8 : MEMORIA (1)

1.1K 152 4
                                    

"Satu ..."

"Dua ..."

"Tiga ..."

Petak umpet adalah permainan yang sangat berkesan bagi sepasang sahabat ini. Saat mereka sedih, bahagia, galau, gundah, bosan, atau pun saat sedang menunggu makan siang, mereka selalu memainkannya.

"Empat ..."

"Lima ..."

"Enam ..."

Hari demi hari pun permainan tersebut mulai terlupakan ketika pohon besar yang rindang tempat si penjaga menghitung mulai gugur.

Namun, bukan berarti persahabatan mereka telah renggang.

Tapi karena mereka telah beranjak dewasa.

"Tujuh ..."

"Delapan ..."

"Sembilan ..."

Mereka telah dewasa dan memiliki berjuta kenangan. Dan sebagian besar tak lepas dari pohon yang kini hanya bersisa delapan daun kering di pokoknya.

"Sepuluh ..."

"Siap atau belum, aku datang."

Pohon yang berdiri di tanah lapang yang di antaranya terdapat beribu tanaman ilalang. Yang dulunya adalah sebuah taman indah.

Lalu di balik bungalah tempat persembunyian mereka. Tidaklah mudah mencari di ratusan jenis bunga. Itulah yang berbeda dari permainan ini.

Tetap berusaha menemukan satu sama lain walau tau seberapa lebar rintangan ini menerjang.

Dan tidak pernah menyerah.

"Kookie, ketemu!"

Eunha mendapati Jungkook sedang duduk bersembunyi di balik bunga mawar. Gadis mungil itu langsung memeluk Jungkook dengan wajah bahagianya.

"Duh, Una pinter banget sih mainnya. Masa secepat ini?" Jungkook menggerutu namun masih bisa mengacak-acak rambut Eunha dengan gemas.

"Iya, dong. Una ahlinya petak umpet." Eunha menunjuk dirinya dengan bangga.

"Una, awas!" Jungkook langsung menarik tangan Eunha yang hampir saja terkena duri dari tangkai mawar.

"Hampir aja."

"Una hati-hati dong."

Eunha terkekeh. "Una kok ceroboh banget sih orangnya? Pengen deh kayak Kookie yang selalu waspada." tanya dan jelas Eunha pada Jungkook.

Jungkook memperbaiki posisi duduknya. "Una memang ceroboh tapi jangan khawatir, kan ada Kookie di sini."

"Kookie akan selalu nemenin Una, kan? Iya, kan?"

Jungkook menangkup wajah Eunha. "Memangnya siapa yang berani misahin kita?"

"Kookie janji? Walau sampai Una jadi anak ternakal sekali pun di dunia ini, Kookie nggak akan ninggalin Una?"

"Iya, Na."

"Walau Una selalu salah dan selalu bikin Kookie sedih?"

"Iya, Una."

"Kookie nggak akan ninggalin Una walau Una sering buat Kookie marah?"

"Kookie nggak akan pernah marah sama Una."

"Kalau Kookie punya pilihan, antara punya seribu teman atau hanya punya Una sebagai temen Kookie, Kookie pilih yang mana?"

"Aku akan selalu milih kamu."

Jungkook melepas tangkupan wajahnya dan menggenggam erat ke dua tangan Eunha.

"Hal su issneun geon
Jeongwone
I sesange
Yeppeun neoreul dalmeun kkocheul piun daeum
Niga aneun naro sumswineun geot
But i still want you
I still want you."

Jungkook menyanyikan sepotong lagu yang berjudul 'The Truth Untold' yang artinya seperti ini, 'satu-satunya hal yang bisa kulakukan di taman ini, di dunia ini adalah untuk memekarkan bunga cantik yang menyerupaimu dan untuk bernapas seperti yang kau tau. Tapi aku masih menginginkanmu, masih menginginkanmu.'

Lalu Jungkook mengecup dahi Eunha dengan lama.

Tanpa mereka ketahui, hari itu adalah hari terakhir mereka bermain petak umpet. Hari yang tak pernah disangka-sangka. Karena esoknya adalah hari pertama mereka menginjakkan kaki di SMP. Pindah ke Seoul meninggalkan kenangan di Busan.

Dan meninggalkan pohon mereka.

Zona Aman [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang