Tiyan sedang berada di ruang rahasia miliknya, dia sedang memeriksa ponsel milik Pak Satrio yang dia rampas tadi siang.
Dengan cekatan, Tiyan memeriksa apakah video Putri dan siswi lain yang sedang berada di toilet sudah tersebar atau belum.
Setelah diperiksa, ternyata video milik Putri belum disebarkan oleh kepala sekolah biadab itu, tapi sebagian video siswi lain sudah diperjual belikan melalui aplikasi chat yang dapat mengakses akun akun dewasa.
Tiyan berdecak, dia lega sekaligus marah, karena sebagian video siswi tersebut telah tersebar. Dia jadi teringat kejadian sang adik, yang juga sempat direkam diam diam oleh salah satu guru di sana, dan disebar luaskan hingga sang adik mendapatkan perundungan.
Tiyan yang saat itu sangat marah, segera mencari keberadaan guru tersebut, menyeretnya ke dalam penjara bawah tanah dan menyiksanya hingga guru tersebut tewas mengenaskan
Tiyan tidak akan ditangkap oleh kepolisian, karena ada sebuah kesepakatan antara kelompoknya dan pihak kepolisian tersebut.
Selagi Tiyan membinasakan orang orang kejam, aparat tersebut akan membiarkan.
Tiyan menghembuskan nafas, dia berniat ingin menghapus seluruh video tersebut.
Namun tanpa sengaja dia memutar video milik sang kekasih yang sedang berada di toilet tersebut.
Tubuh Tiyan mendadak kaku.
Dengan posisi masih terkejut, Tiyan menatap video tersebut tanpa berkedip, jantungnya berpacu dengan cepat, dan tiba tiba saja ada sesuatu yang menegang.
Tiyan segera tersadar dan menghapus video tersebut beserta video lainnya.
Setelah selesai menghapus, Tiyan beranjak dan berlari ke kamar mandi, dia menutup pintu dengan sedikit keras.
"Brengsek" Tiyan mengusap wajahnya, dia tidak ingin wajah sang kekasih menjadi objek bayangan liarnya.
"Jangan menjadi lelaki brengsek Tiyan, fokus dengan tujuan utama"
Tiyan segera ke wastafel untuk mencuci wajahnya agar kembali segar.
Namun sekali lagi, Tiyan adalah laki laki biasa. Dia tidak akan bisa mengontrol sesuatu dengan cepat di dalam dirinya, apalagi dia telah berkutat dengan hal hal menjijikkan seperti itu dalam kurun beberapa tahun
"Shit!"
Tiyan terduduk di closet, dia mengatur nafasnya sejenak, bayangan sang kekasih masih berada di dalam pikirannya.
'Putri, maafkan saya'
Putri sedang berada di perpustakaan bersama dengan Zoya dan Bian.
Entah, akhir akhir ini Bian selalu bergabung bersama Putri dan teman teman dekatnya.
"Putri, kayak gini bener nggak sih?" Bian bertanya kepada Putri tentang sebuah materi.
"Udah bener kok, tinggal digabung aja rumusnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
PRATAMA
RandomPepatah yang mengatakan "Cinta itu Buta" memang benar adanya. OC [21+ Area]