donghae tersadar setelah siwon mendorong punggungnya agar mengejar rae soo. kakinya terasa ringan dan tanpa aba aba ia langsung berlari untuk mengejar rae soo. namun ia kembali menoleh ke arah siwon yg sudah terlihat lebih jauh dari pandangannya. mata donghae dan siwon beradu. bibir donghae terkembang mengukir senyumnya "terimakasih choi siwon .. aku berjanji akan selalu menjaganya dan membahagiakannya". seolah mengerti arti tatapan donghae, siwon juga mengulas senyumnya membalas donghae."jagalah rae soo untukku, jika kau menyakitinya maka kau akan berhadapan denganku camkan itu". begitulah kira kira arti tatapan siwon pada donghae. donghae pun kembali mengejar rae soo yg sudah semakin jauh dari pandangannya.
langkah donghae terhenti ketika ia sampai di sebuah taman. matanya mengedar mencari keberadaan rae soo. tidak lama kemudian fokusnya terhenti pada sebuah titik dimana disana ada seorang gadis yg terduduk di sebuah bangku tengah menangis dengan sesenggukan serta menundukkan kepalanya membuat rambut gadis itu yg di kuncir asal bergerak gerak mengikuti sesenggukannya. donghae berjalan perlahan mendekati sosok itu dan disaat itulah kakinya tiba tiba terpaku. bayangan bayangan memorinya tentang anak kecil yg tengah menangis sesenggukan berkelebatan di kepalanya. ia merasa dejavu. ia merasa sudah pernah mengalami kejadian ini sebelumnya. ingatan tentang gadis kecil itu terus berkelebatan memenuhi kepalanya. ia ingat sekarang.. teringat tentang gadis kecil yg akan diberinya sebuah boneka olehnya. reflek donghae membungkam mulutnya dan melebarkan matanya. "soo ya.. jadi.. gadis kecil yg kutemui waktu itu adalah.. mustahil.. bagaimana bisa". gumam donghae miris.
apa kau juga sudah mengingatnya soo ya, batin donghae. "pantas saja waktu itu kau bilang aku tidak boleh melupakan tentang gadis kecil itu" gumam donghae pelan. karena faktanya gadis kecil itu adalah dirinya sendiri, tapi kenapa? kenapa kau tidak bilang semuanya padaku.. aku merasa benar benar bodoh, maafkan aku soo ya. batin donghae.
tiba tiba di kepalanya terlintas ide cemerlang bagaimana cara mendekati rae soo sekarang. bibir donghae mengulas senyumnya. dengan penuh tekad, donghae kembali melangkahkan kakinya untuk mendekati rae soo.
sesampainya di depan rae soo yg masih sesenggukan, donghae berdehem agar rae soo menyadari kedatangannya. ehem ehem "kenapa kau menangis.. apa kau sendirian.. dimana orang tuamu?" donghae kembali mengulang ucapannya kepada rae soo persis seperti saat donghae menyapanya dulu.
donghae memperhatikan reaksi rae soo. ia bisa melihat tubuh rae soo yg mendadak tegang. donghae mengulum senyumnya lalu melanjutkan lagi aktingnya. donghae mulai merogoh di setiap kantong celana dan bajunya. "haaaaahhhh.. sayang sekali.. aku tidak menemukan uang atau dompetku di kantong, sepertinya tertinggal di kantor". donghae mendesah berpura pura terlihat kecewa.
rae soo yg menyadari setiap tindakan donghae perlahan menghentikan tangisnya dan wajahnya menatap ke arah donghae. "ooh.. kau jangan khawatir.. kali ini aku tidak bisa membelikanmu boneka beruang besar, tapi sebagai gantinya aku akan menemanimu di sini sampai kau selesai menangis agar kau tidak kesepian.. bagaimana?".
mata rae soo melebar. sedikit demi sedikit air matanya kembali menggenang di pelupuk matanya lalu tanpa bisa ia cegah, tumpahlah air mata itu mengalir di pipinya kembali.
"hiks.. kau mengingatnya" ucap rae soo serak di sela isakannya.
"ya.. aku bodoh bukan.. karena aku baru mengingatnya sekarang". ucap donghae lemah.
"ya, kau memang bodoh.. bahkan kau hampir melupakannya". senyum rae soo miris.
"kenapa waktu itu kau tidak menungguku"
"karena ayahku mengancamku.. dia bilang jika aku tidak mengikutinya aku tidak akan di berinya makan". rae soo mengusap kasar air matanya yg terus menetes.
"waktu itu aku kecewa.. tapi aku senang kau memberiku senyuman yg istimewa untukku". donghae menerawang mengingat ingat senyuman gadis kecil itu. yg kini semakin terlihat nyata.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRY WITH ASISTEN
Fanfictionlee donghae hidup seorang pemuda berubah seketika semenjak kedatangan seorang pengantin yg tak di duga kedatangannya. Ia yg semula pemuda yg arogan dan suka seenaknya sendiri bahkan keluarganyapun sudah meny...