[07]

9.2K 678 10
                                    

Tiyan baru saja sampai rumah pada sore hari, Mobil juga sudah masuk ke garasi.

"Siapa di depan pintu?" Dan ketika ingin memasukki rumah, Tiyan mendapati seorang laki laki di depan pintu rumahnya.

Tiyab segera keluar dari mobil untuk memastikan.


"Lama banget sih lo."

Dan tak disangka, ternyata adik dari Tiyan.

"Gue kira siapa, udah panik aja gue." - Tiyan

Sementara sang adik hanya tersenyum.

Wisnu Pratama, itu nama adik Tiyan, laki laki. Pendidikan sekarang adalah sedang kuliah di salah satu perguruan tinggi. Sudah semester 5

"Lo kerja baru pulang jam segini bang?"

Tiyan mengangguk sembari membuka pintu

"Dari kapan lo dateng?" Tiyan bertanya

"Dari satu jam yang lalu ya njir, sampe habis cilok ceban gue, pekara nungguin lo doang"

Tiyan terkekeh, Dia melepas sepatunya, lalu segera masuk ke rumah lalu diikuti oleh Wisnu

"Tumben lo samperin gue? Mau minta duit?"

Wisnu berdecak "Gabut gue, papa sama mama kan ke singapura. Males banget sendirian" ucap Wisnu sembari mengambil minuman di dalam kulkas

"Disuruh tinggal sama gue aja nggak mau. Yaudah terima resiko" ucap Tiyan, lalu segera masuk ke kamar mandi untuk mencuci tangan dan kakinya

Sedangkan Wisnu berkeliling sejenak menatap rumah Tiyan

"Gede juga ya..."

"Hebat banget bang Tiyan, udah bisa beli rumah semewah ini, nggak sia sia kuliah di negeri orang" Wisnu berdecak kagum.



"Udah makan belum lo?" Tiyan bertanya sembari mendudukkan diri

Wisnu mendekat, dan duduk di sebelah abangnya "Kenyang sama cilok gue"

Tiyan hanya berdecih, lalu mengerluarkan sesuatu di saku celananya "Mau rokok kan?"

"Tahu aja abang ini"

Tiyan menggelengkan kepalanya, Lalu segera memberikan rokok untuk sang adik.

Tiyan pun juga mengambil satu batang untuk dinyalakan.

"Lo disekolah kagak nyebat ye bang?"

"Jarang" ucap Tiyan

".."

"Paling gue keseringan nyebat di rumah, atau nggak ya di warung sama anak anak lain"

Wisnu hanya mengangguk paham.


"Bang, lo serius?"

"Serius kenapa?"



"Serius mau bongkar bobroknya itu sekolah?"

Pertanyaan wisnu membuat Tiyan menghembuskan nafasnya "Yakin nggak yakin sih"

"...."

"Gue kan harus cari bukti bukti yang kuat dulu, dan juga gue nggak mungkin bisa bongkar sendirian"

"Iya juga."

".... "

"Lagian lo kenapa deh? Obsesi banget kayaknya sama kasus itu"

"Bukan obsesi, gue cuma pengen sekolah itu balik normal lagi kayak dulu"

Wisnu hanya mengangguk paham







PRATAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang