Setelah menempuh perjalanan kurang lebih dua jam, Putri sampai di kota kelahirannya, setelah dari stasiun, Putri langsung menuju ke arah museum karena memang jaraknya lebih dekat.
Putri keluar dari taksi dan berlari memasuki museum dengan perasaan khawatir.
"Putri" Leona berlari kecil ke arah Putri yang sedari tadi sudah dia tunggu
"Kak, kenapa?"
"Ayo ikut aku dan kamu lihat sendiri"
Putri segera dibawa oleh Leona untuk ke arah ring atas untuk mengetahui keadaan Tiyan.
Setelah berada di ring atas, Leona segera membuka pintu
"Kamu lihat sendiri"
Putri menatap Tiyan yang sedang berada di ring bersama seorang laki laki yang notabene adalah salah satu tawanan mereka.
Putri bisa melihat jika Tiyan memukuli orang tersebut hingga tersungkur.
"Itu adalah preman kesekian yang menjadi korban"
"...."
"Saya belum pernah melihat Master Tiyan semarah itu ketika putus dengan kekasihnya, sekalipun dengan Kak Olivia"
Putri masih menatap Tiyan yang masih saja memukul tanpa ampun preman tersebut.
"Kak Tiyan!" Dan akhirnya Putri berteriak.
Tiyan yang baru saja ingin menghajar segera mengurungkan niatnya dan menatap ke arah pintu utama.
'Sejak kapan Putri ada di sini?'
BUGH!
"MASTER!"
Dan tiba tiba saja Tiyan tersungkur karena preman tersebut memukul Tiyan dengan sangat keras.
Para pengawal sudah bersiap ingin membalas tawanan tersebut, namun Tiyan mengangkat tangannya, mengisyaratkan agar tidak membantunya.
Tiyan berdiri, dia melepaskan kain yang melilit tangannya
"Bawa ke rumah sakit, bilang jika dia menjadi korban perampokan"
"Baik Master"
Setelah melepaskan kain, Tiyan turun dari ring untuk mendekat ke arah Putri dan juga Leona.
"Kak Tiyan—"
Plak!
Dan tanpa diduga, Leona mendapatkan tamparan dari Tiyan
"Kak! Kenapa malah kak Leona ditampar?"
"Siapa yang menyuruh kamu untuk berbuat lancang seperti ini, Leona?" Tiyan tidak mengindahkan pertanyaan Putri.
"M-maaf Master, saya rasa kak Putri harus segera tahu hal ini, Master sulit untuk diatur"
"Kamu" Tiyan ingin sekali marah dengan Leona, karena dia lancang telah memberitahu Putri atas tingkahnya selama ini.
Tiyan tidak ingin Putri tahu ketika dia sedang mengeluarkan amarah.
"Kak Leona, aku obati—" Belum sempat Putri berbicara, Tiyan segera menarik tangannya untuk dibawa ke luar.
.
.
.Tiyan menarik Putri menuju ke ruangan pribadinya di Museum
Dengan keadaan telanjang dada, Tiyan membuka ruangan tersebut dan menguncinya dari dalam
"Leona yang memberitahu kamu?"
Putri mengangguk ragu
"Jangan kayak gitu kak, kasihan sama orang tadi"
KAMU SEDANG MEMBACA
PRATAMA
RandomPepatah yang mengatakan "Cinta itu Buta" memang benar adanya. OC [21+ Area]