Oma Elisa dan juga Mama Fitri tengah berada di lorong apartemen. Setelah berbelanja kebutuhan, mereka berdua ingin mengunjungi Tiyan sekaligus Oma Elisa ingin meminta maaf kepada sang cucu karena sudah bersandiwara
"Duh, Iyan pasti masih marah sama mama"
"Jelasin pelan pelan ma, pasti Tiyan ngerti"
Oma Elisa mengangguk.
"Mama, itu Putri kan" Mama Fitri yang menatap lurus ke depan tidak sengaja melihat Putri
Oma Elisa ikut menatap ke arah depan, setelah itu segera mendekat.
Sementara itu, Putri memang tengah berjalan berlawan arah dengan Oma Elisa dan Mama Fitri. Dia tidak mengetahui karena posisinya sedikit menduduk dan sesenggukan.
"Putri"
Putri menghentikan langkahnya ketika ada yang memanggil. Dia menatap ke arah panggilan tersebut.
"Putri kenapa nangis?!" Oma Elisa terkejut melihat keadaan Putri.
Putri mengusap air matanya "Gapapa Oma, Putri cuma kelilipan"
"Jangan berbohong, kelilipan kok sampai sesenggukan" — Oma Elisa
"Putri diapain sama Tiyan?" Mama Fitri bertanya
Putri menggelengkan kepalanya "Kak Tiyan nggak apa apain Putri kok ma"
"..."
"Putri pamit pulang dulu ya, soalnya persiapan berangkat kerja"
Setelah berpamitan, Putri melanjutkan perjalanannya.
Namun tiba tiba saja kepalanya terasa pening, pandangannya mendadak kabur.
Bruk!
"Putri!"
Oma Elisa dan juga Mama Fitri terkejut melihat Putri terjatuh dengan keras.
"Fitri, Putri kejang!" Dan semua semakin panik melihat Putri mengalami kejang secara tiba tiba.
"Panggil Iyan Fitri!"
Mama Fitri mengambil ponsel, lalu segera menghubungi anak sulungnya agar keluar dari apartemen, sementara oma Elisa mencoba memberikan pertolongan pertama dengan memiringkan badan Putri agar jalan nafasnya tetap terbuka.
.
.
.Tiyan keluar dari kamarnya, dia melihat jika di meja makan sudah ada makan siang untuknya, namun Putri tidak terlihat.
"Apa Putri pulang?"
Tiyan bergeming
Drrrtt
Ponsel Tiyan bergetar, ada panggilan masuk dari sang mama.
"Iya ma?"
"Tiyan, keluar sekarang. Mama ada di depan unit kamu"
"Tumben mama ke sini?"
"Cepet keluar! Putri tiba tiba kejang."
Mendengar pernyataan sang mama, tubuh Tiyan menegang. Dia mematikan telfonnya, lalu segera keluar dari apartemen.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRATAMA
RandomPepatah yang mengatakan "Cinta itu Buta" memang benar adanya. OC [21+ Area]