Lee donghae memasuki kantornya dengan langkah lebar lebar. Ia masih emosi setelah melihat rae soo dan kyuhyun bercanda di halte bis. Sapaan dari seorang security pun ia abaikan. Ia terus melangkah dengan wajah yg datar. Setelah sampai di ruangannya ia langsung menjatuhkan tubuhnya ke sofa yg berada di samping meja kerjanya. Ia memejamkan matanya tapi pikirannya terus berada dimana rae soo tadi bercanda dengan kyuhyun."sial!" Donghae terus menggerutu dan tubuhnya bergerak kesamping kanan kesamping kiri namun tak satupun posisi yg membuatnya nyaman. Ia mendudukkan tubuhnya dan berusaha menenangkan emosinya. Donghae melamun.. ia teringat ketika pertama kali bertemu dengan rae soo. Bibirnya mengulas senyum "aku tidak menyangka, pengantin yg terjebak di dalam mobilku akhirnya benar benar menjadi pengantinku" gumam donghae dengan senyum yg masih terukir di bibirnya. Tapi sayangnya aku tidak bisa memilikinya karena aku tidak tahu bagaimana perasaannya terhadapku, meski saat ini aku begitu mencintainya setulus hatiku, batin donghae.
Donghae memutuskan untuk kembali bekerja dan berusaha melupakan kejadian tadi yg membuatnya emosi. Ia sadar, tidak seharusnya ia merajuk seperti anak kecil karena bagaimanapun banyak karyawan yg menggantungkan nasib hidupnya pada perusahaannya.
TOK TOK TOK
Sebuah ketukan di pintu menginterupsinya.
"Masuk!".
Seorang sekertaris membuka pintu ruangannya dan berjalan menghampiri meja donghae.
"Pak direktur, ada undangan pesta dari perusahaan choi, mereka bilang akan membuka cabang perusahaan barunya di kota ini".
Donghae menganggukkan kepalanya dan mengambil surat undangan dari tangan sekertarisnya. "Baiklah.. kau boleh pergi sekarang.
"Baik pak, terimakasih". Ucap sekertaris donghae lalu berlalu pergi dari ruangan donghae.
Donghae membuka surat undangan itu dan terkejut karena tema pestanya adalah pesta dansa. Bukannya ia tidak bisa berdansa tapi yg ia khawatirkan adalah rae soo, apakah gadis itu bisa berdansa itulah yg ada di pikirannya. Ia membaca kembali surat itu dan ia menghembuskan nafasnya lega setelah melihat waktu yg tertera di undangan itu. "Fiuuhhh.. syukurlah.. waktunya masih satu minggu lagi jadi jika ia tidak bisa setidaknya masih ada waktu untuk mengajarinya". Lebih baik aku menelponnya untuk memberitahukan undangan itu pikir donghae.
***
Setelah sampai di toko rae soo langsung di bombardir dengan pertanyaan pertanyaan terkait pernikahannya dengan donghae oleh hana dan yoon hee. Untung saja hari ini kim jongwon datang ke tokonya jadi setidaknya ia sedikit tertolong karena dengan kehadiran sang pemilik toko mereka jadi fokus dengan pekerjaannya masing masing.
Rae soo bisa bernafas lega sekarang apalagi saat ini jongwon mengajaknya untuk berbincang dengannya.
"Bagaimana.. apa kau senang bekerja di sini".
"Tentu saja! Aku senang sekali bisa bekerja di sini". Balas rae soo dengan girang.
"Syukurlah kalau begitu, oh iya.. kemarin aku berkunjung ke tempat ibu mertuamu dan beliau menitipkan ini".
Jongwon memperlihatkan bungkusan kotak kecil berwarna merah yg di ikat dengan pita emas membuat bungkusan itu nampak cantik dan elegan.
"Ini apa?". Kening rae soo berkerut karena penasaran".
"Lebih baik kau buka saja dari pada penasaran".
Rae soo menganggukkan kepalanya dan mulai membuka kotak kecil itu. Kotaknya terbuka dan menampakkan sebuah cincin cantik yg berhiaskan batu batu mulia. Bibir rae soo terbuka, matanya melebar sempurna melihat kecantikan cincin mungil itu.
"A apa ini untukku?". Rae soo masih tidak percaya dengan apa yg di berikan oleh jongwon.
"Kau tidak perlu terkejut, ibu donghae bilang kau harus meyimpan dan menjaganya dengan baik karena itu adalah cincin turun temurun dari nenek buyut donghae".
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRY WITH ASISTEN
Fanfictionlee donghae hidup seorang pemuda berubah seketika semenjak kedatangan seorang pengantin yg tak di duga kedatangannya. Ia yg semula pemuda yg arogan dan suka seenaknya sendiri bahkan keluarganyapun sudah meny...