33 : The Last Of You.

1K 96 43
                                    

Aku pernah merasa bosan karena setiap hari ketemunya kamu lagi kamu lagi. Yang nggak pernah aku rasa, yaitu saat dimana kamu akan pergi jauh meninggalkan aku. Kalau aku tau rasanya sesakit ini, aku menyesal karena pernah bosan bersama kamu.

Detak jantungku berkata, aku ingin bersamamu sampai akhir hayatku. Bisakah kamu mewujudkannya?

Ending Scene - IU
⇆ |〈 ∥ 〉| ↻
01.54_________._____________03:10

Chanyeol dan Jaehyun sedang berada di ruang dokter. Mereka ingin tau bagaimana perkembangan Eunha.

"Sebenarnya melihat Eunha siuman dan terlihat mulai sehat sekarang ini, itu tidak wajar. Kalian bisa lihat melalui x-ray ini, ginjal kirinya rusak. Walau ginjalnya yang satu lagi masih sehat, tapi bagi pasien sepertinya satu ginjal saja tidak cukup. Sementara kami belum menemukan ginjal ganti untuknya. Selain itu itu tidak ada perkembangan untuk tangan kirinya. Jika terus seperti itu tangannya juga bisa diamputasi."

Keterangan dokter tersebut membuat Chanyeol dan Jaehyun saling pandang, melongo.

"Emm, apa ada masalah di bagian jantungnya, Dok? Soalnya Eunha terkadang meringis sakit di bagian dada," tanya Jaehyun.

"Tidak ada masalah mengenai jantungnya. Eunha hanya mengalami depresi berat dan kekhawatiran berkepanjangan. Hal itu membuat dadanya sering sesak dan jantungnya sering berdetak lebih cepat karena saking merasa takutnya. Kalian harus selalu ada untuknya, menenangkannya, supaya psikis Eunha tidak semakin buruk."

Jaehyun menghela napas gusar, Chanyeol semakin takut saja.

"Ta-tapi Eunha masih bisa bertahan kan, Dok?" tanya Chanyeol.

"Kita harus selalu was-was. Jangan biarkan Eunha sendirian."

>>><<<

"Na, aku ke toilet bentar ya."

Eunha mengangguk.

"Kamu jangan ke mana-mana."

"Oke."

Lalisa yang sudah balik dari Amerika mengajak Eunha jalan-jalan ke taman rumah sakit. Eunha memandangi kepergian Lalisa yang katanya mau toilet. Sisalah ia sendirian.

Eunha menghela napas, mengedarkan pandangannya pada bunga-bunga yang indah. Eunha hendak mengambil setangkai bunga melati namun terhenti saat suara seseorang berseru padanya.

"Sumpah ya lo itu kayak kutu! Susah banget dibasmi!"

Eunha menoleh. Dia menggigit bibir dalamnya saat melihat Yein berdiri sambil mendekapkan tangan di dada. Kembali Eunha menegakkan tubuhnya. Dia tersenyum.

"Udah lama nggak ketemu. Kayaknya sebulan," ucap Eunha.

"Banyak bacot! Gue kira lo udah mati!"

Eunha menghela napas. Ia berusaha membalik arah kursi rodanya agar menghadap Yein, mendekat sedikit ke Yein.

"Asal lo janji satu hal, gue akan pergi."

Zona Aman [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang