Jungkook ditugaskan untuk membawa buku tugas dari murid sekelasnya menuju ruang guru. Sedangkan Eunha hanya membantu membawa sebagian.
"Ngomong-ngomong, Kook, lo liat cangkir itu nggak?" tanya Eunha selama di perjalanan.
"Cangkir ap-ohh!! Cangkir itu! Udah gue balikin, kenapa?"
Eunha seketika menoleh pada Jungkook. "Sama Lalisa?"
"Iya."
"Terus gimana?"
"Apanya yang gimana?"
"Hubungan lo sama Lalisa."
"Ya ... ya gitu."
"Gitu gimana?"
"Kita udah mutusin buat cari jalan masing-masing."
Eunha keheranan. "Tunggu, tunggu!" Eunha mebghentikan langkah begitu juga dengan Jungkook. "Kenapa? Lo kan suka sama dia."
Jungkook menghendikkan bahu lalu kembali berjalan.
"Ihh, Jungkook! Serius!" Eunha mengikuti Jungkook.
"Mungkin karena ada yang lebih spesial buat gue," jawab Jungkook akhirnya tanpa menoleh.
"Siapa?"
"Jung Eunha."
"Hah?" Eunha kembali menghentikan langkahnya tetapi tidak dengan Jungkook. Pria itu berjalan tanpa memedulikan Eunha lagi.
Eunha terpaku di tempatnya menatap punggung Jungkook.
Buk!
Sebuah pot bunga dari lantai dua jatuh tepat di kepala Eunha. Eunha langsung terjatuh menyerakkan buku-buku yang ia pegang, darah mulai mengalir dari kepalanya, dan pandangannya memburam. Eunha melihat Jungkook langsung berlari menghampirinya bersama beberapa murid lain. Iris mata Eunha beralih ke lantai dua tepat di mana pot bunga itu terjatuh.
Lalisa?
Hanya sedetik Eunha dapat melihat sosok itu di sana sebelum menghilang dan pandangan Eunha pun menghitam.
>>><<<
Eunha mengerjapkan matanya. Nuansa putih menyambutnya bersama aroma obat-obatan. Eunha melirik sesuatu yang menggenggam tangannya. Jungkook sedang tertidur di kursi dengan bersandar di pinggiran kasur.
Eunha meringis kesakitan. Ia menyentuh dahinya yang sudah diperban melingkari kepala. Eunha kembali teringat akan sosok tadi. Itu memang Lalisa.
Eunha yakin itu Lalisa.
Tangan Jungkook bergerak. Pria itu baru saja bangun dari tidurnya. Yang sebelumnya Jungkook masih mengantuk, saat melihat Eunha sadar kantuk itu langsung menghilang.
"Na! Lo nggak apa-apa?!" tanya Jungkook panik.
Eunha tersenyum sambil menggeleng. "Kenapa kita ke rumah sakit?"
"Gue pikir UKS nggak bisa nangani. Jadi gue bawa ke sini aja." Jungkook mengusap tangan Eunha yang masih ia pegang. "Gue khawatir banget sama lo. Kalo gue tau siapa yang jatuhin tuh pot bunga, udah gue habisin orangnya. Lo juga, harusnya hati-hati."
Eunha manyun. "Gue kan nggak kepikiran buat nengok ke atas. Tau aja udah ketimpa."
Jungkook tersenyum tipis. "Lain kali kepikiran, ya."
Eunha membalas senyum Jungkook. "Iya, iya."
Dalam hati, Eunha berkata, 'gue nggak bisa kasih tau sekarang. Bisa aja gue salah.'

KAMU SEDANG MEMBACA
Zona Aman [✓]
FanficBagaimana pendapatmu tentang persahabatan mereka? Romantis? Ya, itu yang dikatakan banyak orang. Apakah kamu juga akan mengatakan yang sama? #liskook #eunkook AYO REKOMENDASIKAN KE TEMAN-TEMANMU:)