keluar dari ruangannya.
Donghae mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Di tengah perjalanan ia mendadak bingung. Bagaimana jika nanti gadis itu marah karena kejadian semalam apalagi ia menjemputnya tanpa memberitahunya terlebih dahulu. Biar sajalah dia marah yg penting ia bisa cepat bertemu dengan gadis itu dan segera meminta maaf. "Ah aku punya ide" senyum donghae terukir di bibirnya . Sebuah ide cemerlang mampir di otaknya yg kadang kadang ngebleng.
Aku akan berpura pura membeli sesuatu saja di sana kemudian aku akan mengajaknya pulang bersama saja. He he he ide yg cemerlang bukan, batin donghae.
Donghae memarkirkan mobilnya tepat di depan toko kue yesung. Nampaknya kedatangannya tidak di ketahui oleh rae soo karena gadis itu terus sibuk dengan pekerjaannya sementara hana dan yoon hee terkejut melihat mobil mewah terparkir di depan toko dan lebih terkejut lagi ketika melihat seseorang yg turun dari mobil mewah itu karena wajahnya yg sering menghiasi majalah bisnis akhir akhir ini.
"I itu kan.. " ucap hana terbata bata karena keterkejutannya.
"I iya.. kau benar.. yg sering di majalah itu kan" ucap yoon hee tidak kalah terkejutnya.
Hana menganggukkan kepalanya mendengar ucapan yoon hee, sementara tangan hana terus menarik narik kerah baju rae soo agar gadis itu yg masih menunduk juga bisa melihatnya. Namun rae soo terus saja sibuk dengan pekerjaannya dan tidak mengindahkan tindakan hana .
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRY WITH ASISTEN
Fanfictionlee donghae hidup seorang pemuda berubah seketika semenjak kedatangan seorang pengantin yg tak di duga kedatangannya. Ia yg semula pemuda yg arogan dan suka seenaknya sendiri bahkan keluarganyapun sudah meny...