[09]

8.1K 660 2
                                    


Putri baru saja terbangun dari tidurnya. Seharian ini, dia tertidur dengan sedikit nyenyak. Karena semalam badannya terasa tidak enak untuk tidur.

Putri keluar dari kamar, dia melihat keadaan rumahnya, hanya ada asisten rumah tangga yang tengah membersihkan Rumah.

"Bibi Ina."

Bibi Ina yang sedang menyapu lantai menoleh, lalu segera mendekat ke Putri

"Putri kok bangun?"

Putri mengangguk "nggak bisa tidur lagi bi. Soalnya dari pagi tidur, ini jam berapa?"

"Jam setengah 1. Putri mau makan?"

Putri mengangguk lemas, sembari bersandar di kursi makan.

"Bibi siapin dulu ya? Tunggu." Bibi Ina segera ke arah dapur untuk mengambil makanan untuk Putri.

Putri menghela nafas, dia masih lemas untuk hari ini.

Tak berselang lama, Bibi Ina datang sembari membawa makanan dan minuman untuk Putri.

"Makan dulu, biar perutnya nggak kosong"

Putri mengangguk "makasih ya bi"

Bibi Ina hanya tersenyum, lalu segera melanjutkan pekerjaannya.

Putri mulai menyendok makanannya perlahan. Dia mengunyah makanan tersebut sembari terdiam dan merenung.

Papa sama Mama apa nggak pernah peduli ya sama gue? Setiap gue sakit, pasti yang rawat gue cuma Kak Dimas, sama Bibi Ina

Sepertinya, Putri sedang memikirkan kedua orang tuanya, yang hampir setiap hari tidak ada di rumah. Pastinya mereka tengah sibuk dengan pekerjaan mereka masing masing.

Tak sadar, air mata Putri keluar begitu saja.

Putri segera mengusap air matanya, dan melanjutkan makan.

Tapi entah, semakin dibayangkan, semakin ingin menangis.

Dan akhirnya Putri makan sembari terisak pelan, agar tidak terdengar oleh Bibi Ina.

Berulang kali Putri mengusap air matanya, lalu melanjutkan makan. Dan itu terus dia lakukan.

Kalau gue ditakdirkan buat lahir kembali, gue lebih memilih jadi anak dengan keluarga yang sederhana aja.

"Putri kenapa nak?"

Putri segera mengusap air matanya, karena mendengar suara Bibi Ina "Gapapa Bi, Putri pusing"

Bibi Ina sangat tahu, kenapa Putri seperti ini. Karena dia tidak sekali dua kali melihat Putri menangis sendirian.

"Putri kalau ada apa apa, cerita ke Bibi ya?" Ucap Bibi Ina sembari mengelus kepala Putri lembut.

Putri mengangguk "makasih ya Bi"

Bibi Ina tersenyum lalu mengusap air mata Putri "udah nggak boleh nangis. Habis makan, minum obat terus langsung tidur lagi"

Putri mengangguk sekali lagi, Lalu segera melanjutkan makan. Walaupun perutnya terasa tidak enak, tapi Putri tidak ingin membuat kecewa Bibi Ina.

.
.
.
.
.

Setelah selesai makan dan minum obat, Putri segera kembali ke kamarnya, dia menidurkan dirinya lalu menatap langit langit atap.

"Papa sama Mama bahkan nggak tanya kabar gue sama Juna.."

"Apa mereka bener bener nggak sayang sama gue sama adek?"

Putri menghela nafas panjang, lalu mencoba memejamkan matanya. Karena badan dia masih terasa berat dan tidak enak, Dia ingin tiduran saja.

PRATAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang