Di gelap malam, saat hujan turun dengan derasnya.
Malam yang penuh ketakutan, kesakitan, keinginan untuk pergi dari dalam bus terbalik yang sudah berceceran genangan darah. Seorang anak kecil terbaring lemah tak dapat menggerakkan tubuhnya. Hanya tatapan blur dibalik air mata yang menampakkan orang-orang yang ia kenal terkulai sama sepertinya.
Malam itu seperti sepulang tamasya sekolah dari kebun binatang. Masih dalam pengawasan orang tua.
Dan anak kecil itu menangis, bukan hanya karena rasa sakit yang menjalar di seluruh tubuh, juga bukan hanya karena teman-temannya yang tentunya ia sayangi terluka parah. Yang mendominasi lebih adalah karena ia melihat sosok yang terbaring tak sadarkan diri di sisinya.
"Eomma ...."
Deg!
Chanyeol tersentak dari tidurnya. Langsung bangun dengan posisi terduduk. Napasnya tersengal dan bercucur keringat di dahi.
"Mimpi itu lagi."
Chanyeol mengusap pelipisnya. Kepalanya mendadak pusing. Lagi-lagi mimpi yang sama. Entahlah, Chanyeol capek menghitung sudah berapa kali. Satu-satunya ingatan Chanyeol yang tersisa saat ia bangun dari baringannya di rumah sakit.
>>><<<
"Pagi, Eomma, Appa!" sapa Eunha begitu turun dari kamarnya menuju meja makan dengan gembira.
"Pagi, sayang."
"Pagi, putri Appa."
Eunha menyampirkan tas sekolahnya lalu duduk di meja makan. "Mana Jungkook, Ma?"
Nyonya Jeon yang baru datang membawa sarapan pagi, dahinya berkerut. "Loh, harusnya eomma yang nanya itu."
Eunha heran. "Biasanya Jungkook duluan yang keluar."
"Kamu cek dulu coba," saran Appa.
"Emang harus bener dicek ini. Eunha ngecek Jungkook dulu, ya." Lalu Eunha berjalan menuju kamar Jungkook.
Sesampainya di sana, Eunha mengetuk pintu kamar. "Kook! Lo ngapain, sih? Kok lama?"
Tidak ada jawaban.
"Jungkook?"
Eunha memperkuat ketukannya. Tak lupa ia juga berusaha membuka dengan gagang pintu tapi Jungkook sedang mengunci pintu kamarnya.
"Jungkook, lo ngapain? Mandi ya?"
Masih tak ada sahutan.
Eunha semakin brutal. Ia pun berusaha mendobrak pintu tersebut masih terus memanggil-manggil nama Jungkook.
"Kook, jangan main-main! Buka pintunya!"
"Jungkook!"
"Jungkook brengsek, buka pintunya!"
"Jungㅡ"
Akhirnya Jungkook membuka pintu kamarnya.
Eunha terkejut saat mendapati wajah Jungkook yang memerah, begitu pula dengan matanya sendu dan gelap. Jungkook tampak sangat lemas.
"Ada apa sih, Na?" tanya Jungkook pelan namun suara seraknya dapat terdengar jelas.
"L-lo ke-kenapa?"
Jungkook menyentuh pelipisnya dengan mata memejam. "Gue nggak enak badan."
"Oh ya?" Eunha terulur menyentuh dahi Jungkook. Benar saja, suhu tubuh pria ini tinggi. "Lo demam, Kook."
"Hm, kayaknya gitu." Jungkook menyandarkan dirinya di dinding pintu karena kelelahan. "Izinin gue, ya. Gue nggak bisa sekolah hari ini."
Eunha terlihat sangat khawatir. Ia khawatir pada Jungkook, dan juga dirinya. Tiba-tiba pikirannya menerawang saat-saat dimana dirinya hadir ke sekolah tanpa Jungkook. Gadis yang malang, ia selalu di-bully dengan yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zona Aman [✓]
FanficBagaimana pendapatmu tentang persahabatan mereka? Romantis? Ya, itu yang dikatakan banyak orang. Apakah kamu juga akan mengatakan yang sama? #liskook #eunkook AYO REKOMENDASIKAN KE TEMAN-TEMANMU:)