30 : Please, Dont Leave Me!

968 107 2
                                    

O'clock - V ft RM.

Disarankan untuk menyalakan media di ponsel Anda...

Kini Jungkook dan Eunha selesai dengan dansa mereka. Dua insan itu sekarang sedang duduk di bangku taman dengan kesunyian malam.

"Bulannya purnama. Cantik banget," simpul Eunha menatap bulan itu.

"Kalau kata orang-orang dulu, bulan itu bisa menyampaikan pesan kita."

"Maksudnya?"

"Saat ada seseorang yang sedang lo rindukan, tulislah surat untuk bulan dan bulan akan mengantarnya pada orang itu."

"Oh ya? Apa itu benar?"

"Nggak tau. Gue nggak pernah coba sih."

Eunha melirik Jungkook. Memerhatikannya yang masih sibuk menatap bulan terang di langit sana. Lalu ia menghela napas pelan. "Kelak, gue juga akan tulis surat yang panjang untuk bulan."

Saat itu Jungkook menoleh pada Eunha.

"Karena kelak, akan ada orang yang gue rindukan. Di saat fajar telah sirna dan bulan telah tertidur, di saat cahaya biru yang ada bersama sekarang pun, lenyap," lanjutnya. "Tapi gue nggak tau kapan itu terjadi. Mungkin sebentar lagi."

Ekspresi Jungkook terlihat tegang, karena itu Eunha tersenyum untuk mencairkan suasana.

"Kita adalah anak bulan," seru Jungkook. "Kita hidup dan sekarat dalam waktu bersamaan. Kita nggak punya waktu panjang untuk menentukan. Pilihan-pilihan kecillah yang menentukan selangkah demi selangkah kemana kita akan pergi. Karena itu, jangan sampai ada penyesalan."

Benar. Apa pun yang terjadi sekarang dan untuk ke depannya. Apa pun pilihan yang sudah ditentukan.

Jangan sampai ada penyesalan.

Eunha menghela napas lagi. Kepalanya ia senderkan di bahu Jungkook dan mencari kenyamanannya sendiri. Tatapan Eunha sempat menyendu, tapi ia mencoba tersenyum kembali.

"Semuanya ... akan baik-baik aja, kan? Gue ... bisa lalui semuanya, kan?"

Jungkook mengangguk hebat. "Lo pasti bisa. Karena lo milik gue yang paling tangguh. Gue yakin lo bisa. Besok .... Lo harus bangun dengan senyum yang indah di wajah lo. Janji?"

Eunha mengangguk pelan. "Doakan gue selalu, ya."

"Gue pasti ... mendoakan lo sampai kapan pun."

Mata Jungkook memerah. Bahkan air itu sudah menggantung di pelupuk matanya. Tapi jangan sampai Eunha tau ia sedang menahan tangis sekarang. Eunha pasti akan semakin sedih.

Plis, Kook, jangan nangis ....

"Gue mau denger lo nyanyi, Jungkook."

"Nyanyi apa?"

Sialan, suara Jungkook malah terdengar serak.

"Terserah."

Jungkook menatap bulan itu lagi, kali ini dengan penuh harap. Lalu sebuah lagu muncul dalam benaknya. Pria itu mulai melantunkannya lewat suaranya yang lirih.

Eoneunal darege, gilgogin pyeonjireul sseosseo.
Neoboda hwanhajin anhjiman, jeogeun chotbureol kyeosseo.

Eunha hanyut dengan suara merdu Jungkook yang menenangkan malamnya. Perlahan ia menutup mata.

Eoseureuman gongwone, neoraehaneun ireummoreul sae
Where are you~ oh you~
Wae ulgo ineunji, yeogi nawa neo ppuninde.
Me and you~ oh you~

Zona Aman [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang