[24]

7.6K 450 31
                                    

Menjelang malam, Putri tengah bersiap siap untuk pergi menghadiri reuni SMP nya.

Hari ini dia akan datang bersama Raka, karena mereka memang telah bersama dari kecil.

Bian yang akan menjemput, sebenarnya Bian sedikit keberatan jika ada Raka, karena dia ingin berdua saja dengan Putri. Namun Putri yang menolak jika hanya berdua saja, karena Raka adalah sahabatnya.

"Bian jadi jemput kagak sih Put?"

Putri mengangkat kedua bahunya "Nggak mau jemput ya berangkat sendiri lah kita"

Raka mendengus, dia mengeluarkan ponselnya dan menuliskan sesuatu.

"Pak, Kita mau berangkat ke acara reuni, tapi dijemput Bian"

Dan ternyata Raka mengirim pesan kepada Tiyan untuk melaporkan bahwa dia dan Putri akan menghadiri reuni bersama dengan Bian.

"Ka, Bian udah jemput"

Raka memasukkan ponselnya ke saku, lalu segera menyusul Putri untuk ke arah mobil Bian.

Bian menurunkan kaca mobilnya, lalu menyapa Putri.

"Put, lo bisa duduk di depan" — Bian.

Baru saja Putri ingin membuka Pintu depan, Raka langsung menerobos dan terduduk di sebelah Bian.

"Apa apaan lo, gue minta Putri yang di sini, bukan lo" — Bian tampak protes.

"Gue yang duduk di sini, atau nggak berangkat sekalian?"

Bian berdecak kesal, lalu memukul stirnya dengan pelan. Sedangkan Putri hanya menggelengkan kepalanya, dan berakhir dia yang terduduk di belakang.

.
.
.
.

Di perjalanan tampak hening, karena Bian enggan berbicara dengan Raka. Padahal dia sudah menyusun kata kata dan pembicaraan kepada Putri, hitung hitung untuk memperhalus pendekatannya.

Namun semua gagal karena ulah Raka.

Sementara Raka terdengar bersiul, dia mengambil ponselnya dari dalam saku.

"Jam berapa acara selesai?"

Ternyata Tiyan membalas pesannya

Raka segera membalas

"Sampai selesai pak, saya curiga kalau Bian bakalan macem macem sama Putri"

Raka menghela nafas, dia memang curiga dari awal kepada Bian. Tidak mungkin Bian tiba tiba mendekati Putri dengan gencar seperti ini jika tidak ada sesuatu. Maka dari itu dia bercerita kepada Tiyan dan memintanya untuk melindungi Putri.

'Apa yang direncanakan sama Bian? Kayak tiba tiba banget dia deketin Putri, padahal dia tahu kalau Putri udah ada Pak Tiyan'


.
.

Sementara Tiyan yang sedari tadi bertukar pesan kepada Raka, terdiam sesaat, Dia memikirkan cara agar dapat keluar dari tempat ini.

"Selamat malam Kak Tiyan, saya ingin memeriksa keadaan Kakak terlebih dahulu"

Seorang tenaga medis segera memeriksa kondisi Tiyan.

"Demam kak Tiyan sudah turun, dan suhu badannya mulai normal ya. Itu berarti obatnya merespon dengan baik"

"..."

"Apa kak Tiyan ada keluhan di kepala?"

Tiyan menggelengkan kepalanya "Saya ingin pulang sekarang"

"Tidak bisa ya kak, karena kondisi Kak Tiyan belum terlalu pulih"

"Saya tidak apa apa, saya ingin pulang"

PRATAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang