Zona Aman [✓]

21 : MEMORIA (5)

Eunha itu ...

Akuilah dia memang antagonis. Dia membalas senyum yang diberi padanya dengan tatapan ketus.

Dia seperti, venus.

Tapi bahkan iblis sekalipun bisa menjadi pemeran utama dalam cerita romance.

Tidak ada yang mustahil di dunia ini. Itulah yang sering dikatakan pepatah.

Jung Eunha adalah pemeran utama dalam kisahnya bersama sang sahabat, Jeon Jungkook.

Tapi, bisa saja suatu hari pemeran utama itu tersingkirkan. Itulah yang membuat Eunha khawatir.

Oleh karena itu, dia memilih wataknya sendiri.

Antagonis.

Dan sebenarnya dua sahabat ini memang cocok. Karena akuilah Jungkook pun memang antagonis.

Dia juga memilih sendiri watak tersebut.

Dengan watak yang sama, mereka pun bahagia.

Tapi lupa, mereka melewati zona merah.

Mereka keterlaluan. Mengira mereka hanya butuh satu sama lain. Mengira perasaan mereka hanya bisa begitu-begitu saja. Serta melupakan di luar sana ada sosok lain.

Yang mulai mendekat dan mendekat untuk menghancurkan kristal perlindungan mereka.

Yang lalu membuat mereka menyesali semuanya.

Di kelas yang hening, SMP Hanguk, setelah pulang sekolah, Jungkook meniup-niup poni Eunha dimana Eunha sedang tertidur.

Eunha yang merasa gatal karena wajahnya bersentuhan dengan anak rambut, pun mulai terbangun. Samar-samar ia melihat Jungkook. Ia mengerang.

"Uh, Jungkook-ah ...," eluhnya dengan suara khas baru bangun tidur.

"Mau tidur sampai kapan, eoh?"

"Sampai guru masuk!" kesal Eunha kembali menyembunyikan wajah di antara ke dua lengan yang menjadi bantalnya.

"Guru nggak akan masuk lagi."

"Hm?" Wae?"

"Ada rapat karena mau ujian akhir."

"Serius?!" Seketika Eunha menegakkan tubuhnya. "Kok nggak bilang dari tadi?!"

"Gue. Udah. Berusaha. Bangunin. Lo. Dari. Tadi," jelas Jungkook dengan mengeja.

Eunha meringis. "Ya udah, ayo pulang." Eunha menyandang tasnya.

"Pulang? Nggak pernah tuh sejarahnya gue pulang jam segini?"

"Ya kan karena ada rapat, Jungkook."

"Kalau gitu ayo jalan-jalan."

"Mau kemana?" heran Eunha.

"Main ski."

>>><<<