5 : Ingkaran Janji.

1.1K 140 0
                                    

Aku tau bahwa aku hanyalah sekedar sahabat untuknya. Tapi tak bisakah aku menjadi prioritas utamanya?

***

Pagi merambat melalui jendela Eunha. Menjalar ke permukaan kaca hingga masuk ke celah kamarnya. Hingga sebuah gedoran pintu membangunkannya dari sebuah kegelapan alami atau biasa disebut mimpi.

"Una. Bangun woy! Nggak mau pergi ke sekolah lo?" tanya Jungkook yang masih menggedor-gedor pintu agar Eunha terbangun dari tidurnya.

Eunha mengucek kedua mata dengan ngantuk-ngantuk, ia mengambil ponselnya yang berada di atas nakas. Lagi-lagi Eunha mendengar suara gedoran dan teriakan yang ia sudah tau siapa orangnya. Akhirnya Eunha bangun dengan malas sambil menguap. "Apasih lo? Ganggu orang tidur aja!"

Jungkook yang masih terbingung dengan pertanyaan Eunha makin terbingung saat melihat penampilan Eunha yang sangat berantakan. "Lo kok masih pake baju tidur sih. Emang lo nggak ke sekolah hari ini?"

"Enggak, gue males."

Jungkook mengerutkan keningnya, "nggak biasanya lo gini."

Eunha menoleh ke arah Jungkook dengan bimbang, "aneh gimana?"

"Ya aneh. Biasanya kan Una yang gue kenal nggak pernah bolos sekolah. Juga tadi lo kenapa sok-sokan ngunci pintu segala? Biasanya juga pintunya kebuka lebar."

"Y-ya itu kan udah gue bilang tadi kalo gue lagi males pergi ke sekolah. Lagian emang kenapa kalo gue ngekunci pintu kamar gue sendiri?" ucap Eunha bergelagat aneh. Jungkook menyipitkan matanya ke arah Eunha. "Dan itukan karena gue cewek. Pasti gue juga ngehargain privasi gue sebagai cewek dong," lanjut Eunha.

"Sejak kapan lo berpikir sejauh itu? Setau gue lo bukan cewek yang ribet dengan urusan itu deh," sangkal Jungkook.

"YA! ini tuh beda."

Lagi-lagi Jungkook mengerutkan keningnya, "beda apasih? Sedangkan sempak lo aja pernah gue liat. Dengan tidak tau dirinya lo bilang kalo lo lagi ganti sempak di kamar gue." Eunha melotot mendengarnya, ah kejadian itu lagi. "Bener kan gue?"

Eunha mulai panik dan Jungkook mulai curiga. Eunha menggigit bibir bawahnya seolah berpikir alasan apa yang sesuai agar Jungkook dapat percaya padanya. Sebenarnya alasan Eunha tidak ingin pergi sekolah memanglah benar, kalau ia sedang malas pergi ke sekolah dan bertemu dengan hatters-nya saat ini. Dan soal kamar itu, alasannya karena ia takut bila tiba-tiba Jungkook datang ke kamarnya saat ia sedang menangis.

Jungkook menyanderkan kepalanya di kasur Eunha lalu memejamkan matanya. "Una.... Una... Ga usah bohong sama gue, gue ga bisa lo bohongin!"

"Haish, apasih ga jelas lo ah!" Eunha pergi meninggalkan Jungkook sendirian di kamar.

Jungkook yang merasa ditinggal sendiri bangkit untuk mengejar Eunha, "Eunha!"

"Apa?"

"Lo beneran nggak ikut ke sekolah?"

"Hm...." Eunha membuka pintu kulkas lalu mengambil air dingin dari dalam lalu meminumnya.

"Una... Marah ya sama Kookie?" tanya Jungkook dengan wajah memelas. Eunha menoleh saat dilihatnya Jungkook sedang menunduk merasa bersalah. Oh, ayolah siapapun juga akan tidak tahan bila melihat ekspresi Jungkook saat ini.

"Nggak kah. Una nggak marah kok sama Kookie," balas Eunha mencoba meyakini Jungkook.

"Jadi kenapa Una ga pergi ke sekolah sama Kookie?" tanya Jungkook lebih memelas, kali ini disertai dengan wajah puppy eyes-nya.

Zona Aman [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang